BEI Himbau Emiten Tambang Jangan Takut IPO - Hingga Semester I-2012 Baru Satu Go Public

NERACA

Jakarta - Meskipun harga komoditas tambang dunia masih merosot, namun PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta agar perusahaan-perusahaan tambang tidak takut atau khawatir untuk mendaftarkan namanya di papan bursa melalui mekanisme penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

Direktur Utama BEI, Ito Warsito mengatakan, saat ini masih banyak investor yang tertarik membeli saham pertambangan. “Walaupun turun, untuk sekarang ini, sebaiknya perusahaan tambang tetap menyiapkan diri untuk IPO. Nggak usah terpengaruh,” ujar dia di Jakarta, Jumat (24/8) pekan lalu.

Lebih lanjut Ito menilai, otoritas bursa melihat perusahaan tambang masih memiliki prospek yang baik, terutama dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan mendorong naiknya kebutuhan komoditas pertambangan.

Terlebih lagi, sambung dia, Amerika Serikat (AS) baru saja mengumumkan penurunan cadangan minyak hingga 5,4 juta kiloliter, yang artinya, akan terjadi kenaikan harga minyak di masa depan. Dengan kenaikan harga minyak ini, tentu akan berimbas dengan naiknya komoditas tambang seperti batu bara.

Ito menambahkan, pihaknya juga tidak memberikan ‘filter’ tertentu bagi perusahaan tambang yang akan IPO. “Kami tidak menyiapkan semacam ‘filter’. Karena harga komoditas ke depannya juga akan naik dan itu menjadi daya tarik investor untuk masuk saham tambang,” tambahnya.

Saat ini bursa telah menyambut mini expose beberapa perusahaan yang akan IPO di semester II-2012. Mereka ini adalah PT Adi Sarana Armada, PT Siba Surya, PT Inti Bangun Sejahtera, PT Provident Agro, PT Pelayaran Nelly Dwi Putri, PT Expressindo Transindo Utama, PT Citra Borneo Indah, dan satu perusahaan tambang, PT Baramulti Sukses Sarana.

Berdasarkan catatan Neraca, hingga semester I-2012, baru ada satu perusahaan tambang yang go public, yakni PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA). Data tersebut masih kalah jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan tambang yang IPO pada tahun lalu. Beberapa nama perusahaan tambang yang menghiasi papan bursa di 2011 antara lain PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Atlas Resources Tbk (ARII), PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), dan PT SMR Utama Tbk (SMRU).

Rebound

Sebagaimana diketahui, analis memprediksi bahwa saham emiten pertambangan hingga awal Septeber 2012 masih belum akan menunjukkan hasil positif. Hal ini dikarenakan harga komoditas dunia, terutama batu bara, yang masih belum turun.

Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada menjelaskan, berdasarkan sisi teknikal, untuk periode Agustus-awal September 2012, jika dilihat dari pergerakan saham tambang sudah memasuki fase oversold. Dengan demikian, emiten hanya menunggu potensi untuk rebound.

Namun demikian, tekanan atau aksi lepas saham tambang masih akan terjadi, kecuali untuk beberapa saham tambang yang dinilai Reza masih lebih baik. “Saham bagus itu seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk dan PT Bukit Asam Tbk. Nah, kalau yang melemah emiten Grup Bakrie dan PT Adaro Energy Tbk,” ungkap Reza kepada Neraca, beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, khusus saham emiten yang melemah, Reza menilai bahwa asumsi ini bisa berubah apabila pada kuartal III-2012 ini mereka bisa lebih menggenjot volume penjualan batu bara. Hal ini untuk mengimbangi penurunan harga jual batu bara.

Dia juga menambahkan, kemungkinan pergerakan dari saham-saham emiten tambang tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan saat ini, yaitu masih bergerak variatif. “Tapi balik lagi. Itu tergantung dari sentimen pasarnya seperti apa. Sebab, saham-saham ini sangat sensitif sama isu atau sentimen yang lagi hangat,” tandas Reza. [ardhi]

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…