Infrastruktur Syarat Capai Pertumbuhan 6,8%

NERACA

Jakarta-- Bank Indonesia menegaskan pertumbuhan ekonomi pada 2013 hanya dapat mencapai 6,8 % manakala ada penyediaan infrastruktur dasar yang memadai. "Kita tetap bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi 6,8 %, syaratnya adalah pemerintah menyediakan infrastruktur dasar seperti rencana detail tata ruang, energi, akses masuk dan air bersih," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution di Jakarta, Senin.

Menurut Darmin, dengan penyediaan infrastruktur dasar yang memadai akan lebih mudah mengundang investor untuk menggerakkan perekonomian dalam negeri. "Akan lebih mudah mengundang investor untuk membangun industri yang mengolah macam-macam bahan baku di dalam negeri," tambahnya

Mantan Dirjen Pajak ini berpendapat negara tidak bisa mengharapkan investor swasta, termasuk asing, masuk jika infrastruktur dasar tak memadai. Karena itujika Indonesia bisa mencapai 6,8 % pertumbuhan ekonomi pada 2013, artinya Indonesia bisa melakukan dan mengundang investasi yang lebih besar lagi. "Bukan hanya 15 miliar dolar AS, tapi di atas 20 miliar dolar AS, bisakah pertumbuhan ekspor kita di atas apa yang terjadi sekarang ini," tambahnya

Sedangkan dalam rangka memecahkan masalah dan menjawab isu-isu strategis yang akan dihadapi 2013, Darmin mengatakan prioritas nasional dalam memperkuat perekonomian domestik harus ditekankan pada empat isu strategis.

Pertama, upaya peningkatan daya saing, percepatan pembangunan infrastruktur, peningkatan pembangunan industri dan penciptaan kesempatan kerja. Kedua, peningkatan daya tahan ekonomi. Ketiga, peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat. Keempat, pemantapan stabilitas sosial politik, perbaikan kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi, serta percepatan pembangunan "Minimum Essential Force".

Lebih jauh kata Darmin, keempat isu strategis itu mendapat perhatian untuk mengatasi situasi perekonomian dunia yang melambat dan penuh ketidakpastian.

 

Sementara itu peringkat Indonesia dalam indeks daya saing global (Global Competitiveness Index) mengalami penurunan empat tingkat dan berada pada peringkat 50 dari 144 negara di dunia pada 2012-2013 yang dikeluarkan World Economic Forum.

Karena dasar itu, maka diperlukan suatu tindakan yang mendorong pertumbuhan investasi di Tanah Air. Melalui Indonesia Investment Forum 2012 diharapkan mampu membuka peluang para investor untuk ke datang ke Indonesia.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menyebutkan Indonesia membukukan pertumbuhan investasi sebesar 24 persen pada triwulan II tahun 2012 menjadi Rp76,9 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp56,1 triliun secara YoY.

Forum ini rencananya akan digelar pada 17-18 September 2012 di Four Seasons Hotel, Jakarta dan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, serta menghadirkan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Perdagangan Gita Wirjaawan, dan kalangan pelaku usaha. "Dalam forum ini nantinya akan terbuka peluang investasi, selain itu forum ini juga diharapkan mampu menghasilkan solusi konkrit atas sejumlah tantangan yaang memangkas daya tarik investasi di Indonesia, termasuk permasalahan seputar birokrasi," ungkap Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala N Mansury.

Selain itu dengan kehadiran seluruh stakeholder yang kompeten, diharapkan bahwa forum ini dapat memberikan terobosan nyata yang sangat diharapkan oleh investor untuk memecahkan hambatan yang mereka temui dalam berinvestasi di Indonesia. **ria/cahyo

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…