Tingkatkan Likuiditas Pasar - BEI Rencanakan Turunkan Satuan Fraksi Harga

NERACA

Jakarta – Berbagai macam upaya terus dilakukan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) guna meningkatkan likuiditas perdagangan saham di pasar modal, mulai memberikan ruang investor ritel hingga membangunkan saham tidur. Kali ini, BEI berencana akan menurunkan satuan fraksi harga.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Keanggotaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan, salah satu program yang sedang digagas dan akan diajukan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yakni menurunkan satuan fraksi harga.

"Saat ini ada lima golongan fraksi harga yang digunakan oleh BEI dalam menentukan harga saham emiten yang tercatat. Nantinya jumlahnya akan kami turunkan sehingga secara teori likuiditasnya dapat meningkat," katanya di Jakarta, kemarin.

Fraksi harga adalah satuan perubahan harga saham yang digunakan dalam melakukan penawaran jual atau penawaran beli. Sesuai aturan BEI nomor II-A tentang Perdagangan Efek, saat ini kelima golongan fraksi harga yang ditetapkan BEI adalah Rp1 untuk harga saham yang berada di bawah Rp200, fraksi Rp5 untuk harga saham yang sebelumnya di antara Rp200-Rp500.

Kemudian, fraksi Rp10 untuk harga saham yang sebelumnya di antara Rp500-Rp2.000, fraksi Rp25 untuk harga saham yang sebelumnya di antara Rp2.000-Rp5.000, dan fraksi Rp50 untuk harga saham yang sebelumnya lebih dari Rp5.000. "Rencananya kami akan ubah golongannya menjadi tiga fraksi, untuk detailnya belum dapat dikatakan karena masih dikaji. Kami juga akan secepatnya mengajukan izin kepada Bapepam-LK untuk difinalisasi bersamaan dengan permintaan perizinan 'pre-closing' dan 'post trading,”ungkapnya.

Sebelumnya, BEI juga akan memperkecil jumlah saham dalam 1 lot dari semula berjumlah 500 saham menjadi hanya 100 saham dalam 1 lotnya. Direktur Utama BEI, Ito Warsito pernah bilang, langkah ini diyakini dapat meningkatkan jumlah investor sekaligus turut dapat mendorong likuiditas di pasar modal, “Perseroan siap menempuh langkah krusial yakni dengan memperkecil jumlah saham dalam 1 lot jika kebijakan ini bisa mendorong likuiditas di pasar modal,”paparnya.

Menurutnya, melalui kajian perubahan sistem penjualan saham dari 1 lot sebanyak 500 lembar saham menjadi 100 lembar saham, nantinya bisa berujung pada peningkatan transaksi dan pelaku investasi di pasar modal.

Kendatipun demikian, pihak masih perlu mengakji sebelum mengimplementasikan rencana ini agar lebih banyak dijangkau masyarakat. Diharapkan rata-rata transaksi harian pun ikut meningkat. Hal ini seiring meningkatnya jumlah investor yang masuk ke pasar modal.

Dia juga menyakini, melaui penerapan kebijakan yang masih dalam kajian ini bisa memberi peningkatan yang signifikan dalam frekuensi perdagangan harian dibandingkan yang telah terjadi di pasar modal saat ini. "Dari rata-rata frekuensi perdagangan harian saat ini 128 ribu transaksi perhari, kalau lotnya diperkecil kemungkinan bisa lebih banyak,"ujarnya. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…