Molor Bayar Utang, Bakrie Telecom Terancam Turun Peringkat

NERACA

Jakarta – Meskipun PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) sudah melunasi sisa utang obligasi pada pekan kemarin, rupanya tidak menyurutkan Perusahaan Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk menarik peringkat PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan Obligasi I Tahun 2007 senilai Rp650 miliar setelah pelunasan obligasi rupiah.

Informasi tersebut disampaikan dalam siaran pers Pefindo di Jakarta akhir pekan kemarin. Analis Pefindo Niken Indriarsih mengatakan, pihaknya akan melakukan kembali pemantauan atas peringkat perusahaan dan permintaan dari perusahaan serta tergantung pada kelengkapan data dan informasi yang dibutuhkan untuk proses pemeringkatan.

Seperti diketahui, Pefindo sebelumnya masih mempertahankan status Credit Watch dengan implikasi negatif pada peringkat "BB" kepada BTEL dan juga Obligasi I Tahun 2007 yang akan jatuh tempo pada 4 September 2012. Sementara BTEL sendiri telah berhasil melunasi hutang obligasinya tersebut dengan dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru Non-HMETD senilai Rp557 miliar ditambah dengan utang bank senilai US$50 juta.

Sebelumnya, Niken pernah bilang, pihaknya terus memantau perkembangan perusahaan pada aksi-aksi korporasi BTEL. Bahkan peringkat terancam akan diturunkan lagi bila rencana penambahan modal tanpa HMETD tidak terealisasi sesuai yang diharapkan.

Sebagaimana diketahui, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi sementara saham BTEL lantaran belum melakukan pembayaran pokok dan bunga obligasi ke-20 untuk obligasi BTEL I tahun 2007 yang jatuh tempo pada Selasa 4 September 2012. Suspensi dilakukan juga karena surat rujukan yang dikirimkan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) ke BEI.

Pada Jumat lalu (31 Agustus 2012), perseroan memang telah membayar Rp250 miliar kepada pemegang obligasi BTEL beserta bunganya senilai Rp19,3 miliar melalui rekening Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Sementara sisanya sebesar Rp400 miliar lagi akan disetorkan oleh kreditur perseroan langsung kepada pemegang obligasi melalui rekening KSEI pada saat jatuh tempo, Selasa, 4 September 2012.

Namun hingga waktu ditentukan, perseroan belum membayar bunga dengan penjelasan liburnya bursa Amerika yang menyebabkan krediturnya tidak melalukan transaksi. Selain itu, Direktur Keuangan BTEL, Jastiro Abi dalam siaran persnya juga pernah bilang, memaklumi langkah yang diambil PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk menghentikan sementara perdagangan saham BTEL. "Kami bisa mengerti kenapa regulator mensuspen perdagangan saham BTEL untuk mencegah spekulasi sambil menunggu sisa pembayaran utang obligasi yang total nilainya Rp650 miliar. Nilai sebesar Rp250 miliar sudah dibayarkan pada Jumat lalu, dan sisanya ditransfer oleh kreditur langsung ke rekening KSEI sore ini. Dari KSEI baru didistribusikan ke rekening bondholders,”ungkapnya.(bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…