Hingga Juli, Total Investasi Timah Capai Rp 39,59 Miliar

NERACA

Jakarta - PT Timah (Persero) Tbk (TINS) hingga Juli 2012 mengeluarkan belanja operasional (operational expenditure/opex) sebesar Rp 30,417 miliar. Sedangkan untuk biaya belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 9,182 miliar.

Hal tersebut disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia akhir pekan kemarin. Dari total copex dan capex tersebut, berarti total investasi perseroan mencapai Rp39,59 miliar.

Adapun penemuan sumber daya sampai dengan Juli 2012 adalah 9.889 ton untuk sumber daya inferred, 6.453 sumber daya indicated dan 2.867 ton untuk sumber daya measured.

Sekretaris Perusahaan TINS Agung Nugroho menuturkan, jika eksplorasi tersebut dilakukan pada Juli dan Agustus 2012. Sedangkan untuk pemboran di darat diarahkan untuk prospeksi di daerah Bangka Selatan dan Bangka Utara. Sementara bor pemantapan untuk tambang besar darat dialihkan ke daerah Bangka Selatan.

Kemudian untuk kegiatan eksplorasi awal Juli dilakukan di Perairan Bangka. Pemboran produksi di Perairan Kundur Barat dilaksanakan awal Juli dan dilaksanakan oleh dua kapal bor dan pemboran produksi dan prospeksi di perairan Bangka dilaksanakan oleh dua kapal bor.

Untuk kegiatan eksplorasi pada Agustus 2012, antara lain pemboran prospeksi akan dilakukan dengan empat kapal bor, di mana dua kapal bor di alokasikan di perairan Bangka sementara dua kapal lainnya di perairan Kundur.

Terkait kinerja, laba bersih TINS pada semester pertama 2012 merosot 51,23% menjadi Rp 336 miliar dibandingkan periode serupa tahun lalu sebesar Rp 689 miliar. Penurunan ini sejalan dengan berkurangnya pendapatan perseroan sepanjang semester pertama 2012 lantaran volume produksi dan harga jual yang juga menurun.

Pendapatan konsolidasian turun dari Rp 4,830 triliun pada semester pertama 2011 menjadi Rp 4,130 triliun pada semester pertama 2012. Penjualan logam timah TINS pada semester pertama 2012 turun 1,26% sebesar 17.236 mton dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 sebesar 17.457 mton.

Volume produksi bijih timah sampai dengan akhir Juni 2012 adalah 16.839 ton sn, turun 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 17.701 ton sn. Produksi logam timah sampai dengan akhir Juni 2012 adalah sebesar 14.984 mton atau 19% lebih rendah dari produksi logam pada semester I-2011 sebesar 18.455 mton."Harga jual logam timah yang diterima Perseroan selama pada semester I-2012 adalah sebesar US$ 22.565. Angka ini lebih rendah 24% dibandingkan harga periode yang sama tahun 2011 sebesar US$29.541," ujar Agung.

Harga logam timah (LME) tertinggi pada semester I-2012 adalah US$ 25.650/mt dan terendah sebesar US$ 18.375/mt dengan harga rata-rata sebesar 21.791/mt. Harga rata-rata ini 25% lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 sebesar US$ 29.337 / mt. Adapun harga logam timah pada tanggal 27 Juli 2012 adalah US$ 17,700/mt. Kurs pada akhir periode adalah Rp 9.480 per dolar US atau 10% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 8.597 per dolar US. (didi)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…