Semester I-2012 - Pertumbuhan Kredit Bukopin Capai 30%

NERACA

Jakarta - PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin) mengungkapkan pertumbuhan kreditnya mencapai sekitar 30% sepanjang semester I-2012. Pertumbuhan itu melebihi target yang dipatok perseroan.  "Semester I baik, kredit 30% ke atas. Year on year," kata Direktur Utama Bank Bukopin, Glen Glenardi Jakarta, Senin (23/7)

Hampir seluruh sektor kredit Bank Bukopin tumbuh, mulai dari Usaha Kecil Menengah (UKM) dan komersial. Pertumbuhan kredit perseroan jauh melebihi target sebelumnya, 20%. "Kredit gabungan tumbuh, target kita sekitar 20% YoY sebenarnya. Jadi ya sudah tercapai," paparnya.

Namun Glen menolak menyebutkan nilai outstanding kredit perseroan hingga Juni 2012.

Sebagai catatan, pada tahun lalu perseroan masih mengandalkan kredit UKM, termasuk pembiayaan pengadaan pangan melalui Bulog dan kredit mikro. Segmen ini memberi kontribusi 57,27% atau Rp 21,01 triliun dari total kredit Rp 40,75 triliun yang disalurkan Bank Bukopin.

Sementara kredit komersial memberi kontribusi 33,63% atau Rp 13,7 triliun dan segmen konsumer tercatat 9,11% atau Rp 3,71 triliun. Sedangkan hingga triwulan I-2012, Bank Bukopin mencatat nilai kredit Rp 36,6 triliun atau tumbuh 39% dibandingkan periode sebelumnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Bukopin, Glen Glenardi, dalam Rapat Umum Pemegan Saham Tahunan PT Bank Bukopin, Tkb menyetujui pembagian dividen sebesar 30% dari laba bersih atau sebesar Rp 221,44 miliar. Laba bersih Bukopin pada tahun 2011 mencapai Rp 738 miliar.

Menurut Glen Glenardi, jumlah dividen yang dibagikan ini lebih besar dibandingkan dengan dividen yang dibagikan tahun lalu yang hanya Rp 172,4 miliar atau sekitar Rp 21,6 per saham. Rapat juga menyetujui alokasi laba bersih yakni 70 persen, atau sekitar Rp 516,71 miliar sebagai cadangan modal. "Dengan alokasi dividen 30% dari total laba bersih 2011 sebesar Rp 738 miliar, Bukopin memberikan imbal hasil yang menguntungkan bagi pemegang saham, namun tetap memberikan alokasi dana yang solid dan berimbang, untuk menopang pertumbuhan perseroan di mana mendatang," jelasnya. **cahyo

 

 

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…