Sampai Juni 2012, Sudah Cetak Laba Sampai Rp 9,88 Triliun - Pertamina EP Akan Kembalikan 30% Area Kerjanya

NERACA

Jakarta - PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero), berencana mengembalikan ke negara area seluas 24.000 Km2 atau sekitar 30% dari total luas wilayah kerja minyak dan gasnya.

“Wilayah kerja yang akan dikembalikan adalah lapangan yang sudah tidak mungkin dilakukan pengelolaan lebih lanjut,” kata Syamsu Alam, Direktur Utama Pertamina EP kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

Syamsu Alam menjelaskan, keseluruhan wilayah kerja yang dikelola Pertamina EP saat ini mencapai 140.000 Km2. Sebenarnya sudah menjadi kewajiban bagi Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKS) Migas, untuk melepaskan 10% wilayah yang dalam proses eksplorasi sudah dianggap tidak potensial, dalam satu tahun sejak operasi dilakukan.

Dia mengakui, wilayah kerja Pertamina EP paling luas dibandingkan Kontraktor KKS migas lainnya. Namun banyak di antara wilayah kerja itu, yang sebenarnya sudah tidak potensial untuk terus dipegang Pertamina EP. “Jika tidak di-relenguis (dilepaskan -red) justru menjadi beban bagi perusahaan, karena harus menjaga dan merawat wilayah kerja yang tidak potensial. Kami juga tidak ingin dianggap mengangkangi wilayah kerja yang sudah tidak potensial,” jelasnya.

Wilayah kerja yang akan dilepaskan, imbuh Syamsu, diantaranya adalah wilayah kerja di Jawa Timur bagian selatan yakni Wonokromo, dan wilayah kerja di Jawa Barat bagian selatan. “Dua wilayah kerja ini sudah jelas-jelas tidak proven (terbukti, red) untuk menjadi cekungan migas,” ujarnya.

Selain itu, wilayah kerja yang juga akan dilepaskan adalah wilayah di atas Bukit Barisan, dan yang pasti wilayah kerja yang berada di Jakarta. “Terus terang kita punya wilayah kerja di Ujung Aspal, Pondok Gede, Jakarta Timur. Dulu saat daerah itu masih sepi, kita melakukan pemboran beberapa sumur di sana. Tetapi saat sekarang wilayah itu sudah ramai oleh pemukiman, maka sudah tidak potensial lagi untuk dikembangkan sebagai wilayah kerja migas, dan akan kita lepaskan,” terangnya.

Wilayah kerja Pertamina EP lainnya yang akan dilepaskan adalah di Jawa Tengah, tepatnya di Gunung Muria. Wilayah itu kemungkinan besar akan difokuskan untuk pengembangan panas bumi. “Jadi total wilayah kerja yang akan kita lepaskan adalah 24.000 Km2,” terang Dia.

Dalam kesempatan itu, Syamsu juga memaparkan, sepanjang semester I tahun  2012, Pertamina EP telah membukukan laba bersih sebesar Rp 9,88 triliun atau naik 20,48% dari realisasi periode yang sama tahun lalu. Di semester pertama 2011, Pertamina EP mencetak laba bersih sebesar Rp 8,2 triliun.

Syamsu Alam mengungkap, peningkatan laba bersih didorong kenaikan harga jual rata-rata minyak dan gas sepanjang Januari-Juni 2012.

Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Pertamina, harga jual rata-rata minyak mentah perseroan sebesar US$ 90 per barel dan gas US$ 4,56 per juta british thermal unit (mmbtu). Sepanjang Januari-Juni 2012, harga jual rata-rata minyak mentah Pertamina EP tercatat US$ 118 per barel dan harga jual gas US$ 5,02 per mmbtu.

Menurut Dia, sampai Juni 2012, rata-rata produksi minyak Pertamina EP sebanyak 127,8 ribu barel per hari. Sementara hasil produksi gas sekitar 1.059 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

“Pencapaian produksi tersebut lebih tinggi dibanding realisasi periode sama tahun lalu sebesar 123,4 ribu barel per hari minyak dan 1.047,7 mmscfd gas,” paparnya.

Syamsu menyebut, dalam tahun ini, Pertamina EP memproyeksikan pendapatan Rp 43,73 triliun. Namun baru akhir Juni saja, pendapatan perusahaan itu tercatat sudah sebesar Rp 25 triliun (year-todate). Sementara laba bersih diproyeksikan sekitar Rp 15,57 triliun turun dibandingkan realisasi tahun lalu Rp 17 triliun.

Untuk mencapai target tersebut, perseroan mengalokasikan biaya operasi Rp 17 triliun, sebanyak Rp 8,5 triliun telah direalisasikan hingga akhir Juni. Perseroan juga berupaya meningkatkan produksi melalui sejumlah upaya percepatan antara lain optimalisasi produksi pada aset yang ada, percepatan pengembangan lapangan baru, dan reaktivasi sumur-sumur suspended.

BERITA TERKAIT

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…

BERITA LAINNYA DI Industri

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…