Kilang Minyak Minim, Kebutuhan Energi Primer Sulit Dipenuhi

NERACA

 

Jakarta - Saat ini Indonesia masih kekurangan kilang minyak untuk meningkatkan produksi lantaran kilang minyak di Indonesia masih terbatas. Bila ada kilang rusak atau terbatas penggunaannya, dikhawatirkan akan mengganggu laju produksi dalam negeri. Energi merupakan penggerak utama roda perekonomian nasional, sementara konsumsi energi terus meningkat mengikuti permintaan berbagai sektor pembangunan, khususnya industri dan transportasi.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini mengatakan, pemenuhan kebutuhan energi primer semakin sulit dilaksanakan karena kekurangan infrastruktur. "Kapasitas kilang kita sangat terbatas.  Kalau ada kilang yang rusak maka sebagian minyak yang kita produksikan tidak akan bisa diolah di dalam negeri. Dengan demikian, kita membutuhkan tambahan kilang untuk semakin meningkatkan kehandalan kita,” ujarnya.

Total kapasitas terpasang kilang minyak bumi PT Pertamin (Persero) dan milik swasta saat ini mencapai sekitar 1.156 juta barel per hari yang digunakan untuk mengolah minyak bumi produksi dalam negeri maupun impor untuk menghasilkan berbagai produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan non BBM. Sementara produksi BBM nasional pada tahun 2011 mencapai 41,69 juta kiloliter.

Kebutuhan BBM, tidak termasuk biofuel, diproyeksikan meningkat rata-rata 3,18% per tahun hingga tahun. 2030. Konsumsi bensin dan ADO (Automotive Diesel Oil) tumbuh rata-rata 5,68% per tahun dan 2,18% per tahun sedangkan konsumsi minyak tanah (kerosene) turun rata-rata 2,97% per tahun. Dari sisi pengguna, sektor transportasi tumbuh rata-rata 5% per tahun dan sektor PKP (pertanian, konstruksi dan pertambangan) tumbuh rata-rata 5,31% per tahun.

Skenario Kilang

Dalam proyeksi BBM berdasarkan wilayah, Jawa Barat dan Sumatera mengalami peningkatan yang cukup besar atau rata-rata 2,8% per tahun dan 3,3% per tahun sejalan dengan pertambahan penduduk dan perkembangan industri di wilayah tersebut. Sebenarnya, Pemerintah sudah membuat skenario akan kebutuhan pembangunan kilang.

Terdapat empat skenario, yaitu skenario dasar, skenario proyek, skenario upgrading dan skenario gabungan. Skenario dasar adalah skenario dengan mempertimbangkan kapasitas kilang saat ini (existing) tanpa melakukan penambahan kapasitas. Skenario Proyek adalah skenario dengan mempertimbangkan kilang existing dan kilang proyek dengan kapasitas masing-masing 300 million barrel per stream day (MBSD).

Skenario Upgrading adalah skenario dengan mempertimbangkan kilang existing, kilang proyek dan beberapa proyek kilang upgrading, yaitu Kilang Balikpapan sebesar 50 MBSD dan Kilang Cilacap sebesar 62 MBSD. Skenario Gabungan mempertimbangkan kapasitas kilang existing, pembangunan proyek Kilang Banten dan Tuban, proyek kilang upgrading dan tambahan kilang minyak baru.

Estimasi Biaya

Namun, untuk merealisasikannya tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berdasarkan kajian keekonomian pengembangan kilang menunjukkan bahwa estimasi biaya terendah untuk pengembangan kilang kapasitas 300 MBSD dan 125 MBSD masing-masing sebesar US$6,4 milyar dan US$ 3,6 milyar. Sedangkan biaya tertinggi untuk pengembangan kilang kapasitas 300 MBSD dan 125 MBSD masing-masing sebesar sebesar US$7,4 milyar dan US$4,4 miliar.

Pemerintah telah merencanakan membangun kilang pengolahan minyak mentah mulai tahun 2015. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Evita H. Legowo mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Pertamina untuk melakukan studi dan persiapan termasuk penentuan lokasi pembangunan kilang. Untuk pelaksanaan studi, Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp1 triliun, adapun untuk pembangunan itu akan mengambil dana dari APBN.

Pembangunan kilang ini, merupakan wujud keprihatinan atas terbengkalainya pembangunan kilang minyak yang terhalang oleh kendala-kendala seperti tuntutan dari investor yang tinggi. Evita pun mengakui, sejak tahun 1998 lalu sudah seharusnya Indonesia memiliki kilang baru, namun terhalang dua hal, yaitu dana dan kerjasama dengan asing yang membutuhkan persyaratan tertentu.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…