Kiprah Jamsostek di Kalimantan Barat - Pekerja Tenang, Masyarakat Pun Senang

Apes nasib Widi Purnama (50 tahun), sebut saja namanya begitu. Loper koran yang menetap di kota Pontianak, Kalimantan Barat, terpaksa harus mendekam di rumah sakit akibat kecelakaan. Langsung saja terbayang biaya berobat yang lumayan besar. Maklum saja, penghasilan sebagai loper koran memang tak seberapa.

Untungnya, tiga bulan sebelum terjadinya kecelakaan, Widi sempat menjadi peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Bersama sekitar 20an rekannya, sesama loper koran dan pekerja informal lain, Widi yang masuk kategori Tenaga Kerja Lepas Harian (TKLH) mendaftar menjadi peserta Jamsostek. Para peserta tenaga kerja lepas harian ini membayar iuran sebesar Rp 95 ribu per bulan bagi sudah berkeluarga, dan Rp 65 ribu bagi yang lajang.

Manfaat menjadi peserta Jamsostek langsung terasa oleh Widi. Biaya rumah sakit dan pengobatan yang mahal, langsung ditanggung oleh Jamsostek. “Untuk mengurus administrasinya juga sangat mudah,” kata Widi saat bertemu NERACA di Pontianak, pekan lalu.

Sejak saat itu, para TKLH di Pontianak langsung terpikat dan ikut mendaftar menjadi peserta Jamsostek. Sampai kini, sudah dua tahun para loper koran dan tenaga lepas harian di ibukota provinsi Kalimantan Barat itu menjadi pemanfaat jasa Jamsostek.

Menurut Benny, koordinator TKLH yang berusia sekitar 60an tahun, sebenarnya sangat banyak TKLH lain yang ingin ikut menjadi peserta Jamsostek, namun karena lokasinya berpencaran dan agak jauh dijangkau, maka keinginan mereka belum bisa direalisasikan.

Benny dan para peserta Jamsostek TKLH tersebut juga berharap, anak-anak mereka juga bisa memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan. Bahkan, salah seorang loper koran tengah melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana strata 2.

Kiprah Jamsostek di Kalimantan Barat memang luar biasa dampaknya bagi masyarakat di provinsi itu. Bukan hanya bagi peserta saja, para enterpreneur di sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga ikut kebagian berkahnya.

Lihat saja manfaat yang diperoleh pengusaha kerajinan kulit kayu, Hana Meyling (49). Sejak menjadi binaan PT Jamsostek (Persero), Hana bisa menambah kapasitas produksinya. “Saya juga sering diikutkan dalam pameran dimana-mana,” jelas Hana.

Sudah setahun Hana menjadi binaan Jamsostek. Tak hanya mendapat bantuan permodalan, Hana juga mendapat pelatihan dan kesempatan pameran di berbagai kota. Hasilnya, kini omset Hana sudah meningkat tajam. Dalam 3 bulan rata-rata omsetnya mencapai Rp 40 juta. Keuntungan dari hasil penjualan produknya, digunakan Hana untuk memberikan pendidikan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.

Salah satu produk Hana yang paling unik adalah busana yang terbuat dari kayu Kapua. Busana buatan Hana dan anak didiknya bisa dijual ke pasar dengan harga jutaan. Untuk busana dengan desain sederhana saja, Hana mampu melepasnya ke pasar dengan harga sekitar Rp 450 ribu.

Hana tidak sendiri saja mendapat dukungan dari PT Jamsostek Cabang Kalimantan Barat. Sangat banyak enterpreneur kelas UKM yang juga mendapat sokongan dari Jamsostek, terutama dari sisi permodalan, pelatihan dan ruang pemasaran.

Semua kiprah cemerlang Jamsostek di Kalimantan Barat itu, dimotori oleh Lamsir Sianturi, Kepala Cabang Jamsostek Kalbar. Lamsir mengaku, ingin masyarakat Kalbar merasakan manfaat dari keberadaan Jamsostek. Itu sebabnya, Lamsir tak sungkan untuk turun langsung ke pelosok-pelosok Kalbar, sampai perkebunan, untuk melakukan sosialisasi pentingnya menjadi peserta Jamsostek.

Kerja keras Lamsir dan stafnya tak sia-sia. Sampai Agustus 2012, jumlah peserta Jamsostek mencapai 492.482 tenaga kerja. Sementara perusahaan yang pekerjanya menjadi peserta Jamsostek sebanyak 2.664 perusahaan.

Jamsostek cabang Kalimantan Barat menargetkan, jumlah kepesertaan di wilayahnya pada 2012 bisa bertambah 36.000 peserta baru. Dalam tahun ini, jumlah tenaga kerja secara keseluruhan di Kalbar diperkirakan bakal bertambah sekitar 45.000 tenaga kerja. Sementara yang sudah bisa digandeng untuk masuk dalam program Jamsostek sekitar 23.000 tenaga kerja.

“Potensi mengajak tenaga kerja masuk program jamsostek di Kalbar masih besar, karena mayoritas perusahaan masih belum memasukkan tenaga kerjanya ke program Jamsostek,” jelas Lamsir.

Saat ini, baru sekitar 30% dari total jumlah perusahaan di Kalbar yang ikut program Jamsostek.

Kendati demikian, Lamsir mengakui bahwa untuk kepesertaan dari UKM dan pekerja informal belum banyak tersentuh. Sektor UKM dan kerja informal karena dikategorikan pekerja mandiri, maka mereka masuk dalam program Jamsostek LHK (luar hubungan kerja).

Padahal, imbuh Lamsir, untuk program LHK, Jamsostek bisa memberikan perlindungan pada saat tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

Agar mereka bisa terlindungi, Lamsir berharap mereka segera mendaftar untuk menjadi peserta Jamsostek di Kalimantan Barat. Dengan begitu, mereka bisa lebih tenang lagi dalam bekerja.

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…