Tuntaskan Ketunaaksaraan pada 2015

NERACA

Pemerintah berkomitmen untuk menuntaskan ketunaaksaraan pada 2015. Berdasarkan kelompok usia, saat ini terdapat sekitar 500 ribu tuna aksara untuk kelompok usia 15-24 tahun, sekitar 2 juta untuk kelompok usia 25-44 tahun, dan 3,9 juta untuk kelompok usia 45-59 tahun.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengentaskan ketunaaksaraan yang terintegrasi dengan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, serta dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui upaya ini dapat diwujudkan  pemberdayaan masyarakat yang mampu menghasilkan aksarawan yang lebih cakap, berkarakter, dan meningkatkan kualitas kehidupannya.

Pemerintah mengharapkan komitmen semua pihak untuk keaksaraan orang dewasa tidak lagi sebagai gerakan yang berorientasi pada upaya menuntaskan tuna aksara. Namun lebih kuat lagi menjadi gerakan masyarakat yang mampu mengurangi kesenjangan pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, keberaksaraan mampu meningkatkan perannya dalam pembangunan, antara lain bidang ekonomi, budaya, dunia informasi digital dan mewujudkan Indonesia yang damai, adil dan makmur.

Nuh melanjutkan, program peningkatan keaksaraan yang dilaksanakan baik ditingkat nasional, daerah maupun masyarakat yang meliputi pendidikan keaksaraan usaha mandiri, pendidikan keaksaraan dasar, program kecakapan hidup, penguatan kualitas tenaga tutor diyakini mampu turunkan angka tuna aksara, dan perluasan akses bahan bacaan pada Taman Bacaan Masyarakat di ruang publik.

“Upaya pemerintah menurunkan jumlah tuna aksara selama ini menunjukan hasil yang memuaskan. Setidaknya hal itu terlihat dari penurunan prosentasi angka tuna aksara menjadi 95,6 % atau tinggal sekitar 6,7 juta orang yang tuna aksara hingga 2011,” jelasnya.

Nuh menambahkan, disparitas antar provinsi juga menunjukan penurunan yang signifikan yaitu hanya tersisa dua provinsi dengan prosentase tuna aksara orang dewasa di atas 10 %. Dua provinsi itu yaitu Papua dan Nusa Tenggara Barat. Meski provinsi yang prosentasenya kecil masih memiliki angka absolut tuna aksara yang cukup besar, karena jumlah penduduk yang besar seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

“Pemerintah berkomitmen untuk menuntaskan ketunakasaraan pada 2015. Berdasarkan kelompok usia, terdapat sekitar 500.000 tuna aksara untuk kelompok 15-24 tahun sekitar 2,3 juta untuk kelompok usia 25-44 dan 3,9 juta untuk kelompok 45-59 tahun,” jelasnya.

Hingga bulan ini, Indonesia telah berhasil menurunkan angka tuna aksara lansia hingga tinggal 4,43 persen atau 6,7 juta orang. Disparitas antarprovinsi juga semakin baik. Kini hanya tersisa tujuh provinsi dengan jumlah tuna aksara di atas 200 ribu orang yang awalnya sembilan provinsi pada 2010. 

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…