Gandeng Perusahaan Malaysia - Bank BJB Dongkrak Bisnis Remitansi

NERACA

Bandung--PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) melakukan penandatanganan perjanjian dengan perusahaan remitansi Malaysia PT iAsia Sakatama tentang kerja sama bidang remitansi dengan produk "Quick Cash". "Kerja sama ini merupakan bagian bisnis Bank BJB untuk mengembangkan bisnis internasional dengan membuka jaringan hingga ke luar negeri seperti Hongkong, Malaysia, Taiwan, Korea, Jepang maupun Timur tengah," kata Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank BJB, Zaenal Arifin di Bandung, Kamis.

Penandatanganan dilakukan oleh Pimpinan Divisi Internasional Bank BJB Syamsu dengan Direktur iAsia Sakatama Meutia Hidayati disaksikan oleh pendiri iAsia Nik Mohd Amin dan Azhan bin Muhammad.

Kerja sama lainnya yang akan dijalin kedua institusi bidang keuangan itu adalah “update preparation” kerja sama remitansi, cash direction dalam kerjasama remitansi dan mobil payment serta “currency note suplay” di Malaysia.

Salah satu perusahaan yang telah menggunakan jasa iAsia adalah Metro Mani sebuah agen remitansi di Malaysia dan Bank Islam Malaysia. Sistem itu juga dipakai oleh Bank Central Malaysia. "Dalam pengembangan bisnis ini, konsentrasi adalah pasar remitansi di negara-negara tujuan TKI, setiap tahun jumlahnya terus meningkat," ucapnya

Sementara itu hingga Agustus 2012, jasa remitansi Bank BJB telah berkontribusi ke pasar global dengan “outgoing” transfer sebesar 2,139 transaksi senilai Rp17,33 triliun, sedangkan incoming transfer mencapai 40.199 transaksi dengan nominal sebesar Rp1,16 triliun. "Melalui kerja sama ini diharapkan jasa layanan Bank BJB bisa dan mudah diakses oleh para TKI di luar negeri, terutama di Malaysia," jelasnya

Sementara itu, pendiri iAsia, Dato Nik Mohd Amin dalam paparannya, kerjasama Bank BJB dengan iAsia sangat strategis dan saling menguntungkan. Bank BJB bisa menambah jaringan layanan remitansi di sejumlah kota di seluruh Malaysia. "Layanan remitansi merupakan sebuah kebutuhan bagi perbankan untuk memperluas jaringan bisnisnya, dan ke depan masih sangat potensial karena lalu lintas remitansi diprediksi terus meningkat dan berkembang," kata Dato Nik Mohd Amin menambahkan. **cahyo

 

 

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…