Melahirkan Pemimpin yang Berwawasan - Program ULAS Unilever INdonesia :

 NERACA

Melalui program ULAS, Unilever Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengajak mahasiswa untuk menggali daya kreatifitas

 

Sebagai calon pemimpin bangsa, Mahasiswa harus menggali daya kreatifitas demi mengatasi berbagai permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan saat ini untuk masa depan bumi yang lebih baik.

Beberapa permasalahan yang tak kunjung usai di Jakarta misalnya. Di usianya yang ke 485 ini, Jakarta masih juga dalam pembenahan diri. Ibarat seorang manusia, di usia tuanya jakarta masih seperti anak yang belajar merangkak.

Banyak kasus yang belum terpecahkan, mulai dari macet, banjir, angka kemiskinan sampai tata kota yang semrawut. Oleh karenanya, kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat di sebuah kota yang menjadi Ibukota Negara Indonesia saat ini pun memerlukan perhatian yang serius.

Perkiraan masa depan Kota Jakarta yang diambil dari berbagai sumber mengatakan di tahun 2014 Jakarta diperkirakan akan mengalami macet total yang semakin parah yang disebabkan karena jumlah sarana transportasi jauh lebih besar dari kapasitas jalan raya.

Pada 2010 tingkat pengangguran di Jakarta mencapai 11,05%. Kurang lebih 400.000 penduduk Jakarta hidup di bawah garis kemiskinan dan sangat rentan terhadap guncangan eksternal dari dampak ketidakseimbangan lingkungan hidup seperti banjir, krisis air, dan lain-lain. Permasalahan pun tak berhenti disitu, jumlah sampah di Jakarta dalam dua hari bisa menyaingi Candi Borobudur.

Berkaca dari kondisi di atas dan sejalan dengan visi Unilever dalam sustainability, Unilever bekerjasama dengan Fakusltas Ekonomi Universitas Indonesia mengadakan sebuah program kompetisi bagi mahasiswa, bertajuk Unilever Leadership Actions on Sustainability (ULAS).

Program ini bertujuan untuk menggerakkan mahasiswa dalam mengembangkan ide-ide kreatif guna mengatasi berbagai masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang terjadi dan mewujudkannya di masyarakat.

Mendengar kata kreatif tentunya seseorang akan berfikir bahwa kreatif itu adalah sesuatu yang baru yang dapat kita munculkan tanpa ada contoh sebelumnya. Para pakar pendidikan mendefinisikan bahwa arti kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan karya baru yang bisa diterima oleh komunitas tertentu atau bisa diakui oleh mereka sebagai sesuatu yang bermanfaat.

Jadi kreativitas adalah kemampuan berfikir untuk meraih hasil-hasil yang variatif dan baru, serta memungkinkan untuk diaplikasikan, baik dalam bidang keilmuan maupun bidang kehidupan lain yang bermanfaat.

Leadership & Organization Development Manager PT Unilever Indonesia, Tbk. Indrijati Rahayoe mengatakan, sangat penting untuk menumbuhkan semangat sustainability ini semenjak dini.

Program kompetisi ULAS ini merupakan sebuah langkah kecil yang Unilever Indonesia canangkan dalam upaya membentuk dan mengembangkan pola pikir mengenai sustainability di kalangan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan,” tutur dia.

Menumbuhkan ide kreatif

Ide kreatif tidak jatuh begitu saja dari langit ketika orang lagi termenung seperti mendapat wangsit. Prinsipnya, barang siapa tidak menanam maka dia tidak akan memetik hasilnya. Bibit-bibit ide kreatif perlu ditanam, dipupuk, dan disirami dalam diri selama bertahun-tahun bahkan seumur hidup.

General Manager Yayasan Unilever Indonesia, Sinta Kaniawati yang juga menjadi wakil ketua juri dalam program ULAS ini mengatakan, kegiatan ULAS ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Unilever Indonesia dalam menumbuhkan semangat sustainability di masyarakat.

Secara global Unilever telah berkomitmen untuk menerapkan pola pikir dan tindakan sustainability dalam menjalankan bisnis kami yang tertuang dalam Unilever Sustainable Living Plan, dimana kesuksesan yang kami raih di masa depan ditentukan oleh kemampuan kami menumbuhkan bisnis kami saat ini dan di waktu yang bersamaan menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan serta meningkatkan dampak sosial yang positif,” tambah dia.

Sebanyak 57 ide-ide kreatif telah diterima panitia ULAS dan telah diseleksi oleh para juri yang terdiri dari internal Unilever dan para pakar sustainability. Dari hasil seleksi tersebut, telah terpilih 10 ide kreatif untuk mengikuti proses selanjutnya.

Dari 10 ide kreatif ini, tiga diantaranya dipilih dari suara terbanyak hasil pilihan masyarakat terhadap video presentasi yang dibuat oleh para mahasiswa yang di unggah ke fanpage Unilever. Proses selanjutnya adalah pembekalan di U Camp yang diselenggarakan di Unilever Learning Center, Mega Mendung, selama empat hari dari tanggal 24 hinggal 27 Juli lalu.

Indrijati Rahayoe menjelaskan, di U Camp ini, mereka mendapatkan pelatihan dan informasi mengenai isu-isu sustainability, pelatihan kepemimpinan, pengetahuan managemen proyek, serta kegiatan team building.

Para finalis juga mendapat kesempatan membangun jaringan dan bertatap muka dan mendapatkan inspirasi dari berbagai tokoh terkemuka di tingkat lokal, nasional, maupun internasional, seperti Prof. Dr. Emil Salim, pakar ekonomi dan lingkungan.

Young entrepreneurs diantaranya Goris Mustaqim (pendiri Yayasan Asgar Muda, social enterprise pemuda yang bervisi mengembangkan potensi lokal untuk kesejahteraan masyarakat Garut), Iman Usman (pendiri Indonesian Future Leader), Nadine Zamira (Putri Bumi Indonesia 2009 & pendiri LeafPlus, konsultan komunikasi lingkungan), dan masih banyak lagi.

Setelah menerima pembekalan di U Camp, para mahasiswa akan diberikan dana bantuan sesuai dengan proposal dana yang diajukan dengan maksimum nominal sebesar Rp. 20 juta untuk menjalankan program di masyarakat selama dua bulan, program ini berbasis masyarakat dan dapat terus digulirkan dan berkesinambungan.

Dalam pelaksanaan programnya mereka akan mendapatkan pendampingan dari Unilever, Universitas Indonesia dan para mitra NGO. Hasil pelaksanaan program kemudian akan dinilai kembali oleh para juri untuk dipilih pemenang dari program ULAS ini.

Kriteria penilaian terdiri dari skala proyek (15%); elaborasi ide/kreativitas, motivasi, inovasi (15%), relevansi dan dampak untuk bisnis dan masyarakat, lingkungan, sosial, ekonomi (20%); kelayakan ide; dan program yang jangka panjang.

Sinta Kaniawati berharap agar melalui kepedulian dan inovasi ide-ide kreatif para mahasiswa, semangat sustainability ini akan terus tumbuh dan berkembang menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi dan mencapai kehidupan yang lebih baik di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan.

Kami berharap langkah kecil dari generasi muda ini dapat terus menerus dikembangkan ke wilayah-wilayah lain di Indonesia sehingga akan membawa perubahan besar,” tutup Sinta Kaniawati.

BERITA TERKAIT

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…

Sisihkan Rp1000 dari Beli Paket Super - Telkomsel Bantu Renovasi SD di Seluruh Indonesia

Peduli pada dunia pendidikan, khusus sarana dan prasarana mengajar yang tidak layak menginisiasi  Telkomsel menghadirkan program "Donasi Super Seru". Program…

BERITA LAINNYA DI CSR

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…

Sisihkan Rp1000 dari Beli Paket Super - Telkomsel Bantu Renovasi SD di Seluruh Indonesia

Peduli pada dunia pendidikan, khusus sarana dan prasarana mengajar yang tidak layak menginisiasi  Telkomsel menghadirkan program "Donasi Super Seru". Program…