Investor Diminta Tidak Panik - BEI : Momentum Tepat IPO di Semester II

NERACA

Jakarta– Disisa paruh tahun naga air ini, dinilai menjadi momentum tepat bagi perusahaan untuk melepas sahamnya melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau initial public offering/ IPO). Pasalnya, banyak faktor mendukung hal tersebut, terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang masih baik.

Oleh karena itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengajak perusahaan-perusahaan untuk go public di sisa empat bulan tahun ini, “Kami terus tidak mendorong perusahaan go public dan tidak persektor saja. Jadi perusahaan apapun boleh masuk, jumlah emisi pun disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan masing-masing,” katanya di Jakarta, Kamis (23/8).

Dengan kondisi itu, Ito pun optimistis target jumlah IPO sebanyak 25 emiten di tahun ini bisa tercapai. Keyakinan itu didukung dengan beberapa perusahaan yang telah melakukan mini ekspos dalam beberapa waktu dekat lalu.

Perusahaan-perusahaan itu antara lain, Adi Sarana Armada, Siba Surya, Inti Bangun Sejahtera, Provident Agro, Pelayaran Nelly Dwi Putri, Expressindo Transindo Utama, Baramulti Sukses Sarana, dan Citra Borneo Indah. Dari perusahaan-perusahaan itu, Ito yakin kondisi pasar di sisa tahun ini semakin membaik. “Banyak yang sudah mini exspose. Sisa tahun ini jadi saat yang baik untuk melakukan IPO,” tambah Ito.

Selain itu, Ito juga menyinggung soal kondisi pasar yang kurang baik di semester lalu, tapi BEI sudah mencatat 13 perusahaan yang IPO. Dirinya menyarankan agar investor tidak takut untuk masuk ke pasar modal Indonesia, terutama dengan keyakinannya terhadap seluruh sektor saham yang mempunyai prospek yang baik, dan industri yang terus tumbuh.

Masih Menjanjikan

Sementara pengamat pasar modal Satrio Utomo mengemukakan, investasi pada saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia masih menjanjikan bagi investor, “Secara statistik memang seperti itu (investasi di saham IPO). Namun, ketika berinvestasi di saham IPO, sebaiknya investor juga melihat valuasi harga sahamnya apakah murah atau cenderung premium,"ungkapnya

Selain itu, lanjut dia, investor sebaiknya juga melihat lini bisnis dari calon emiten tersebut apakah sektor usahanya prospektif atau tidak. Menurut Satrio Utomo, calon emiten sektor properti, perdagangan dan jasa khususnya ritel, serta semen berpotensi sahamnya akan diserap oleh investor karena saat ini sedang atraktif.

Oleh karena itu, sarannya, investor sebaiknya tidak perlu mengoleksi saham IPO di sektor yang kurang prospektif. “Jika tetap ingin mengoleksi, tentu harus memperhitungkan valuasi harga sahamnya," ujar dia.

Berdasarkan data BEI, dari 13 saham emiten yang telah melakukan penawaran umum saham perdana sepanjang 2012, harga sahamnya meningkat antara 6,67% hinga 297,54%. Saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) tercatat mengalami kenaikan tertinggi yakni sebesar 297,54% menjadi Rp2.425 per lembar saham dibanding harga saham perdana sebesar Rp610 per lembar saham.

Kemudian, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) yang meningkat 258,82% menjadi Rp610 per lembar saham dibanding harga saham perdananya sebesar Rp170 per lembar saham. Lalu, PT Gading Development Tbk (GAMA) menguat 104,76% menjadi Rp215 per lembar saham dari Rp105 per lembar saham.

Sementara saham IPO mencatatkan penurunan, yakni PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) yang melemah 17,37% menjadi Rp1.570 dari Rp1.900 per lembar saham. Kemudian, PT Global Teleshop Tbk (GLOB) melemah 6,09% dan saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) yang turun 4,65%. (bani)

 

 

 "

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…