Ekonomi Indonesia Peringkat Kedua di Dunia

NERACA

Jakarta – Kendati krisis yang melanda negara-negara maju seperti di Amerika ataupun Eropa, Indonesia berhasil menjadi negara dengan peringkat ke dua yang mempunyai pertumbuhan yang cukup baik. “Indonesia saat ini menempati posisi kedua. Capaian ini bukan di Asean ataupun Asia Pasifik, tetapi ini didunia,” Kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana di Jakarta,

Menurut Armida, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tertinggi setelah China yang berada diurutan pertama. Dengan begitu menjadi tugas bagi pemerintah untuk mempertahankan posisi yang cukup baik ini. Pasalnya beberapa negara yang perekonomiannya bisa mencapai dua digit menjadi satu digit akibat krisis global. Seperti contoh China yang biasanya pertumbuhannya double digit sekarang hanya 7,2%.

“China berada di peringkat pertama di susul dengan Indonesia. India berada di bawah 6%, Malaysia juga dibawah 4%, bahkan Singapura mencapai 2%. Turki yang biasanya star performance soal pertumbuhan, sekarang berada di bawah 2%, sama seperti Brazil. Ini adalah salah satu yang kita syukuri dan juga menjadi tantangan,” ucapnya.

Lebih lanjut lagi, Guru Besar FE Unpad ini menambahkan pemerintah akan terus berupaya menjaga kelanjutan dari capaian tersebut. Bahkan harus meningkat kedepannya. Selain itu meningkatkan sarana dan fasilitas infrastruktur sehingga investasi akan terus masuk di masa mendatang. “Tentu kita akan terus mencermati adanya tantangan global, itu bisa berubah sangat signifikan segala sesuatunya,” cetusnya

Berbeda dengan pemerintah, dalam laporan semi tahunan Bank Dunia mengenai prospek ekonomi global, Indonesia diproyeksikan akan berada di urutan 21 dalam jajaran 29 negara dengan pertumbuhan tertinggi pada 2013 dan 2014. Sebagian besar negara yang masuk daftar ini tergolong frontier markets (negara berkembang) yang memiliki PDB sangat rendah.

Dari 29 negara, 16 terletak di Afrika, 7 terletak di Asia Tenggara, 3 terletak di Asia Tengah, 2 berada di Amerika Latin dan satu di Timur Tengah. 9 negara mengandalkan ekspor minyak bumi, sementara 5 negara tergantung kepada ekspor emas dan permata. Industri pariwisata menjadi industri yang diandalkan oleh lima negara dalam daftar ini.

Peringkat pertama diduduki oleh Irak dengan proyeksi pertumbuhan PDB 13,1% pada 2013 dan 11 % pada 2014. 90% pendapatan pemerintah Irak berasal dari ekspor minyak bumi. Sektor konstruksi juga diperkirakan akan menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi karena Irak sedang membenahi diri pasca pendudukan Amerika Serikat. Peringkat kedua diduduki oleh Sierra Leone yang mengandalkan industri pertambangan dan permata. Dua raksasa ekonomi dunia, Cina dan India masing-masing berada di peringkat ketiga dan kesebelas dalam daftar ini. **bari

 

 

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…