Dukung BI Tolak KTA Untuk Uang Muka - Standard Chartered Bank Terjun ke Bisnis KPR

NERACA

Jakarta - Standard Chartered Bank mendukung Bank Indonesia (BI) yang melarang Kredit Tanpa Agunan (KTA) untuk Uang Muka (down payment) dalam mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

“Praktik KTA untuk DP (KPR), kita tidak tahu. Kita tidak lakukan praktik demikian. Kita tidak pernah melakukan siasat tersebut demi memperbesar portopolio KPR. Untuk KPR rumah kan harus siapkan DP, kalau dengan KTA maka bisa-bisa besar pasak dari pada tiang,” kata General Manager Retail Banking Program Standard Chartered Bank Indonesia, Ina Susanti di Jakarta, Senin.

Menurut Ina, pemberian KPR dari perbankan ditujukan untuk kebutuhan primer debitur. Bukan dengan maksud mencari keuntungan melalui investasi. “Pembelian properti, kebutuhan primer. Bukan dalam posisi ambil keuntungan atau profit marjin,” jelasnya.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah memang berencana memperketat aturan pemberian pinjaman atau kredit. Selanjutnya, bank sentral akan melakukan pengecekan terhadap bank yang memberikan KTA secara berkala.

"Kita bisa atur dalam aturan atau kita pake surat edaran. Kita minta bank tidak melakukan itu. Prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat, itu ada dan mereka harus mengikuti,” terang Halim.

Dalam kesempatan itu, Ina memaparkan, Standard Chartered Bank Indonesia mulai memperlebar bisnis pembiayaan konsumer dengan masuk ke bisnis KPR. Meski hanya membidik segmen menengah atas, Ina mengaku yakin Stanchard dapat bersaing dengan bank-bank nasional dengan jaringan yang menggurita.

Ina Susanti mengungkap, porfolio KPR perseroan hanya 10% dari total kredit konsumer perseroan. Meski minim, KPR menjadi pintu gerbang untuk menawarkan produk pembiayaan Standard Chartered.

"Kita kan bank asing, beda dengan lokal branch. Untuk capture itu susah, limited. Kita hanya masuk ke kota-kota besar. Maka segmen yang dibidik middle-up,” ujar Ina.

Dia menambahkan, Stanchard menawarkan total relationship. “Kalau hanya hanya ini (KPR) marjinnya kecil. Jadi KPR menjadi gerbang awal, masuk ke nasabah dengan beragam produk yang kami punya,” urai Ina.

Dia menyebut, kontribusi bisnis KPR sekitar 10%, sementara KTA dan kartu kredit masing-masing 25% dari total portofolio kredit konsumer.

Di sisi lain, Ina menuturkan, kebijakan BI untuk meningkatkan uang muka KPR sangat tepat. Aturan ini otomatis mencegah kredit macet (NPL) di kemudian hari.

Sepanjang semester pertama tahun 2012, Standard Chartered Bank Indonesia berhasil menghimpun total kredit Rp 30,86 triliun, naik 34,93% dibandingkan periode sebelumnya.

Menurut Chief Executive Officer Standard Chartered Indonesia Tom Aaker, pihaknya akan menggenjot kredit sektor SME hingga 70%. Namun portofolio terbesar kini masih dipegang oleh kredit konsumer dengan pembagian terbesar kartu kredit, kredit tanpa agunan (KPA) dan KPR.

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…