Pembangunan Terminal Petikemas Bakal Telan Dana Rp 3 Triliun

NERACA

 

Jakarta - PT Pelindo II berencana segera membangun PT Terminal Petikemas Indonesia. PT Terminal Petikemas ini merupakan anak perusahaan dari PT Pelabuhan Indonesia yang akan mengoperasikan terminal domestik untuk pendulum nusantara, sehingga shipping line yang masuk akan dijamin produkifitasnya sehingga menjadi lebih efisien.

"PT Pelindo I, IPC, III dan IV akan menjadi owner-nya, dan mudah-mudahan minggu depan izin dari PT Terminal Petikemas Indonesia keluar," kata Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino pada acara buka puasa bersama di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, keseluruhan investasi untuk pembangunan Terminal Petikemas ini mencapai Rp3 triliun, yang akan dialokasikan untuk pengembangan pelabuhan, antara lain pelabuhan Belawan, Sorong, Surabaya, dan Makassar. Untuk sumber pendanaan Terminal Petikemas ini, dia mengataka merupakan kas internal Pelindo I-IV, sedang sisanya berasal dari pinjaman perbankan. “Masing-masing sebesar Rp1 triliun untuk pengembangan Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Sorong, Papua. Sisanya untuk pelabuhan lainnya yang dilalui Pendulum Nusantara," ungkapnya.

Dia menjelaskan saat ini tengah disiapkan untuk melakukan perbaikan di beberapa pelabuhan. Di Belawan misalnya, perlu diperkuat dermaganya dengan memperdalam hingga 13 meter, dari sebelumnya yang hanya 10 meter, alurnya juga ditambah 13 meter. Demikian juga di Surabaya, dari yang sekarang 9-10 meter, juga diperdalam 14 meter. Pelabuhan di Makassar juga memerlukan penambahan hingga menjadi 13 meter.

Sementara itu, untuk Pelabuhan Tanjung Priok, dia mengatakan tidak ada masalah. Sedangkan Pelabuhan Sorong diharapkan land akuisisinya bisa selesai dalam waktu dekat. Dengan begitu pada 2014 nanti pelabuhan Sorong dapat dioperasikan. "Di Sorong mudah-mudahan dalam waktu 1-2 bulan ini land akuisisinya selesai sehingga kita masih bisa selesaikan sebelum akhir tahun ini, jadi Pelabuhan Sorong sudah mulai bekerja. Dengan demikian di 2014 nanti, Sorong sudah mulai berfungsi," paparnya.

Lebih lanjut Lino menambahkan, pelabuhan di Indonesia tidak maju karena pelabuhannya belum bisa efisien. Selama ini, kapal-kapal di pelabuhan lebih lama menunggu daripada berlayar. “Agar shipping line kita yang sudah besar ini menjadi bersandar kuat sehingga pelabuhan kita kompetitif, perlu kebijaksanaan-kebijaksanaan mengenai fiskal, kredit, banking, tax, dan perusahaan, semuanya harus ada pembenahan. Jika tidak bisa kompetitif, meskipun dengan asas kabotage, akan sangat bahaya sekali,” tandas Lino.

Pengembangan Pelabuhan

Lino mengatakan, akhir tahun ini, perusahaannya akan segera merealisasikan pengembangan pelabuhan Sorong. Hal itu dilakukan untuk menambah kapasitas pelabuhan tersebut. “Sorong desainnya sudah siap, tinggal land akusisisi, kemungkinan itu selesai 1-2 bulan, sehingga akhir tahun ini Sorong bisa mulai bekerja dan 2014 diharapkan sudah bisa beroperasi,” jelas Lino.

Menurut dia, untuk proyek pengembangan ini, dibutuhkan dana sekitar Rp1 triliun. Sumber pendanaannya kurang lebih 70% akan berupa pinjaman, sedangkan sisanya berasal dari ekuitas. Dioperasikannya pelabuhan Sorong ini, nantinya akan dapat meningkatkan efisiensi dan menekan biaya logistik. Pasalnya, Sorong, Papua memiliki kedalaman laut yang mendukung kinerja pelabuhan dalam skala besar, yang mampu menampung kapal-kapal berkapasitas 3000 kontainer.

Lebih lanjut Lino mengatakan, pengembangan Pelabuhan Sorong ini, diharapkan kapasitas pelabuhan tersebut meningkat ke angka 500.000 Teus (Twenty Foot Equivalent Unit). Untuk saat ini, prapengembangan, kapasitas Pelabuhan sorong hanya 25.000 Teus. Menurut dia, dalam proyek pengembangan pelabuhan ini, Pelindo akan bergabung ke sebuah konsorsium untuk pengerjaan proyek tersebut. Adapun konsorsium tersebut terdiri atas PT Samudera Indonesia, Tbk, PT Meratus Line, PT Tempuran Emas, Tbk, PT Pelindo IV, PT Salam Pasific Indonesia Lines, PT Tanto Intim Line, dan PT Pembangunan Perumahan.

Dia menambahkan pelabuhan Sorong ini memegang peranan penting sebagai pusat distribusi barang di Indonesia timur dalam kerangka national connectivity. Lino juga yakin pelabuhan itu akan menjadi proyek penting dalam mempercepat pembangunan jaringan transportasi integratif dan dapat menekan biaya logistik.

Untuk catatan, saat ini pelayaran dari Jakarta ke Sorong biaya yang harus dikeluarkan adalah 2000 dolar/teus. Sedangkan jika kontainer dari Jakarta ke Hongkong hanya 100 dolar/teus. Hongkong ke Jakarta 200 dolar/teus. Jakarta-Shanghai 40 dollar/teus. Dengan adanya pelabuhan Sorong ini nantinya, apabila ada ekspor dari Papua, tidak lagi melalui Surabaya, tapi bisa Sorong langsung ke Hongkong atau ke Sanghai sehingga dari segi waktu dan biaya tentu bisa lebih efisien.

Selain pengembangan beberapa pelabuhan tersebut, PT Pelindo II juga berharap program Indonesia Logistics Community Services (ILCS) sudah bisa digunakan akhir tahun ini. Hal tersebut untuk mengantisipasi lonjakan kapasitas pelabuhan, sekaligus guna mendukung efektivitas layanan logistic. “ILCS ini direncanakan akan mulai beroperasi pada kuartal ketiga tahun ini.” kata Lino.

Layanan ILCS ini akan memudahkan pengadaan layanan informasi, pertukaran dokumen, serta transaksi elektronik bagi pelaku logistik Indonesia. Dengan demikian, nantinya akan memudahkan pemilik barang untuk layanan administrasi, baik untuk pengambilan maupun pengiriman barang, dan bersifat transparan.

Menurut Lino, dengan diterapkannya program ILCS, dapat memangkas waktu dalam pengurusan administrasi atau untuk tahap preparation, yang tadinya 5-6 hari, bisa mencapai 3 hari. Bahkan untuk waktu bongkar muat pun lebih cepat, dari dua jam bisa hanya 15 menit.

Sementara itu, untuk informasi, terhitung sejak 21 Juli-5 Agustus, pertumbuhan arus penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok tercatat meningkat 280% dibandingkan periode yang sama di tahun sebeumnya. Melihat tren tahun lalu tersebut, puncak debarkasi dan embarkasi penumpang diperkirakan terjadi pada 14-15 Agustus 2012 atau H-3 lebaran.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…