Target FDI US$30 miliar Pada 2013

NERACA

Jakarta - Pemerintah menargetkan Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia pada 2013 mencapai US$30 miliar. Alasannya pada tahun ini, target FDI mencapai US$20 miliar. “Kita ingin mengejar ke arah itu. Kan kalau mentargetkan boleh-boleh saja,” kata Menteri Koordonator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa ditemui seusai menghadiri Indonesia Internasional Infrastruktur di Jakarta, Selasa (28/8).

Menurut Hatta, pemerintah serius mengejar target pencapaian FDI tersebut. Apalagi tren yang ada saat ini bisa diukur dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh sekitar 12,31% yoy. “Itu double digit atau sudah hampir mendekati Rp3.000 triliun dari GDP. Saya sangat yakin kita bisa mengejar target itu. Tahun kemarinsaja sudah mendekati Rp20 miliar. Tahun depan kalau mentargetkan sekitar Rp30 miliar kan boleh-boleh saja,” ucapnya.

Lebih jauh kata Hatta, ada tiga hal yang menyebabkan ia yakin dengan targetnya tersebut. Pertama adalah perlu dilihat dari capital fligh to quality. “Sepanjang Indonesia memberikan kualitas dan capital flight to here maka target itu akan tercapai. Selain itu juga kita perlu menjaga iklim investasi agar tetap baik,” katanya. Selain itu, birokrasi yang tidak bertele-tele, memberikan kepastian hukum dan pencegahan korupsi. “Itu saja kok, simple kan,” tambahnya

Sebelumnya, Plt Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa sektor investasi akan menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013, meski ketidakpastian perekonomian global masih melanda akibat krisis di Eropa. ”Foreign Direct Investment (FDI), kami melihat masih berpotensi tinggi karena investor asing melihat pasar Indonesia besar,” ujarnya.

Untuk itu, agar pemerintah dapat mencapai angka pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 12,1 persen, maka upaya pembangunan infrastruktur dalam proyek Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) harus dilakukan. “Kami perkuat belanja modal untuk infrastruktur lalu (membangun) proyek-proyek infrastruktur pada MP3EI,” kata Bambang.

Menurut Bambang, dengan adanya pembenahan infrastruktur tersebut maka investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja seperti sektor retail, telekomunikasi atau transportasi dapat makin meningkat di Indonesia. “Meski yang masuk bukan investasi yang berorientasi ekspor tapi paling tidak investasi itu cukup besar dan menyerap tenaga kerja,” ujarnya.

Selain itu, kata mantan Dekan FEUI ini, penerapan aturan bea keluar bagi barang tambang juga diharapkan mendorong investasi dalam pembangunan smelter atau pabrik pengolahan yang bermanfaat meningkatkan industri hilirisasi. “Kami berharap investasi di smelter sekarang. Kalau tambangnya tidak boleh diekspor berarti ada bidang baru namanya smelter. Dan smelter itu melihat potensi mineral Indonesia menjadi bisnis bagus,” pungkasnya. **bari

 

 

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…