Kenaikan TDL Diklaim Bakal Perbaiki Investasi PLN

NERACA

 

Jakarta - PT PLN (Persero) mengklaim rencana pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL) tahun depan akan dapat memperbaiki kemampuan investasi selain mengurangi subsidi listrik. Pengurangan subsidi memang menjadi tujuan awal dari kenaikan tarif listrik. Namun, selain itu kenaikan tarif tersebut juga dapat mendukung kemampuan perseroan menyediakan listirk guna menambah pembangunan sebesar 6%.

"Dengan kenaikan tarif, kemampuan investasi PLN juga turut membaik. Selama ini kan, investasi PLN ini didanai APBN, pinjaman atau yang lainnya," kata Direktur Utama PLN Nur Pamuji di Jakarta, Senin (27/8).

Lebih jauh lagi Pamudji menjelaskan, PLN biasanya mengucurkan dana sebesar Rp60 triliun untuk investasi. Dana ini dipakai untuk membiayai proyek kelistrikan PLN. Pamudji memaparkan total dana tersebut, sebanyak 80% berasal dari utang. Namun, ke depan, PLN masih akan membahas lagi dengan pemerintah mengenai porsi pendanaan investasi ini.

Pasalnya, PLN masih harus mengucurkan investasi di tahun depan untuk beberapa PLTU dalam program percepatan 10 ribu megawatt (mw) tahap pertama sebesar 4.000 mw. Selain itu, perseroan juga sudah memulai beberapa pembangkit yang masuk dalam program percepatan tahap kedua. PLN juga akan merampungkan pembangunan tower listrik Jawa-Bali senilai US$200 juta.

Untuk itu, ujar Pamudji, dana investasi PLN itu antara lain digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik baru sehingga makin banyak masyarakat yang bisa mendapatkan listrik. "Tahun depan dana investasinya sekitar Rp 60 triliun, dana investasi tersebut dari tahun ke tahun hampir sama. Tergantung pada kemampuan pengelolaan keuangan PLN," kata Pamudji.

Dikatakan Nur, dari jumlah dana investasi tersebut, sekitar Rp 10 triliun berasal dari dana internal PLN dan Rp 9 triliun berasal dari penyertaan modal pemerintah dari APBN."Sementara sisanya berasal dari utang, baik melalui perbankan atau melalui surat utang PLN. Dengan kata lain hampir 80% dana investasi PLN berasal dari ngutang," ungkap Pamudji.

Menurut Pamudji PLN terus menjaga agar besaran utang tak melalui koridor yang disyaratkan oleh para lender (peminjam)."Maka untuk menjaga besaran utang tersebut, capex (belanja modal) harus dijaga agar tidak terlalu besar, karena kita sangat menjaga utang tidak terlalu tinggi," ucapnya.

Oleh karena itu, dana investasi ini sangat berpengaruh terutama untuk mengejar pembangunan pembangkit, elektrifikasi listrik, dan lainnya."Makanya untuk meningkatkan dana investasi tidak berasal dari utang salah satunya dengan cara menaikkan tarif listrik, selain untuk mengurangi subsidi juga untuk memberikan kemampuan internal keuangan PLN salah satunya untuk membiayai dana investasi PLN," tandasnya.

Arahan Pemerintah

Kenaikan TDL kapan saja, menurut dia, menunggu arahan dari pemerintah. Sistem listrik yang sudah terkomputerisasi, membuat PLN siap menaikkan tarif listrik kapan saja. "Kami (PLN) siap kapan saja menaikkan tarif listrik jika pemerintah memerintahkan naik. Tahun depan, bulan depan bahkan hari ini, tinggal diatur di pusat (Jakarta) seluruh Indonesia sudah menggunakan tarif listrik baru. Ini karena sistem kita seluruhnya sudah terkomputerisasi," kata Pamudji.

Namun keputusan kenaikan tarif listrik ada di tangan pemerintah dan DPR. "Dalam Nota Keuangan yang disampaikan Presiden ke DPR sudah jelas, diajukan kenaikan tarif listrik secara bertahap per triwulan, nanti DPR akan membahas di Badan Anggaran dan di komisi-komisi terkait (Komisi VII DPR)," ujar Nur.

Kenaikan tarif listrik tersebut bertujuan untuk mengurangi subsidi listrik. Kemudian juga untuk membiayai investasi PLN, serta menutup biaya operasional. "Intinya kenaikan tarif listrik untuk menurunkan besarnya subsidi listrik dari APBN, itu dulu tujuan utamanya, jadi kalau tidak naik maka subsidi listriknya makin besar. Kedua baru untuk menutup biaya operasional, karena adanya margin serta untuk investasi PLN untuk meningkat rasio elektrifikasi agar seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati listrik," jelasnya.

Ditambahkan Nur, agar PLN tumbuh sehat dibutuhkan pendapatan misalnya pada 2012 sekitar Rp 200 triliun. "Jadi nanti tergantung pemerintah, apakah sebagian besar berasal dari subsidi atau dari pelanggan PLN, kalau sebagian besar dari pelanggan artinya harus ada penyesuaian tarif listrik," jelasnya.

"Tetapi kalau tidak ada, artinya pendapatan PLN harus dipenuhi dari subsidi dari pemerintah, karena margin tadi, jadi naik tidaknya tarif listrik semuanya policy ada ditangan pemerintah, PLN hanya menjalankan dan siap saja, disuruh menaikkan kita naikkan, tidak ya tidak," tandasnya.

Seperti diketahui dalam nota keuangan RAPBN 2013 yang disampaikan Presiden SBY, tarif listrik tahun depan direncanakan naik sekitar 15%, namun kenaikan akan dicicil secara bertahap tiap tiga bulan sekali.

PLN mengimbau masyarakat tidak melihat sisi beban bertambah berat apabila TDL dinaikan pemerintah tahun depan. Apabila tarifnya tidak dinaikan alias subsidi tak dikurangi, 100 tahun Indonesia merdeka pun akan masih banyak rakyat Indonesia yang tidak bisa menikmati listrik.

"Sekarang ini kenaikan tarif listrik jangan dilihat kenapa kok dinaikkan, jadi tambah berat, tapi persoalannya adalah sebagian besar warga Indonesia pada belum punya listrik, kalau keadaannya ini begini (tarif listrik tidak naik) sampai kapan mereka tidak akan dapat listrik," ungkap Pamudji.

Jika tarif tidak dinaikan,papar Pamudji kondisi PLN akan semakin berat untuk bisa membangun pembangkit dan menyediakan listrik bagi seluruh rakyat Indonesia, PLN harus dibuat sehat atau keuangannya harus bagus.

"Kalau PLN-nya tidak sehat, bagaimana PLN mampu membangun infrastrukturnya, yakni untuk menyediakan listrik untuk masyarakat Indonesia. Sampai 100 Tahun Indonesia merdeka pun juga tidak akan dapat-dapat listrik sebagian masyarakat kita," jelasnya.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…