Defisit NPI Bisa Picu Overheating

NERACA

Jakarta---Pemerintah meminta agar r semua pihak patut mewaspadai adanya potensi overheating ekonomi dari defisit transaksi berjalan yang diprediksi semakin membesar hingga akhir tahun. "Kita ingin mewanti-wanti semua pihak jangan sampai kita diam," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution di Jakarta, Rabu,15/8.

Menurut Darmin, apabila hal tersebut tidak dapat diantisipasi maka terjadi ekonomi yang terlalu "panas" dan tidak menguntungkan kualitas pertumbuhan yang setiap tahun diharapkan terus tumbuh pada kisaran 6%. "Namanya overheating memang kalau kemudian transaksi berjalannya ketinggian dan kursnya juga. Sebetulnya kita belum sampai pada tahap itu, tetapi memang lonjakan defisit dari kuartal satu ke dua, itu besar," ujarnya.

Untuk itu, lanjut Darmin, Bank Indonesia memberlakukan kebijakan loan to value (LTV) dalam upaya meningkatkan kehati-hatian atas pembiayaan rumah dan kredit kendaraan bermotor untuk menjaga kualitas konsumsi masyarakat. "Sebenarnya pada waktu LTV itu dikeluarkan, kita sudah tahu ada arah defisit transaksi berjalannya akan besar. Itu sebenarnya kejadiannya," terangnya

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menambahkan dengan adanya defisit transaksi berjalan maka berarti impor juga meningkat, namun diperlukan pemahaman agar impor yang terjadi bukan hanya barang konsumsi maupun barang modal yang kurang menguntungkan kondisi perekonomian secara keseluruhan. "Banyak yang kita harus perbaiki ke depan sampai kepada memanfaatkan impor besar itu tadi untuk mendorong investasi, yang tidak melulu melakukan pola proses produksi, pemanfaatan barang modal, bahan baku yang sama seperti yang lalu," ujarnya.

Namun, Mahendra memastikan mengelola defisit transaksi berjalan merupakan tantangan tersendiri karena pada saat yang sama pemerintah harus terus mendorong konsumsi domestik dan investasi untuk mengantisipasi pelambatan ekonomi akibat krisis di Eropa. "Kita melihatnya sebagai satu tantangan tapi juga kesempatan untuk mengubah ke pendalaman dari struktur industri maupun nilai tambahnya," jelasnya

Ditempat terpisah, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa optimistis inflasi pada 2012 di bawah 5 %, lebih rendah dibandingkan target APBN 2012 yang sebesar 5,3 %. "Saya optimistis inflasi 'year to date' kita masih rendah. Bulan lalu masih 0,7 %. Di bawah lima % (inflasi 2012) masih bisa dicapai," kata Hatta

Menurut Hatta, stabilitas harga bahan pokok merupakan kunci terkendalinya inflasi tahun ini. Hal ini karena ditunjang kesiapan pemerintah dalam meredam gejolak harga makanan yang tak terkendali melalui pasokan bahan pangan dan memperbaiki arus barang.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga dinilai dapat mengendalikan gejolak moneter yang dapat mendorong terjadinya inflasi. Sedangkan harga barang yang ditetapkan oleh pemerintah (administered price) seperti subsidi BBM, saat ini juga masih terkendali. Sementara terkait dengan pertumbuhan ekonomi, dirinya optismistis pada 2013 nanti dapat mencapai di atas 6 % dengan perkiraan kisaran 6,2 hingga 7 %.

Namun Hatta yakin pertumbuhan tersebut dapat dicapai meskipun akan ada perlambatan perekonomian di beberapa negara akibat dari krisis Eropa. Sementara itu, dalam beberapa tahun ini, Pertumbuhan Indonesia mampu bertahan di atas enam %. Pada 2010 pertumbuhan ekonomi mencapai 6,1 %, sedangkan 2011, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 %. Pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 6,5 %. **bari/cahyo

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…