Adaro Garap Tiga Proyek Infrastruktur Ratusan Juta Dollar

NERACA

Jakarta - Emiten di sektor pertambangan, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tengah menggarap tiga proyek infrastruktur. Perseroan dikabarkan mengeluarkan dana ratusan juta dollar untuk proyek tersebut.

Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (1/8). Disebutkan, proyek pertama adalah proyek Out of Pit Crushing and Conveying System (OPCC) untuk Lapisan Penutup. Sistem OPCC yang bernilai US$212 juta akan membantu untuk meng-offset proyeksi peningkatan biaya pengangkutan lapisan penutup yang menggunakan truk di tambang Tutupan dan mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Adaro memperkirakan bahwa sistem ini akan dimulai pada awal 2013. "Adaro menginvestasikan US$35,7 juta selama kuartal kedua 2012 yang sebagian besar digunakan untuk rancangan, material dan konstruksi, sehingga total investasi menjadi US$150,3 juta. Kami berada di posisi yang baik untuk memulai operasi proyek ini pada awal 2013," kata Head of Investor Relations Adaro Energy Cameron Tough.

Adapun proyek kedua adalah, pembangkit listrik mulut tambang yang bernilai US$160 juta ini akan dioperasikan oleh anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Adaro, dalam hal ini PT Makmur Sejahtera Wisesa (MSW) untuk membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak karena akan menggunakan kira-kira 300 ribu ton batu bara E4000 (Wara) setiap tahunnya.

Pembangkit ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2012 untuk memberikan daya bagi OPCC dan mendukung operasional penambangan Adaro Indonesia. Adaro menginvestasikan US$8,6 juta selama kuartal kedua 2012, yang sebagian besar merupakan pembayaran cicilan kepada kontraktor, yaitu PT Punj Lloyd Indonesia dan PT Punj Lloyd Pte Ltd Singapore, serta untuk membangun jalur transmisi listrik, sehingga total investasi mencapai US$140,4 juta.

Sedangkan proyek yang ketiga adalah, proyek peningkatan kapasitas di Terminal Sungai Kelanis yang bernilai US$55 juta ditujukan untuk meningkatkan kapasitas lewatan (throughput capacity) tahunan dari kira-kira 55 juta ton menjadi lebih dari 70 juta ton sampai akhir 2012. Adaro menginvestasikan US$7,9 juta selama kuartal kedua 2012, sehingga total investasi mencapai US$32,5 juta.

Pangkas Target

Seiring berlebihnya pasokan dan pertimbangan pasar, ADRO memangkas target produksinya di tahun 2012 dari 50-53 juta ton menjadi 48-51 juta ton. "Kami menurunkan panduan produksi untuk tahun 2012 karena pertimbangan kondisi pasar yang sulit," kata Cameron.

Perseroan hingga akhir Juni mencatat produksi 23,01 juta ton, dimana khusus triwulan II-2012 produksi Adaro mencapai 12,05 juta ton. Sedangkan penjualan batubara mencapai 23,69 juta ton, dimana masing-masing triwulan I dan II masing-masing 11,25 juta ton dan 12,44 juta ton."Dimana produksi dari tambang E4000 (Wara) meningkat 55% (yoy) menjadi 2,07 juta ton. Seluruh volume penjualan untuk tahun ini telah dikontrak dan sebagian besar merupakan kontrak dengan harga yang ditetapkan berdasarkan harga tetap dan terkait dengan indeks," ujar Cameron.

Perseroan menghidari penjualan batubara di pasar spot, seiring lemahnya harga emas hitam ini. "Sebagai pilihan bagi konsumen, kami telah memperkenalkan E4500 produk baru kami yang merupakan campuran antara E5000 (Tutupan) dan E4000 (Wara). Kami menjual 0,51 juta ton E4500 kepada dua konsumen yang berlokasi di Korea dan Indonesia. Kami yakin bahwa melemahnya harga batubara yang terjadi akhir-akhir ini bukan disebabkan oleh kurangnya permintaan, melainkan karena kelebihan pasokan," tutupnya. (didi)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…