Permintaan Pasar Masih Besar - Penerbitan Obligasi Optimis Capai Diatas Rp 50 Triliun

NERACA

Jakarta – Berkah mendapatkan rating investment grade dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif, memicu maraknya perusahaan menerbitkan obligasi. Oleh karena itu, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimis tahun ini penerbitan obligasi dapat tembus lebih dari Rp 50 triliun di tahun 2012.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan, tahun ini marak obligasi sebagai dampak dari Indonesia mendapatkan rating invesent grade dan faktor lainnya, biaya penerbitan obligasi dinilai jauh lebih rendah dari perbankan,”Penerbitan obligasi dapat mencapai lebih diatas Rp 50 triliun dan hingga kini saja sudah sampai Rp 44 triliun,”katanya di Jakarta akhir pekan kemarin

Adapun total emisi obligasi yang sudah tercatat sepanjang 2012 adalah 41 emisi dari 35 emiten senilai Rp44,92 triliun dan US$20 juta. Selain itu, dikabarkan akan ada perusahaan yang menawarkan obligasi yaitu PT Sumberdaya Sewatama. Nilai penerbitannya diperkirakan mencapai Rp700 miliar. Kemungkian perseroan akan melakukan mini expose ke otoritas bursa pada pekan depan.

Saat ditanya mengenai target penawaran umum saham perdana sebanyak 25 emiten pada 2012, Hoesen menuturkan, pihaknya optimis 25 emiten dapat tercatat pada 2012. Saat ini ada 8 calon emiten yang sedang diproses di BEI.

Sebelumnya, kepala ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih menyakini, ditengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu penerbitan obligasi masih menjadi pilihan yang menarik dan bahkan diperkirakan akan mencapai Rp 20 triliun sepanjang semester kedua 2012.

Alasannya, perusahaan akan memilih menerbitkan surat utang atau obligasi sebagai sumber pendanaan ketimbang pinjaman perbankan ditengah perbankan memperlambat penyaluran kredit sebagai dampak krisis Eropa, “Di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu seperti sekarang ini, perbankan memperlambat penyaluran kreditnya, sehingga perusahaan mencari jalur lain mendapatkan dana dengan menerbitkan obligasi,"ungkapnya.

Terlebih, lanjut Lana, menerbitkan obligasi akan lebih murah dibandingkan meminjam kredit bank. Ditambah, return kupon obligasi korporasi masih cukup tinggi, rata-rata berada antara 250 sampai 300 basis poin di atas obligasi pemerintah. Selain itu, likuiditas di pasar domestik juga masih cukup besar, sehingga penerbitan obligasi masih akan menjadi pilihan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan di semester II-2012.

Sementara pemerintah juga berencana menerbitkan sukuk global, pejabat pelaksana Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan pernah bilang, pemerintah berencana menerbitkan sukuk global akhir tahun ini karena kebutuhan keuangan tinggi, “Pengeluaran akhir tahun tinggi, makanya direncanakan terbitkan sukuk global pada November atau Desember mendatang," katanya di Jakarta akhir pekan lalu.

Selain akan menerbitkan sukuk global, kata Robert, pemerintah juga akan menerbitkan surat utang negara berdenominasi mata uang yen (samurai bond) pada September-Desember mendatang. Namun jumlah nilai yang akan diterbitkan dan joint lead arranger masih belum ditentukan. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…