Tata Kelola Usaha Masih Bersifat Tradisional - Petani Jabar Masih Buruk Dalam Manajemen Pengelolaan Produk

NERACA

Bandung - Para petani Jawa Barat dinilai masih terkendala dengan masalah manajemen mengelola produknya. Akibatnya, petani di Jawa Barat menjadi sulit untuk mengembangkan hasil produksinya karena tata kelola usahanya yang masih bersifat tradisional.

“Yang dimaksud dengan kendala manajemen kelola produknya itu mulai dari pengelolaan hasil produk, sortir, pengepakan," kata Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jabar Dody Firman Nugraha di Bandung, Senin.

Menurut Dody, akibat atau dampak lainnya dari kondisi tersebut adalah nilai jual produk hasil pertanian yang dihasilkan menjadi rendah.

Dody menyebut, tata kelola manajemen yang terbatas itu juga membuat posisi petani kurang strategis karena tidak bisa menentukan harga jual hasil produk pertanian. “Jadi keuntungan yang diperoleh petani hanya 30% sedangkan sisanya oleh tengkulak dan industri. Padahal resiko petani itu paling besar dibandingkan stake holder lainnya,” tandasnya.

Faktor penghambat kemajuan petani, imbuh Dody, adalah persoalan pengetahuan sikap dan keterampilan atau mental petani dinilai masih kurang kuat. “Sehingga para petani sering pasrah ketika menghadapi permasalahan soal gagal panen, kerosotan harga, dan lainnya,” tutur dia.

Oleh karena itu, lanjut Dody, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jabar terus berupaya melakukan pembinaan para petani melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan, studi banding dan pemberian peralatan pengolah produk. “Kemudian kami juga membantu pemasaran produk petani dengan cara membantu mengkomunikasikan dengan pelaku pada sektor hilir,” ujarnya.

Dia juga menuturkan, sejumlah asosiasi berhasil dirangkul oleh pihaknya seperti Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Asosiasi Pasar Tani (Aspartan) dan Asosiasi ekspor Sayur Buah Indonesia (AESBI).

“Menurut kami, cara tersebut dinilai cukup efektif untuk merangsang para petani di Jabar agar bisa meningkatkan produksi dan kualitasnya melalui tata kelola manajemen yang baik dan benar,” terang dia.

Tanam Padi

Sementara itu di Cirebon, meski kemarau terus berkepanjangan, namun sejumlah petani di Kempek Kabupaten Cirebon mencoba tanam padi mereka mengandalkan pasokan air dengan cara pompanisasi.

Nuryanto, petani di Desa Kempek, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, mengatakan, kemarau berkepanjangan lahan pertanian di daerah Pantura Kabupaten Cirebon kesulitan air, tapi sejumlah petani didesanya mencoba tanam padi dengan mengandalkan pompanisasi.

“Lahan pertanian di Kempek masih bisa mengairi sawah dengan pompa, karena saluran irigasi mengering harapannya hujan segera datang supaya biaya tanam terbantu,” katanya di Cirebon, Senin.

Menurut Nuryanto, biaya tanam padi di lahan tadah hujan memasuki musim kemarau cukup tinggi, karena modal solar mahal untuk mesin pompa, namun jika panen berhasil petani tetap untung dibandingkan sawah terlantar.

Sementara itu Kasiani petani lain mengaku, tanam padi musim kemarau resiko gagal panen cukup tinggi, namun dirinya yakin pasokan air akan terpenuhi meski mengandalkan pompanisasi.

Tingginya minat tanam padi petani Pantura Kabupaten Cirebon, kata dia, tetap produktif meski kemarau panjang harapan mereka hujan segera datang untuk meringankan modal tanam.

Kepala Bulog Sub Divre Cirebon Benhur menuturkan, minat tanam padi petani di daerah Pantura Kabupaten Cirebon masih tinggi, kemarau panjang mereka berusaha untuk tanam, meski mengandalkan pasokan air dengan cara pompanisasi.

Minat taman padi tinggi produksi terus meningkat, kata dia, meski kemarau panjang persediaan beras Cirebon aman, karena hasil panen musim tanam sebelumnya maksimal.

BERITA TERKAIT

Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, Denny JA: Tiga Penyair yang Melakukan Lompatan Besar Dunia Puisi Indonesia

NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…

LKPJ Program APBD 2023 Kota Depok: - DPRD Nilai Positif Kinerja TAPD Bisa Raih WTP ke-14

NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…

Sri Agustin, Nasabah Mekaar Yang Dipuji Jokowi Berbagi Tips Eksis Jalani Usaha Sambel

NERACA Jakarta – Masih ingat Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, Denny JA: Tiga Penyair yang Melakukan Lompatan Besar Dunia Puisi Indonesia

NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…

LKPJ Program APBD 2023 Kota Depok: - DPRD Nilai Positif Kinerja TAPD Bisa Raih WTP ke-14

NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…

Sri Agustin, Nasabah Mekaar Yang Dipuji Jokowi Berbagi Tips Eksis Jalani Usaha Sambel

NERACA Jakarta – Masih ingat Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM…