Belum Keluar Dari Tekanan, IHSG Cenderung Melemah

NERACA

Jakarta – Meskipun diterpa berbagai kekhawatrian oleh pelaku pasar, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu keluar dari tekanan dan berhasil ditutup menguat tipis 5,129 poin (0,12%) ke level 4.090,709. Sementara Indeks LQ45 menguat tipis 1,864 poin (0,26%) ke level 701,163.

Analis Samuel Sekuritas Christine Salim mengatakan bahwa penguatan bursa kawasan Asia yang cenderung menguat menjadi sentimen positif indeks BEI, “Sentimen global yang cenderung 'mixed' ke arah positif membawa IHSG menguat meski hanya tipis," katanya di Jakarta, Rabu (8/8).

Sementara itu, analis Sinarmas Sekuritas Jeff Tan memperkirakan pada perdagangan hari Kamis secara teknikal indeks BEI akan bergerak "mixed" dengan kecederungan melemah di kisaran 4.060--4.120 poin. Pasalnya, data-data ekonomi China yang dirilis, terutama tingkat inflasi, penjualan ritel dan Industrial Production akan memberikan sentimen terhadap pergerakan indeks BEI.

Menurut dia, kebijakan moneter bank sentral Jepang, pengumuman suku bunga BI, dan antisipasi terhadap dirilisnya data Initial Jobless Claims AS juga akan memberikan sentimen tambahan terhadap IHSG.

Pada perdagangan kemarin, akibat terhambat koreksi di saham-saham lapis dua. Pelaku pasar masih menanti kabar terbaru mengenai krisis utang Uni Eropa sebelum mengambil keputusan penting.

Saham-saham lapis dua berbasis aneka industri memimpin penguatan pasar saham. Tapi sayang, laju penguatan indeks tersendat oleh koreksi di saham-saham tambang industri dasar dan infrastruktur. Transaksi investor asing tidak terlalu tinggi, tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) tipis senilai Rp 124,803 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 110.553 kali pada volume 7,052 juta lot saham senilai Rp 3,958 triliun. Sebanyak 123 saham naik, sisanya 130 saham turun, dan 113 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Surya Toto (TOTO) naik Rp 2.000 ke Rp 68.000, Multi Bintang (MLBI) naik Rp 1.000 ke Rp 708.000, Unilever (UNVR) naik Rp 600 ke Rp 24.600, dan Multi Prima (LPIN) naik Rp 475 ke Rp 4.725.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Taisho (SQBI) turun Rp 5.000 ke Rp 235.000, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 800 ke Rp 50.850, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 300 ke Rp 36.800, dan Semen Gresik (SMGR) turun Rp 250 ke Rp 12.450.

Sementara pada perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup naik tipis 6,177 poin (0,15%) ke level 4.091,757. Sementara Indeks LQ45 menguat tipis 1,113 poin (0,15%) ke level 700,412. Tujuh sekor industri di lantai BEI berhasil menguat, dipimpin oleh sektor konsumer. Sayangnya, tiga sektor masih melemah sehingga menghambat laju penguatan indeks.

Aksi beli yang dilakukan investor ini juga tidak surut meski ada kabar buruk dari Yunani yang baru saja diturunkan peringkatnya menjadi negatif. Pelaku pasar masih menggantungkan harapannya kepada ECB.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 64.542 kali pada volume 4,082 juta lot saham senilai Rp 1,841 triliun. Sebanyak 109 saham naik, sisanya 121 saham turun, dan 104 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Unilever (UNVR) naik Rp 700 ke Rp 24.700, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 300 ke Rp 50.950, Astra Agro (AALI) naik Rp 300 ke Rp 22.600, dan Sarana Menara (TOWR) naik Rp 250 ke Rp 18.200.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Taisho (SQBI) turun Rp 4.000 ke Rp 236.000, Goodyear (GDYR) turun Rp 500 ke Rp 10.600, Duta Pertiwi (DUTI) turun Rp 200 ke Rp 2.900, United Tractor (UNTR) turun Rp 150 ke Rp 21.550.

Kemudian diawal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 1,91 poin atau 0,05% ke posisi 4.087,49. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 0,49 poin (0,05%) ke level 699,79, “Bursa Asia turut menguat, hal itu memfaktorkan penguatan bursa global seiring kembali menguatnya ekspektasi pasar bahwa bank sentral akan memberikan stimulus moneter," kata Samuel Sekuritas Christine Salim.

Dia menambahkan, pasar mengabaikan sentimen negatif dari beberapa rilis data ekonomi di Eropa seperti produk domestik bruto (PDB) 2012 Italia yang kembali terkontraksi 0,7%, data factory orders Jerman yang turun 1,7% dan data manufaktur Inggris yang juga turun 2,9%.

Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono menambahkan, bursa regional relatif berada pada area positif seiring dengan dukungan Kanselir Jerman terhadap rencana pembelian obligasi yang akan dilakukan oleh bank sentral Eropa.

Dia mengatakan, sentimen positif dari pengumuman data pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2012 dalam negeri mencapai 6,4% yang lebih tinggi dari perkiraan pasar yang sebesar 6,1%, dapat menjadi pendorong indeks BEI terangkat.

Bursa regional diantaranya indeks Hang Seng menguat 53,64 poin (0,27%) ke level 20.126,19, indeks Nikkei-225 naik 143,34 poin (0,63%) ke level 8.946,65 dan Straits Times melemah 3,18 poin atau 0,10% ke level 3.064,56. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…