IDB Group Mobilisasi Dana US$3,3 Miliar

NERACA

Jakarta--The Islamic Development Bank (IDB) Group akan menggalang perusahaan swasta dari sejumlah negara Timur Tengah untuk meningkatkan investasi hingga sekitar 3,3 miliar di Indonesia. "Kami akan memobilisasi sumber dana dari IDB Grup untuk lebih meningkatkan investasi di Indonesia," kata CEO Corporation Islam untuk Pengembangan Sektor Swasta (ICD) IDB, Khaled Al-Boodi, di Gedung BKPM, Jakarta, Senin.

Menurut Khaled, berbagai sektor investasi yang dimasuki antara lain perbankan dan keuangan, sektor jasa rumah sakit, sumber daya alam. "Jasa keuangan juga menjadi salah satu prioritas kami di sini," ungkapnya

Lebih jauh Khaled menjelaskan, alasan IDB Group untuk lebih menambah investasi di Indonesia sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air yang relatif masih tinggi di atas kisaran enam persen. "Pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut telah mendorong peningkatan jumlah kalangan menengah di Indonesia," ujarnya

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Chatib Basri mengatakan, menyambut baik rencana investasi IDB Group untuk masuk lebih jauh ke Indonesia. "Ini merupakan momentum yang harus ditangkap karena selama ini jumlah investasi negara-negara Timur Tengah di Indonesia masih relatif kecil atau baru sekitar 7 juta dolar AS pada akhir tahun 2011, yang berasal dari Uni Emirat Arab," jelas Chatib

Pada kesempatan itu IDB Grup dan BKPM menandatangani nota kesepahaman (MoU) peningkatan kerja sama investasi, yang diawali dengan penyediaan informasi, pembukaan perwakilan di Indonesia, untuk selanjutnya memobilisasi sumber dana dan aktif mempromosikan Indonesia sebagai tujuan investasi utama bagi 56 negara anggota yang terbagung dalam IDB.

Meski demikian, Chatib tidak bisa memberikan perkiraan realisasi investasi yang akan ditanamkan pemodal dari Timur Tengah tersebut. Namun tidak berarti setelah nota kesepahaman ditandatangani maka pada tahun depan (2013) langsung signifikan. "Saya sih maunya realisasi setinggi-tingginya. Tentunya dalam satu periode realisasinya bisa kurang atau bahkan lebih dari target. Kita akan terus melihat progresnya, tapi diharapkan akan bisa bergerak," ujarnya.

Menurut Dosen FEUI ini,  yang penting dari kerja sama ini adalah BKPM harus cepat-cepat menindaklanjuti dari kerja sama ini dengan memberikan informasi dengan menawarkan peluang-peluang investasi yang ada di Indonesia.

Untuk itu, tambah Chatib, selain sektor jasa keuangan dan sumber daya alam yang menjadi fokus, IDB Grup juga bisa diarahkan untuk masuk ke sektor manufaktur dan infrastruktur. "Kita berharap mereka masuk tidak saja masuk ke industri yang menghasilkan proruk untuk pasar domestik tetapi juga untuk orientasi ekspor," imbuhnya. **ardhi

 

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…