Cuci Tangan dengan Hand Sanitizer Kurang Baik

 

Cuci Tangan Dengan Sanitizer Kurang Baik
NERACA
Meskipun sudah ada alternatif lain dalam membersihkan tangan dengan menggunakan hand sanitizer, tapi Cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir  lebih baik dalam membasmi kuman.
Ahli penyakit dalam Rumah Sakit Premiere Bintaro dr T Bahdar Johan, SpPD di Jakarta mengatakan, perkembangan teknologi semakin mempermudah aktivitas seseorang, tak terkecuali dalam urusan cuci tangan. Produk pembersih tangan atau disebut hand sanitizer pun diperkenalkan untuk mempermudah diri saat membersihkan tangan.
Karena praktis, orang terkadang lebih senang memakai produk pembersih tangan ketimbang mencuci tangannya dengan sabun. 
Ahli mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) R. Fera Ibrahim mengatakan, membersihkan tangan menggunakan hand sanitizer hanya bersifat melumpuhkan kuman. Sedangkan, cuci tangan pakai sabun dapat membuat kuman lepas dari kulit dan larut bersama air yang mengalir. Dengan cuci tangan, proses penyebaran kuman patogen ke dalam tubuh pun terputus.
"Hand sanitizer itu diperbolehkan untuk membersihkan tangan. Dengan catatan tangan tidak dalam keadaan sangat kotor. Kalau kotor sekali maka harus mencuci tangan menggunakan sabun. Jika hanya dengan pembersih tangan, kumannya masih ada di tangan," katanya.
Kondisi tangan tidak terlalu kotor misalnya setelah mengetik di depan komputer atau laptop, berjabat tangan atau setelah membaca buku.
Saat proses mencuci tangan dengan sabun, keberadaan air mengalir sangatlah penting. Apabila membilas tangan menggunakan wadah misalnya baskom, kuman masih berpotensi menempel di tanga. Tetapi, dengan diguyur maka kuman akan lebih cepat hilang, tuturnya.
Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menurutnya, paling baik dilakukan sekitar 20 detik. Proses cuci tangan dengan sabun meliputi, tangan dibasahi air kemudian diberi sabun. Lalu, seluruh bagian tangan dibersihkan mulai dari telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, dan kuku. Selanjutnya, tinggal membilas seluruh bagian yang terkena sabun dengan air.

NERACA

Meskipun sudah ada alternatif lain dalam membersihkan tangan dengan menggunakan hand sanitizer, tapi cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir  lebih baik dalam membasmi kuman.

Ahli penyakit dalam Rumah Sakit Premiere Bintaro dr T. Bahdar Johan, SpPD di Jakarta mengatakan, perkembangan teknologi semakin mempermudah aktivitas seseorang, tak terkecuali dalam urusan cuci tangan. Produk pembersih tangan atau disebut hand sanitizer pun diperkenalkan untuk mempermudah diri saat membersihkan tangan.

Karena praktis, orang terkadang lebih senang memakai produk pembersih tangan ketimbang mencuci tangannya dengan sabun. 

Ahli mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) R. Fera Ibrahim mengatakan, membersihkan tangan menggunakan hand sanitizer hanya bersifat melumpuhkan kuman. Sedangkan, cuci tangan pakai sabun dapat membuat kuman lepas dari kulit dan larut bersama air yang mengalir. Dengan cuci tangan, proses penyebaran kuman patogen ke dalam tubuh pun terputus.

"Hand sanitizer itu diperbolehkan untuk membersihkan tangan. Dengan catatan tangan tidak dalam keadaan sangat kotor. Kalau kotor sekali maka harus mencuci tangan menggunakan sabun. Jika hanya dengan pembersih tangan, kumannya masih ada di tangan," katanya.

Kondisi tangan tidak terlalu kotor misalnya setelah mengetik di depan komputer atau laptop, berjabat tangan atau setelah membaca buku.

Saat proses mencuci tangan dengan sabun, keberadaan air mengalir sangatlah penting. Apabila membilas tangan menggunakan wadah misalnya baskom, kuman masih berpotensi menempel di tangan. Tetapi, dengan diguyur maka kuman akan lebih cepat hilang, tuturnya.

Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menurutnya, paling baik dilakukan sekitar 20 detik. Proses cuci tangan dengan sabun meliputi, tangan dibasahi air kemudian diberi sabun. Lalu, seluruh bagian tangan dibersihkan mulai dari telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, dan kuku. Selanjutnya, tinggal membilas seluruh bagian yang terkena sabun dengan air.

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…