Sejumlah Kendala Jegal Target Pertumbuhan Industri

NERACA

 

Jakarta – Pertumbuhan industri bisa mencapai 7,1% seperti yang ditargetkan pemerintah jika pemerintah tetap fokus pada program hilirisasi industri. Selain itu, Pertumbuhan industri nasional mampu menarik minat banyak investor, apabila kebijakan-kebijakan fiskal baru berupa keringanan pajak untuk meningkatkan investasi di dalam negeri terus ditingkatkan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Erwin Aksa mengatakan, ada beberapa masalah masih menjadi kendala pertumbuhan industri, seperti suku bank pinjaman dari perbankan yang besar dan infrastruktur. “Suku bunga pinjaman di dalam negeri masih tinggi dibandingkan negara Asean lainnya. Perbaikan pelabuhan serta infrastruktur lainnya masih menghambat pertumbuhan industri di dalam negeri,” paparnya di Jakarta, Senin (13/8).

Sedangkan masalah undang-undang pengadaan lahan lanjut Erwin, masih menjadi hambatan untuk berinvestasi. Pasokan gas juga menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah. “Undang-undang pengadaan lahan sampai dengan saat ini masih dibahas bersama DPR. Sedangkan pasokan gas masih menjadi kendala pemerintah, jika ini tidak diselesaikan, maka banyak investor yang akan beralih ke negara lain,” tuturnya.

Di tempat terpisah, Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi mengatakan, industri nasional akan sulit bertumbuh hingga 7 %. Menurut dia, pertumbuhan industri kemungkinan besar akan melambat pada tahun ini. “Ya melambat. Pertumbuhan ekonomi saja 6 % sudah bagus,” kata Sofjan.

Tak hanya kondisi perekonomian global, menurut dia, situasi politik tahun depan dikhawatirkan memengaruhi pertumbuhan industri secara negatif. “Saya paling pesimistis tahun depan karena mulai pemilu. Tidak ada lagi yang konsentrasi. Semuakonsentrasimenangkan pemilu.Faktor politik akan sangat memengaruhi pertumbuhan kita,” katanya.

Menurut dia, realisasi investasi saja yang akan menjadi faktor mendorong pertumbuhan industri pada tahun ini. Sektor industri automotif, besi dan baja, makanan dan minuman bakal terus mendominasi pertumbuhan industri nasional pada tahun ini. “Mobil dan sepeda motor tumbuh, karena pendapatan kelas menengah naik,” jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas di kuartal II/2012 bisa melebihi realisasi kuartal I/2012 yang mencapai 6,13%. “Saya harapkan, di kuartal II industri bisa tumbuh melebihi kuartal I. Kalau mau aman, harus di atas 6,13 5. Saya kira banyak industri besar yang mulai membangun dan itu akan memengaruhi pertumbuhan,” kata Menteri Perindustrian MS Hidayat.

Menperin mengakui, situasi perekonomian di Eropa dan melemahnya nilai tukar rupiah bisa menghambat pertumbuhan industri nasional. Karena itu, pertumbuhan industri pada kuartal II diharapkan bisa diupayakan meningkat dari kuartal pertama tahun ini. Namun, dengan kondisi global yang melemah,Menperin mengatakan bahwa hingga akhir tahun ini pertumbuhan industri diharapkan bisa tumbuh minimal seperti tahun lalu,sekitar 6,8 %. “Mau realistis kan, itu saja sudah bagus, saya sihmaunya 7 persen,” kata dia.

Hidayat menuturkan, di kuartal II, sejumlah sektor industri masih diandalkan kontribusinya terhadap pertumbuhan industri pengolahan nonmigas. Dia antara lain menyebutkan sektor industri besi dan baja, serta makanan dan minuman. “Baja mulai tumbuh lebih cepat, sementara (industri) makanan dan minuman bisa di atas 10 %,” ucapnya.

Kemenperin mencatat, selama kuartal I/2012, sektor industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi dicapai oleh industri pupuk, kimia, dan barang dari karet yakni 9,19% minuman dan tembakau 8,19%, alat angkut, mesin dan peralatannya 6,23%, serta semen dan barang galian bukan logam sebesar 6,11%. Sedangkan, sektor industri yang bertumbuh negatif adalah barang kayu dan hasil hutan lainnya yakni minus 0,86%.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…