Banjir Produk China Bisa Bunuh Industri Lokal

NERACA

 

Jakarta – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, sudah bisa dipastikan konsumsi masyarakat akan bertambah hingga dua kali lipat. Namun yang menjadi permasalahan saat ini adalah membanjirnya produk impor dari negeri China, yang membuat sejumlah pelaku usaha dalam negeri mengalami kekhawatiran. Pasalnya banjir produk China di pasar domestik berpotensi membunuh industri lokal.

”Sudah seharusnya pemerintah bisa membendung masuknya produk impor khususnya dari China dan meningkatkan daya saing di dalam negeri,” ungkap pengamat ekonomi Universitas Gajah Mada, Rimawan Pradiktyo di Jakarta, akhir pekan lalu.

Lebih jauh Rimawan memaparkan produk China dengan harga yang jauh lebih murah sangat diminati konsumen di Indonesia, sehingga dikhawatirkan akan menggeser produk lokal yang harganya jauh lebih mahal. “Apabila pemerintah tidak melakukan pengaturan terhadap masuknya produk China, maka dampaknya akan sangat besar,” paparnya.

Produk China, menurut Rimawan, bisa mengungguli produk lokal yang harganya jauh lebih tinggi, sehingga produk lokal tidak diminati konsumen. Kondisi ini pada gilirannya akan mematikan perusahaan lokal. Akibat dari semua itu maka perusahaan lokal akan ditutup dan meningkatkan pengangguran di dalam negeri.

”Kondisi ini akan mendorong investasi asing makin berkurang karena mereka mengalihkan dananya ke negara lain yang akan dijadikan basis produksi ke pasar Indonesia. Hal ini akan menekan ekspor Indonesia ke pasar dan impor barang dari negara lain akan makin banyak masuk ke Indonesia,” paparnya.

Tak Diminati Investor

Para investor asing, lanjut Rimawan, kemungkinan akan menginvestasikan dana di China maupun di Vietnam ketimbang Indonesia sebagai basis produksi dan mengekspor produknya ke pasar domestik. “Minat investor akan berubah karena produsen lebih tertarik berekspansi di China dan mengekspor barang jadinya ke Indonesia,” tuturnya.

Rimawan menambahkan, dengan peningkatan pada impor barang konsumsi menunjukkan geliat industri nasional belum terlalu pulih meski ada tren meningkat dibandingkan tahun lalu. “Pemerintah harus memberikan dorongan kepada pengusaha agar industri lebih bertumbuh. Selain itu pemerintah juga harus berani mengambil sikap untuk membatasi masuknya barang konsumsi, khususnya barang yang bisa mematikan produk lokal yang biasanya merupakan hasil dari industri kecil menengah (IKM),” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS. Hidayat, memaparkan pelaku industri harus bisa menumbuhkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap produk-produk dalam negeri. Menperin mengharapkan terlebih lagi, di tengah implementasi Free Trade Agreement (FTA), penguatan daya saing industri dan pengamanan pasar produk dalam negeri sangat diperlukan.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk mendongkrak penggunaan produk-produk dalam negeri, baik melalui penerapan berbagai macam regulasi teknis dan tata niaga untuk pengamanan pasar dalam negeri.

Hidayat juga mengajak kepada semua pihak agar terus memberikan dukungan untuk meningkatkan daya saing melalui optimalisasi penggunaan produk dalam negeri dengan menjaga kualitas dan standar. “Aku Cinta, Aku Bangga dan Aku Pakai Produk Dalam Negeri, hendaknya tidak hanya menjadi slogan, namun dapat menjadi keputusan dalam menentukan pilihan,” tegasnya.

Sejalan dengan hal itu, Kemenperin telah melakukan empat langkah strategis. Pertama, restrukturisasi Industri. Langkah ini terkait dengan pemanfaatan teknologi yang efisien, hemat energi, dan ramah lingkungan melalui restrukturisasi permesinan atau peralatan produksi yang lebih eco-friendly. Misalnya pada industri tekstil dan alas kaki, industri gula, serta industri pupuk.

Kedua, menjamin kecukupan bahan baku yang terkait dengan pengembangan industri hulu seperti industri gas,kimia dasar, danlogamdasar. Ketiga, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri melalui fasilitasi pembangunan unit pelayanan teknis (UPT) untuk mendukung pelatihan dengan keahlian khusus di bidang industri. Keempat, perbaikan pelayanan publik melalui birokrasi yang efektif, efisien, dan akuntabel.

Penguatan Pasar Domestik

Sementara itu, di bidang perdagangan, Kemenperin telah melakukan inisiatif untuk penguatan pasar dalam negeri melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib untuk produk industri, kebijakan Tata Niaga seperti penerapan Importir Produsen (IP) maupun Importir Terdaftar (IT), penerapan trade defends seperti safeguard, anti dumping, dan countervailing duties, serta optimalisasi peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) di semua lini kehidupan dan kegiatan perekonomian.

Upaya-upaya tersebut telah menunjukkan hasil yang cukup signifikan, di mana pertumbuhan industri non-migas pada akhir tahun 2011 mencapai 6,83% lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 6,46%. “Kita semua patut mensyukuri hal tersebut, di mana peningkatan itu merupakan yang pertama kali sejak tahun 2005,” ungkapnya.

Menperin menjelaskan, jika tercatat pertumbuhan industri di atas pertumbuhan ekonomi, itu menjadi salah satu indikator pergerakan dan pertumbuhan industri dalam negeri ke arah yang positif. Selain itu, Menperin juga mengungkapkan, kenaikan laju pertumbuhan dialami kelompok industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki sebesar 7,52% dengan produktivitasnya sekitar 17% dan tambahanpenyerapan tenagakerja baru sebanyak55.000 orang, serta penghematan energi mencapai 6-18%.

“Dengan hasil tersebut, kita dapatmerasaoptimis bahwaupaya-upaya yang telah dilakukan Kemenperin untuk peningkatan daya saing dan penguatan pasar dalam negeri akanmemberdampak yang positifbagiperekonomian Indonesia,” urainya.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…