Adhi Karya Bangun Monorel Rp3,7 Triliun

NERACA

Jakarta—BUMN Konstruksi, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berencana membangun monorel sepanjang 13 kilometer (km) dengan kajian teknikal dimulai akhir tahun ini. Investasi monorel diperkirakan menelan biaya Rp3,7 triliun.  "Nanti, skema bisnis monorel adalah konsorsium BUMN, pemda DKI, dan konsorsium bank BUMN," kata Direktur Utama ADHI, Kiswodarmawan di Jakarta, Rabu,8/8

Menurut Kiswodarmawan, kebutuhan dana pembangunan monorel diperoleh dari kas internal 30 % atau Rp1,117 triliun dan pinjaman perbankan sebesar 70 % atau Rp2,608 triliun. Perseroan memilih bank BUMN sebagai kreditur.

Dalam pengerjaan monorel ini, sambungnya, perseroan berencana menggandeng PT Jasa Marga Tbk dan PT PLN Persero. Namun, untuk merealisasikan proyek tersebut perseroan terlebih dahulu mengkomunikasikan dengan Pemda DKI Jakarta.

Lebih jauh Kiswodarmawan menambahkan persiapan konstruksi monorel ini diperkirakan membutuhkan waktu 2,5 tahun, sementara masa konsesinya sekitar 30 tahun. Monorel diproyeksikan akan beroperasi penuh pada 2015 mendatang. "Tarif monorel ini Rp9.500 per orang. Kalau dapat subsidi bisa Rp9.000 dengan mempertimbangkan inflasi 5 %," tuturnya.

Dalam hitungan Kiswo, kapasitas gerbong monorel ini dapat menampung 200 orang, dengan kapasitas angkut 77.500 orang per arah per hari serta setiap empat menit kereta monorel akan datang. "Monorel ini akan melewati 16 stasiun. Nanti akan terhubung dengan MRT Dukuh Atas-Istora-Senayan, serta kereta komuter di Dukuh Atas," ungkapnya.

Menteri BUMN Dahlan Iskan menyetujui dan memberikan izin rencana pembangunan monorel oleh Adhi Karya. Untuk merealisasikannya, ADHI harus berkonsultasi dengan Pemda DKI terlebih dahulu. "Saya sangat setuju dan saya izinkan. Sekarang ADHI harus kompromikan dulu ke Pemda DKI," urai Dahlan.

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Tangerang, Banten, Dendy Priyandana mengatakan bila panjang kereta api layang (Monorel) mulai dari Serpong, hingga Bandara Soekarno Hatta yakni 35 kilometer. "Saat ini, proyek pembangunan ini sudah selesai sampai tahap pra Feasibility Study," kata Dendy

Malah Dendy menambahkan setelah proses Pra Feasibility Study selesai, maka akan dilanjutkan dalam tahap Detail Engineering Design (DED) termasuk mengenai pembuatan setiap shelter. Lalu, bila tidak ada hambatan dalam pembebasan lahan di Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, maka ground breaking awal Mei 2013.

Adapun pemancangan pertama akan dilakukan dari dekat Puspiptek melewati Muncul hingga ke Rawa Buntu."Jika seluruh rencana tersebut berjalan lancar maka pembuatan rangka akan diselesaikan pada tahun 2014," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten, Husni Hasan sebelumnya pada hari Kamis (26/7) ditemui di Bandara Soekarno Hatta menuturkan pembangunan kereta api layang (Monorel) mulai dari Serpong, hingga Bandara Soekarno Hatta, menelan anggaran sebesar Rp6,5 triliun atau 700 juta dolar AS. **cahyo

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…