Jelang Lebaran - Pegadaian Siap Tambah Modal Hadapi Remitansi

NERACA

Jakarta---PT Pegadaian (Persero) mengaku telah siap menghadapi transaksi pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia (remitansi) jelang Idul Fitri 2012 dengan menambah modal guna membayar kepada nasabah. "Jelang lebaran, kami persiapkan untuk penambahan modal, agar bisa membayar nasabah yang ingin mengambil pengiriman uang, dan jumlahnya tidak kami batasi," kata Staf Fungsional Usaha Lain Pegadaian Senen, Jakarta,  Tyas Ari Hidayat di Jakarta, Kamis,2/8.

Menurut Tyas, pengiriman uang dari luar negeri akan meningkat 40% hingga 50% menjelang lebaran, yang dikirimkan oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang keluarganya berada di Indonesia. Jika dibandingkan dengan tahun 2011, penerimaan remitansi pegadaian hingga Desember 2011 mencapai Rp140 juta, dengan peningkatan penerimaan tertinggi 45%  menjelang lebaran.

Sementara itu, penerimaan remitansi hingga awal Agustus 2012 di Pegadaian Senen mencapai Rp546 juta, meningkat hampir tiga kali lipat jika dibandingkan dengan penerimaan tahun lalu.

Meskipun demikian, Tyas mengaku pihaknya akan tetap mematuhi peraturan yang ditetapkan Western Union sebagai jasa pengiriman uang di pegadaian. "Kami dibatasi untuk pengiriman dari luar negeri per orang maksimal Rp100 juta. Jadi dari situ kami bisa memperkirakan modal yang akan kami persiapkan," kata Tyas.

Dari Pegadaian Cabang Gunung Kidul Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan nilai transaksi kredit mencapai Rp5,9 miliar selama Ramadhan hingga Lebaran 1433 Hijriah. "Pada Juli ini, nilai transaksi mencapai Rp3,9 miliar atau mengalami kenaikan 20 persen dari rata-rata setiap bulannya Rp3 miliar. Agustus ini, kami mentargetkan nilai transaksi mencapai Rp5,9 miliar, dan kami yakin dapat terpenuhi," kata Kepala Pegadaian Cabang Gunung Kidul, Agus N Sulamto di Gunung Kidul, Kamis.

Menurut Agus, tren dan kecenderungan masyarakat di Gunung Kidul untuk mendapatkan uang secara cepat lebih memilih pegadaian sebagai solusinya. **cahyo

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…