Jelang Libur Lebaran, IHSG Cenderung Menguat Tipis

NERACA 

Jakarta – Akhir pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat 10,394 poin (0,25%) ke level 4.141,564. Sementara Indeks LQ45 menguat 3,508 poin (0,49%) ke level 713,486. Penguatan indeks yang terbatas disebabkan tekanan jual investor lokal yang menghambat indeks, padahal dana asing yang mengalir masuk pasar modal cukup besar.

Kata analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono, indeks akhir pekan lalu bergerak dalam volatilitas yang cukup tinggi. “Pergerakan indeks pada hari Jumat dipengaruhi oleh mulai sepinya transaksi menjelang libur panjang lebaran,”katanya di Jakarta akrhi pekan kemarin.

Dia mengatakan bahwa data makro ekonomi yang dirilis pekan ini seperti angka pertumbuhan ekonomi yang di atas ekspektasi, serta rendahnya angka inflasi menjadi katalis positif bagi pergerakan indeks BEI menjelang liburan panjang Lebaran.

Sementara, kata dia, faktor eksternal yang memengaruhi, antara lain, klaim tunjangan pengangguran yang turun dan juga naiknya harga rumah di AS. Defisit perdagangan AS pada bulan Juni, menurut dia, menunjukkan penurunan karena naiknya ekspor dan turunnya impor. Defisit Juni itu merupakan yang terendah sejak Desember 2010.

Berikutnya, mengawali awal pekan ini indeks BEI diproyeksikan akan bergerak dalam rentang terbatas dengan kencenderungan menguat tipis di kisaran 4.130--4.160 poin. Pada perdagangan kemarin, aksi jual banyak dilakukan investor asing sehingga menghambat laju penguatan indeks. Untungnya, investor asing mencatat pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 668,872 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 103.810 kali pada volume 9,985 juta lot saham senilai Rp 3,632 triliun. Sebanyak 100 saham naik, sisanya 153 saham turun, dan 107 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia mengakhiri perdagangan akhir pekan rata-rata dengan melemah. Hanya pasar saham Singapura yang berhasil naik ke zona hijau meski dengan poin yang tipis. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Supreme Cable (SCCO) naik Rp 900 ke Rp 5.500, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 750 ke Rp 38.000, Goodyear (GDYR) naik Rp 600 ke Rp 12.200, dan HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 300 ke Rp 51.300.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Surya Toto (TOTO) turun Rp 800 ke Rp 7.350, Astra Agro (AALI) turun Rp 500 ke Rp 22.100, Golden Energy (GEMS) turun Rp 175 ke Rp 2.575, dan Adira Finance (ADMF) turun Rp 150 ke Rp 10.000.

Menutup perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup menguat tipis 5,414 poin (0,13%) ke level 4.125,756. Sementara Indeks LQ45 naik tipis 0,486 poin (0,07%) ke level 710,464. Saham-saham unggulan berbasis komoditas menjadi korban tekanan aksi jual, terutama di sektor tambang. Beberapa saham lapis dua masih mampu menguat menyusul aksi beli selektif.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 53.145 kali pada volume 6,521 juta lot saham senilai Rp 1,748 triliun. Sebanyak 70 saham naik, sisanya 155 saham turun, dan 96 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Goodyear (GDYR) naik Rp 600 ke Rp 12.200, Indocement (INTP) naik Rp 350 ke Rp 20.300, Holcim (SMCB) naik Rp 125 ke Rp 2.750, dan Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 100 ke Rp 37.350.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Surya Toto (TOTO) turun Rp 850 ke Rp 7.300, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 700 ke Rp 50.550, United Tractor (UNTR) turun Rp 200 ke Rp 22.100, dan Indo Kordsa (BRAM) turun Rp 150 ke Rp 2.750.

Kemudian diawal perdagangan, indeks BEI juga dibuka menguat tipis 6,05 poin atau setara 0,15% ke posisi 4.137,22. Sebanyak 57 saham tercatat menguat, 38 saham melemah, serta 90 saham terpantau stagnan. Adapun nilai perdagangan pada pagi ini dibuka sebesar Rp135,37 miliar dengan volume sebesar 119,35 juta lembar saham.

Menurut Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih, di luar perkiraan, jobless claims Amerika Serikat (AS) turun sebesar 6.000 menjadi 361 ribu pada pekan lalu. Namun data lain masihmixed yaitu consumer confidence turun terendah dalam dua bulan terakhir. Serta harga rumah terus naik tertinggi sejak 2006. "Di tengah perlambatan ekonomi di Uni Eropa dan potensi risiko fiskal di AS yang disebut sebagai fiscal cliff, pemecatan hubungan kerja turun tetapi tingkat pengangguran naik menjadi 8,3% pada Juli, dari 8,2% di Juni.

Maka dari itu, saham-saham yang menguat (top gainers) di antaranya yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik Rp400 ke Rp20.350, PT Surya Toto Tbk (TOTO) naik Rp250 ke Rp8.400, dan PT Semen Gresik Tbk (SMGR) naik Rp200 ke Rp12.600.

Sementara saham yang melemah (top loosers) di antaranya yakni PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) turun Rp400 ke Rp11.200, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun Rp300 ke Rp50.950, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) turun Rp250 ke Rp22.050. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…