Ketika saya melakukan setoran uang ke Bank OCBC-NISP Cabang Moh. Toha, Bandung sebesar Rp. 320.000 dengan pecahan (Rp. 50.000 x 6 lembar) dan Rp. 20.000 nya berupa uang receh. Sengaja saya saat itu mengajak anak saya ikut agar ia tahu jika uang hasil dari celengannya dipergunakan untuk membayar uang sekolah.
Rekening tersebut merupakan auto debet untuk pembayaran uang sekolah anak saya atas nama Joel Derlan Kanna. Kenyataan pahit yang saya terima, ketika saya berusaha menanamkan kepada anak saya untuk belajar menabung dan menghargai uang hasil dari celengannya sebagai alat untuk membayar uang sekolah.
Ternyata uang sebesar Rp. 20.000 yang berupa uang recehan dan telah dirapikan oleh anak saya dengan cara diberi isolasi uang koinnya ditolak! Komplain tidak diterima dengan alasan tidak menerima pecahan uang koin sebesar nilai tersebut. Harus minimal sebesar Rp. 50.000.
Jadi berpikir, buat apa digalakkan belajar menabung sejak dini jika ternyata uang sudah terkumpul tidak bisa ditabung. Apakah saya sebagai orang tua harus memberi uang kepada anak saya berupa pecahan Rp. 10.000 an lalu saya katakan : Ini ditabung, yah!
Lisa, Bandung
Email: liphink@yahoo.com
Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…
Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…
Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…
Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…
Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…
Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…