Meski Berdampak Negatif - Urbanisasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi

NERACA

Jakarta---Kegiatan urbanisasi ternyat mendorong perekonomian perkotaan. Meskipun juga menimbulkan dampak negatif seperti kepadatan penduduk. "Urbanisasi punya dua sisi, yaitu sisi positif untuk membantu menopang perekenomian .Tetapi di sisi lain juga menyebabkan permasalahan seperti kepadatan penduduk atau kemacetan," kata pengamat ekonomi "EC Think" Pengamat ekonomi Tellisa Aulia Falianty di Jakarta.

Menurut Tellisa, wilayah perkotaan menyerap suplai tenaga kerja dalam jumlah banyak karena kegiatan perekonomian yang mayoritas dilakukan di sana. “Meski demikian, harus diperhatikan kapasitas kota itu sendiri agar tidak menambah masalah lain bagi kota tersebut, seperti kepadatan penduduk, kemacetan hingga masalah sosial, lingkungan dan budaya.

Lebih jauh kata Tellisa,  pertumbuhan urbanisasi dengan pertumbuhan jalan atau lahan di ibukota yang tak seimbang mengakibatkan kota ini cenderung kelebihan penduduk. "Ibukota Jakarta sendiri, seperti bisa dilihat dari kepadatan dan kemacetan sehari-hari, sudah cenderung kelebihan kapasitas yang pada akhirnya bisa mengganggu produktifitas kerja," ujarnya

Daya tarik ibukota, lanjut  Tellisa, urbanisasi didorong oleh daya tarik ibukota sebagai tempat yang dianggap menyediakan kehidupan yang lebih baik. Kurangnya aktifitas serta rendahnya perekonomian di pedesaan juga menjadi faktor pendorong urbanisasi. "Mereka juga menganggap mencari uang dan pekerjaan di kota lebih mudah karena lebih banyak pilihan ketimbang di desa karena tidak ada yang bisa dilakukan," jelasnya

Pembangunan yang tidak merata juga merupakan penyebab urbanisasi. Oleh karena itu, Tellisa Aulia Falianty menilai harus ada keterkaitan ekonomi antara pedesaan dengan perkotaan (rural-urban linkages) dengan diiringi oleh pembangunan infrastruktur pedesaan yang baik.

 

Infrastruktur pedesaan yang baik, sambung Telisa, tentu akan meningkatkan aktifitas perekonomian. Pada akhirnya, masyarakat punya kegiatan yang bisa dilakukan di desa sehingga mereka tidak hijrah ke kota. "Dengan infrastruktur yang baik, akan ada banyak pengusaha yang membangun pabrik di desa sehingga masyarakat akan memilih untuk tinggal di desa karena sudah ada kegiatan," terangnya.

Turun

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Purba Hutapea mengungkapkan  urbanisasi ke ibu kota Jakarta mulai menurun sejak 2004 karena perkembangan pembangunan daerah yang semakin meningkat. "Tujuan urbanisasi saat ini sudah semakin beragam, tidak hanya ke Jakarta. Beberapa daerah di luar Jawa pun sudah semakin berkembang sehingga urbanisasi tidak lagi terpusat ke Jakarta," ujarnya

Hal itu, menurut Purba, sangat berbeda dengan paradigma pada 1980-an ketika masyarakat berbondong-bondong berurbanisasi ke Jakarta. Saat ini, urbanisasi pascamudik ke Jakarta semakin menurun.

Purba mengatakan pada 2012 angka urbanisasi pascamudik diperkirakan sebanyak 46. 155 orang. Itu berarti menurun 11 % bila dibandingkan urbanisasi pascamudik pada 2011 yang mencapai 51.875 orang. Sedangkan data pasti tentang jumlah kaum urban yang datang ke Jakarta pascamudik baru bisa diketahui setelah H+7 atau Senin (27/8). "Angka itu masih perkiraan karena saat ini masih dalam proses balik sehingga kami belum tahu angka pastinya. Karena itu, kami masih menunggu selesainya arus balik setelah H+7," katanya.

Dari data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, sebelum Lebaran ada 8.500.792 orang yang mudik melalui Jakarta. Dari jumlah pemudik itu, Purba mengatakan tidak seluruhnya merupakan penduduk Jakarta. Dia memperkirakan penduduk Jakarta yang mudik hanya 75 %nya, yaitu 6.400.344 orang.  **cahyo

 

 

 

BERITA TERKAIT

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…