Menperin Minta APM Tak Khawatirkan Kenaikan Uang Muka 30%

NERACA

 

Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta agen pemegang merek (APM) tidak perlu khawatir dengan kenaikan uang muka minimum untuk kredit kendaraan roda empat sebesar 30%.

“Kenaikan uang muka sebesar 30% hanya membuat goncangan bagi industri otomotif nasional selama 2 hingga 3 bulan. Nantinya, konsumen akan menyesuaikan uang muka yang telah ditetapkan pihak APM,” kata Menteri Perindustrian M.S Hidayat di Jakarta, Kamis (26/7).

Hidayat menuturkan, kenaikan uang muka sebesar 30% akan mengamankan lembaga pembiayaan. “Naiknya uang muka sangat bagus bagi dunia perbankan dan konsumen bisa menyicil kendaraan secara ringan,” ujarnya.

Sedangkan pengamat otomotif Suhari Sargo mengatakan kenaikan uang muka kendaraan berpotensi menurunkan penjualan dalam beberapa bulan. “Hingga akhir tahun, kemungkinan pasar mobil di dalam negeri akan sedikit menurun. Namun, hingga semester I tahun ini penjualan mobil mencapai 535.263 unit, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 417.683 unit,” katanya.

Suhari menambahkan, konsumen cenderung menunda pembelian mobil baru karena berdekatan dengan tahun ajaran baru dan Hari Raya Idul Fitri. “Event ajaran baru dan Hari Raya Idul Fitri yang jaraknya sangat pendek, membuat konsumen menahan pembelian mobil baru. Diperkirakan pada akhir tahun maupun awal tahun, pasar mobil dalam negeri akan meningkat,” tandasnya.

Sementara itu,Vice President Director PT Hyundai Mobil Indonesia Mukiat Sutikno mengungkapkan kenaikan uang muka kredit (DP) hingga 30 % menjadi momok baru di pasar mobil nasional. Meski begitu kalangan Agen Pemegang Merek (APM) optimistis, Hari Raya Lebaran akan 'menyelamatkan' angka penjualan mobil.

"Sebenarnya menurut saya dampak kenaikan DP itu baru akan terasa 2-3 bulan kedepan. Menurut saya kita beruntung karena besok (Agustus 2012) ada Idul Fitri, dan ini memungkinkan penjualan kita di Juli 2012 juga akan meningkat," ujar Mukiat.

Hyundai mencatat angka penjualan mobil 567 unit di bulan Juni, naik sedikit dibanding bulan sebelumnya mencapai 520 unit. Tidak dipungkiri kenaikan DP pasti akan memiliki dampak terhadap penjualan di dunia otomotif 2012.

"Dampaknya sih pasti ada, tapi saya belum bisa prediksi. Tapi sebenarnya saya menyayangkan dengan kenaikan DP yang langsung mencapai 30 %, seharusnya menurut saya kenaikan DP itu bisa dilakukan secara bertahap terlebih dahulu agar masyarakat tidak kaget," ucap Mukiat.

"Hingga saat ini kami (Toyota) sudah mengukuhkan penjualan mencapai 202.311 unit, meningkat 33 % lebih tinggi dari tahun lalu. Dan saat ini perbedaan kami dengan kompetitor mencapai 37 % di Market share,"kata dia.

GM Corporate Planning and Public Relation PT Toyota-Astra Motor Widyawati Soedigdo, menambahkan efek kenaikan DP baru terasa 2-3 bulan mendatang. "Kalau soal DP kita tidak bisa bicara sekarang, karena kebijakan ini masih baru. Dan setelah 3 bulan baru kita bisa melihat dampak kenaikan DP. Saya perkirakan Juli 2012 juga akan tetap tinggi karena ada lebaran. Jadi belum bisa bicara soal dampak kenaikan DP," katanya.

Dia menila penjualan kita tetap tinggi, mungkin karena perekonomian RI yang membaik sehingga banyak masyarakat melakukan transaksi secara cash (tunai). “Jadi kami belum bisa pastikan dampak kenaikan DP,” ujarnya.

Direktur Marketing PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, Rizwan Alamsjah mengungkapkan hal yang sama. "Kenaikan DP di bulan Juni kemarin kami belum melihatnya, jadi kita perlu agak lama melihatnya. Mungkin di Juli 2012 barulah kelihatan dampaknya. Karena ketentuan ini baru berlaku, jadi kita belum bisa melihatnya," tambahnya.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…