BP Migas Optimis Capai Target Penerimaan Negara

NERACA

 

Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) memperkirakan penerimaan negara dari sektor hulu minyak dan gas bumi pada tahun ini akan tercapai bahkan melebihi target, sementara estimasi realisasi penerimaan negara pada semester pertama tahun ini telah mencapai US$18,81 miliar atau 56% dibandingkan target penerimaan dalam APBN-P 2012 sebesar US$33,48 miliar.

Estimasi realisasi semester pertama tahun ini sebesar US$18,81 miliar sudah melebihi setengah dari target APBN-P 2012 yang ditetapkan Pemerintah dan DPR disebabkan oleh faktor harga rata-rata minyak mentah dan keberhasilan melakukan renegosiasi harga gas. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price / ICP) pada semester pertama tahun ini telah mencapai US$117 per barel, lebih tinggi dari harga rata-rata minyak mentah yang dipatok dalam APBNP 2012 sebesar US$105 per barel.

Sedangkan, harga rata-rata penjualan gas bumi naik menjadi US$10,83 per juta  British thermal unit (Mmbtu) berkat keberhasilan melakukan renegosiasi harga gas, diatas harga rata-rata penjualan gas bumi yang diperkirakan dalam APBN-P 2012 sebesar US$8,23 per Mmbtu. “Renegosiasi harga penjualan gas bumi benar-benar memberikan dampak signifikan terhadap penerimaan Negara,” ujar Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan A. Rinto Pudyantoro, di Jakarta, Rabu (25/7).

Sementara hingga akhir tahun diperkirakan target penerimaan Negara akan dapat terlampaui dengan asumsi perkiraan harga rata-rata minyak mentah Indonesia dan harga penjualan gas bumi masih diatas perkiraan dalam APBNP 2012. “Hingga akhir tahun, kami perkirakan penerimaan Negara akan mencapai US$34,14 miliar, diatas penerimaan Negara yang ditetapkan dalam APBNP 2012 sebesar US$33,48,” ujarnya.

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia hingga akhir tahun diperkirakan sebesar US$108 per barel, diatas harga rata-rata minyak mentah yang dipatok dalam APBNP 2012 sebesar US$105 per barel. Kenaikan harga penjualan gas bumi di sektor hulu juga menopang kenaikan penerimaan Negara hingga akhir tahun dimana harga rata-rata penjualan gas bumi di sektor hulu hingga akhir tahun diperkirakan sebesar US$9,62 per Mmbtu, lebih tinggi dari perkiraan harga rata-rata penjualan gas bumi dalam APBNP 2012 sebesar US$8,23 per Mmbtu.

“Jadi masalah harga bukan sama sekali tidak bisa kita kontrol, contohnya harga gas mampu kita kontrol sehingga dapat menambah penerimaan Negara secara signifikan untuk tahun ini,” kata Rinto.

Terkait dengan cost recovery pada semester pertama tahun ini, BP Migas berhasil mengendalikan cost recovery sehingga nilainya pada semester pertama tahun ini hanya sebesar 24% dari gross revenue sektor hulu minyak dan gas bumi. Sebelumnya diperkirakan cost recovery pada pertengahan tahun ini akan mencapai kurang lebih 26%.

BERITA TERKAIT

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…