Terus Melesat, Saham Inti Bangun Perlu di Selidiki - Tembus Rp 5.200 Per Saham

NERACA

Jakarta – Meskipun sudah disuspensi (penghentian sementara), rupanya tidak membuat harga  saham PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) bergerak wajar dan sebaliknya pasca dicabut suspensi terus melesat menjadi Rp 5.500 per saham dari awal perdagangan saat IPO sebesar Rp 1.000 per saham.

Analis Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, saham IBST bergerak tidak biasa dan tidak seperti saham yang berbasis sektor telekomunikasi umumnya, “Saham ini di running trade naiknya kencang, tadi saja pada perdagangan sesi I naik 950 poin. Kalau dibilang sektor menara bagus mestinya kan saham TBIG dan TOWR naik kenceng juga dong,"katanya di Jakarta, Selasa (11/9).

Maka atas dasar kecurigaan inilah, lanjut Reza, pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) diminta untuk menyelidiki kenapa saham bergerak di BTS ini naik begitu cepat. Padahal saham sektor sejenisnya biasa-biasa saja.

Sebelumnya perdagangan saham dan aksi korporasi Inti Bangun Sejahtera sudah diawasi manajemen otoritas bursa sejak Jumat pekan lalu, ketika harga sahamnya mencapai Rp4.400 atau naik lebih dari empat kali dari harga pencatatannya Rp1.000. Pengawasan itu ditunjukkan dari masuknya saham perseroan ke dalam kategori pergerakan tak biasa (unusual market activity/UMA).

Setelah masuk UMA, saham perseroan disuspensi Senin (10/9) awal pekan kemarin. Namun sebelum  pembukaan jam perdagangan, Selasa (11/9), suspensi saham IBTS sudah dicabut. Tercatat perdagangan sesi I, saham IBST kembali diperdagangkan dan makin melesat ke level Rp 5.400 per lembar.

Kata Kadiv. Pengawasan Transaksi BEI Irvan Susandy dalam siaran persnya mengatakan,  pengumuman tanggal 10 September perihal suspensi saham IBST maka dengan ini diumumkan suspensi atas saham PT Inti Bangun Sejahtera dibuka kembali di pasar regular dan pasar tunai pada sesi I 11 September.

Setelah satu hari tidak diperdagangkan, saham IBST terus melesat dari harga sebelum suspensi Rp 4.400 per lembar. Belum diketahui alasan kenaikan yang tinggi saham IBST. Saham perseroan merupakan 'mainan' baru investor setelah listing pekan lalu. Di awal perdagangan harga perdana yang Rp 1.000 per lembar, telah naik Rp 500 (50%) ke posisi Rp 1.500 per lembar.

Tidak seberapa lama saham IBST mengalami kenaikan kumulatif sebesar Rp 2.900 atau 193,33%, dari harga awal Rp 1.500 pada 31 Agustus 2012 amenjadi Rp 4.400 pada 7 September 2012. Sebagai informasi, semenjak tahun 2009, perusahaan ini menyediakan jasa penyewaan menara sebagai infrastruktur telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan operator telekomunikasi selular di Indonesia dengan aset sebanyak 1.989 menara per Juli.

Perusahaan itu sudah menyediakan jasa untuk beberapa operator telekomunikasi, seperti Smart Telecom, Indosat, Telkomsel, XL Axiata, Telkom Flexi, NTS, HCPT, dan Bakrie Telecom. (bani)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…