Banyak Diburu, Harga Emas Antam Tembus Rp 588.200 Per gram

NERACA

Jakarta – Terus meroketnya harga emas dunia, rupanya memberikan dampak positif bagi penjualan PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Pasalnya,  harga emas Antam unit bisnis pengolahan dan pemurnian logam mulia terus mengalami peningkatan seiring animo masyarakat yang masih meyakini investasi dalam bentuk komoditas itu menjanjikan keuntungan.

Tercatat Senin awal pekan kemarin, perdagangan emas Antam ukura satu gram meningkat 1,55% menjadi Rp 588.200. Sedangkan pada awal pekan lalu harga emas Antam hanya sekitar Rp 579.000 per gramnya. Sementara itu, harga emas batangan ukuran dua gram sebesar Rp1,136 juta. Lalu lima gram dan 10 gram masing-masing Rp2,791 juta dan Rp5,542 juta.

Menurut ekonom dari Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih, terus merangkaknya harga emas memicu minat masyarakat domestik untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk emas sudah mulai meningkat, “Meski masyarakat ritel masih cenderung berinvestasi dalam bentuk emas perhiasan, namun secara tidak langsung kondisi itu meningkatkan harga emas,”katanya.

Dia mengatakan, investasi dalam bentuk emas batangan maupun perhiasan juga lebih mudah dibandingkan menempatkan dana investasi dalam bentuk saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). "Investasi dalam bentuk emas lebih mudah dibanding saham, masyarakat cukup datang ke Antam dan mendapatkan sertifikat,"ujarnya.

Sementara Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, paska the Fed merilis stimulus moneter, emas mengalami kenaikan. Investor memburu emas sebagai alat lindung inflasi ketika kebijakan moneter melonggar. "Ketika bank sentral besar mengkoordinasikan langkah mereka dalam mencetak lebih banyak uang dan kebijakan stimulus, kondisi itu akan meningkatkan nilai untuk emas,"jelasnya.

Dia memperkirakan, harga emas masih mempunyai ruang kenaikan. Pasalnya masyarakat dalam negeri saat ini sudah mulai sadar berinvestasi dalam bentuk emas dan hal itu dikarenakan emas dapat dijadikan 'hedging' (lindung nilai). "Jika emas mengalami tekanan diproyeksikan juga hanya dalam waktu jangka pendek. Kondisi itu juga tidak membuat masyarakat domestik khawatir dikarenakan emas memiliki kecenderungan naik," katanya.

Sebagai informasi, harga emas dunia Senin awal pekan (17/9) berada di posisi US$ 1.771 per ons atau sedikit menurun 0,80 poin (0,05%) dibanding hari sebelumnya. Sebelumnya, Marketing Manager Logam Mulia Refinery Bussiness PT Aneka Tambang, Bambang Wijanarko pernah bilang, minat investasi masyarakat dalam bentuk emas atau logam mulia terus meningkat seiring dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cenderung bergerak melemah, “Naiknya harga emas dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah yang cenderung melemah terhadap dolar AS,"paparnya.

Sejak 2010, lanjut Bambang, penjualan emas kepada masyarakat terus mengalami peningkatan. Pada dua tahun lalu tercatat sebanyak tiga ton terjual ke masyarakat, kemudian pada berikutnya terjadi peningkatan sebesar 100% menjadi enam ton.

Sementara di sepanjang semester I 2012 emas terjual sebanyak 3,6 ton dengan harga rata-rata Rp490.000 per gram. "Masyarakat lambat laun sudah mulai sadar berinvestasi dalam bentuk emas, hal itu dikarenakan emas dapat dijadikan 'hedging' (lindung nilai) di tengah kondisi ekonomi yang cenderung bergerak melambat," ujar dia.

Kata Bambang, jika diperhatikan dalam jangka panjang harga emas selalu naik. Hal itu dikarenakan emas di dunia memiliki stok terbatas dan sedangkan permintaan akan emas berangsur-angsur naik misalnya untuk perhiasan, atau investasi seiring dengan terus bertambahnya jumlah populasi manusia. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…