Laba Bank DKI Melonjak 132% Pada 2010

Laba Bank DKI Melonjak 132% Pada 2010

 Jakarta –Bank DKI berhasil menggenjot laba hingga mencapai Rp316 miliar pada Desember 2010. Sementara pada 2009 hanya mampu meraih Rp136 miliar. Terjadi pertumbuha laba yang significant, yakni 132%. “Kita sukses membukukan laba Rp316 miliar Desember 2010. Padahal 2009 hanya Rp136 miliar. Cukup significant peningkatan laba 132%,” kata Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono di Jakarta,(3/4).

 Diakui Eko, peningkatan laba tersebut bersumber dari pendapatan operasional sebesar Rp. 349 milyar per Desember 2010, atau tumbuh sebesar 223% dari Rp. 108 milyar per Desember 2009.

 Sementara soal penyaluran kredit, kata Eko, tercata mencapai Rp. 8,538 trilyun pada Desember 2010, atau tumbuh sebesar 26,13% dari Rp.  6,789 trilyun pada Desember 2009.  Kenaikan jumlah kredit terbesar diberikan untuk tujuan modal kerja. Kredit yang diberikan untuk tujuan modal kerja tumbuh 104,29% dari Rp 678,80 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 1.39 triliun pada tahun 2010. Kredit konsumsi tetap memberikan kontribusi terbesar dalam portfolio kredit sebesar 55,33% atau sebesar Rp4,81 triliun dari total kredit yang diberikan sebesar Rp8,69triliun.

 Berdasarkan cacatan, DPK naik dari Rp 12,234 trilyun per Desember 2009 menjadi Rp. 12,447 trilyun pada Desember 2010. Komposisi DPK Bank DKI pada tahun 2010 dapat terjaga dengan baik dan sehat. Porsi terbesar diperoleh dari Dana Giro sebesar Rp5,35 triliun atau 43% dari total dana DPK, Dana Deposito sebesar Rp 4,17 triliun sebesar 33,52% dari total DPK sebesar dihasilkan dari pendapatan Deposito Berjangka. Tabungan yang meningkat sebesar Rp2,92 triliun  atau 23,77% dari total DPK.

 Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi daripada meningkatkan rasio LDR dari sebelumnya sebesar 57,25% pada Desember 2009 menjadi 70,48% pada Desember 2010. Dari sisi pengelolaan kredit bermasalah, Bank DKI berhasil menurunkan NPL Gross dari 5,76% per Desember 2009 menjadi 3,73% per Desember 2010 dan NPL Nett turun dari 3,26% per Desember 2009 menjadi 3,21% per Desember 2010. Penurunan NPL karena adanya penetapan kolektibitas yang lebih konservatif mulai pada tahun 2009 dengan pembentukan cadangan yang lebih aman, dengan menggunakan PPA dengan cara sistematis.  

 Sedangkan dari sisi efisiensi, Bank DKI berhasil menekan rasio BOPO dari 88,46% tahun 2009 menjadi 83,02% tahun 2010. Return On Equity (ROE) naik dari 17,00% per Desember 2009 menjadi 32,92% per Desember 2010. Return On Assets (ROA) naik dari 1,41% per Desember 2009 menjadi 2,24% per Desember 2010.

 Kinerja lainnya juga ditunjukkan dengan naiknya rating peringkat PT Bank DKI untuk Periode 1 Maret 2011 sampai dengan 1 Maret 2012, dari id A menjadi id A+ dengan outlook stabil. Begitu pula untuk Obligasi V tahun 2008 total sebesar Rp 425 milyar juga naik dari id A menjadi id A+ dan obligasi sub ordinasi I tahun 2008 sebesar Rp. 325 milyar naik dari id A- menjadi id A+. Sedangkan untuk Obligasi VI mendapat peringkat id A+ dan Obligasi Subordinasi II mendapat id A dengan outlook stabil. **cahyo

BERITA TERKAIT

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…