NERACA
Jakarta---Kemitraan pemerintah swasta (KPS) yang dilakukan PT Aetra Air Tangerang menjadi contoh kerja sama di daerah lain. Hal ini mengingat kebutuhan air sangat dibutuhkan masyarakat. "Saya bangga meresmikan KPS pertama air minum di Indonesia ini karena akan berdampak luas dan menjadi contoh untuk daerah lainnya," kata Wakil Presiden Boediono saat meresmikan instalasi air minum PT Aetra Air Tangerang, Rabu.
Lebih jauh kata Boediono, proyek air minum senilai Rp520 miliar yang digarap PT Aetra Air Tangerang dapat menjadi contoh keberhasilan proyek kemitraan pemerintah swasta bagi daerah lain. Proyek air minum ini digarap Aetra yang sahamnya dipegang Acuatico Group, bersama Pemkab Tangerang.
Air minum Aetra ini mempunyai kapasitas 900 liter per detik dan mampu melayani lima kecamatan sebanyak 72.000 sambungan. Proyek air minum Tangerang ini juga merupakan KPS pertama yang beroperasi dari proyek yang ditawarkan pada Infrastructure Summit 2006.
Boediono mengatakan bahwa proyek air minum menjadi prioritas utama dari seluruh proyek infrastruktur yang digarap secara kemitraan lainnya, seperti jalan tol atau listrik. Sebab, lanjut Wapres, air merupakan kebutuhan sangat mendasar bagi manusia. "Ini merupakan kebutuhan sangat mendasar. Kalau disuruh milih air dan listrik, air dulu yang harus diprioritaskan," tuturnya
Dikatakan mantan Gubernur Bank Indonesia inu, pemerintah meminta pihak yang terlibat dalam proyek air minum, baik investor maupun pemda, tidak main-main dan serius menghormati kontrak yang sudah ditandatangani sebab Indonesia masih membutuhkan percepatan penyediaan air minum dan air bersih untuk mengejar target MDGs.
Sesuai dengan target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), Indonesia menetapkan bisa melayani 68% penduduk kebutuhan air minum pada tahun 2015. Namun, hingga kini cakupannya baru 53%.
Menurut Boediono, kunci keberhasilan proyek kemitraan ini adalah koordinasi yang intensif antara pemerintah pusat, pemda, dan investor. Semua instansi juga harus punya niat serius sehingga proyek infrastruktur yang digarap melalui pola kerja sama itu lebih produktif dan efisien.
Prinsipal Acuatico Group Rosan P. Roeslani mengatakan, dari 72.000 kapasitas terpasang, saat ini sudah ada 16.000 pelanggan rumah tangga terlayani dan 51 pelanggan industri.
Diakui Boediono, sebagian besar perusahaan daerah air minum dalam kondisi tidak sehat dan menghadapi masalah yang berlarut-larut. "Saat saya masih ada di Bappenas dan Kementerian Keuangan sudah mengetahui kalau pdam hadapi masalah. Dari 300 pdam yang ada, barangkali yang sehat hanya seperempatnya, sementara sisanya tidak sehat," kririknya
Dikatakan Wapres, masalah yang dihadapi di pdam memang cukup kompleks, mulai dari soal manajemen dan juga personalia yang tidak mendapat perhatian yang baik dari pemerintah daerahnya. "Padahal pdam yang bekerja dengan baik dan profesional adalah kunci kelanjutan untuk menyediakan air bersih bagi rakyat kita," pungkasnya. **cahyo
NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…
NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…
NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…
NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…
NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…
NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…