Indonesia Raih Penghargaan Aksara King Sejong

NERACA

UNESCO berikan penghargaan kepada pemerintah karena dianggap berhasil dalam program penuntasan tuna aksara orang dewasa di Indonesia.

Sebagai upaya keberaksaraan, UNESCO mencanangkan Dekade Keaksaraan. Dekade ini ditujukan untuk meningkatkan tingkat melek aksara dan memberdayakan seluruh masyarakat.

Pada awal United Nations Literacy Decade (UNLD), tahun 2003, ada 15,41 juta orang buta aksara di Indonesia. Pada tahun 2010, jumlah itu menyusut menjadi 7,54 juta orang. Artinya, Indonesia lebih cepat melampaui target Millenium Development Goals (MDGs) yang menyepakati penurunan 50% buta aksara pada tahun 2015. Sebab pemerintah meyakini bahwa awal dari peradaban adalah keaksaraan itu sendiri yang berjalan dari masyarakat yang belajar. Kemampuan baca tulis dan berhitung itu sifatnya berkelanjutan.

Pada tahun ini Indonesia kembali mendapatkan Penghargaan Aksara King Sejong dari UNESCO. Suatu penghargaan yang diberikan kepada pemerintah dan/atau organisasi yang dianggap berhasil dalam program penuntasan tuna aksara orang dewasa. Pemberian penghargaan dilaksanakan di Paris pada 6 September.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kemdikbud Lydia Freyani Hawadi mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai program seperti tuna aksara dasar yang dikombinasikan dengan kewirausahaan. Selain itu, perluasan taman bacaan masyarakat (TBM) di ruang publik, serta peningkatan kapasitas profesional tutor.

“Kita berhasil mendapatkan penghargaan ini karena dianggap UNESCO berhasil dalam peningkatan mutu penuntasan tuna aksara yang terintegrasi,” katanya pada diskusi publik yang disiarkan langsung dari Studio Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Jakarta, bekerjasama dengan Radio KBR 68H, Kamis (6/09).

Lydia mengatakan, sejak 2009, pemerintah telah mendesain ulang program-progam penuntasan tuna aksara. Pada program keaksaraan dasar, kata dia, penyandang tuna aksara dilatih baca tulis hitung (calistung) oleh tutor. Setelah menguasai, pada tahap berikutnya mereka mengikuti program keaksaraan usaha mandiri. “Untuk meningkatkan kompetensi keberaksaraannya mereka diberikan kemandirian untuk usaha,” katanya pada diskusi yang dipandu penyiar Dede Riani.

Tahap selanjutnya, kata Lydia, mereka mengikuti program multikeaksaraan untuk memelihara dan mengembangkan keberlanjutan keberaksaraan. Caranya ditempuh dengan mengenalkan internet, seni budaya, dan bahasa ibu. “Mereka juga dilibatkan membuat Koran Ibu,” katanya.

Lydia menambahkan, pemerintah juga mencanangkan ada satu TBM di setiap 10 kecamatan. Untuk mewujudkannya, pemerintah menganggarkan Rp 35 juta untuk setiap rintisan TBM. “Buku-buku yang ada harus sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat setempat,” katanya

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…