BPS Prediksi April-Mei Masih Deflasi

BPS Prediksi April-Mei Masih Deflasi

 NERACA

Jakarta –Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, Maret 2011 terjadi deflasi sebesar 0,32%. Kondisi ini diperkirakan terus berlanjut pada April ini dimana belum terlihat adanya sinyal kenaikan harga barang konsumsi, khususnya pangan. ”Barang-barang dengan volatilitas tinggi seperti pangan, terutama beras masih akan berada pada harga stabil dengan kecenderungan turun,” kata Kepala BPR, Rusman Heriawan di kantornya, Jakarta (1/4).

 Rusman mengatakan, bulan April ini sudah masuk panen raya sehingga kemungkinan tetap terjadi deflasi seperti bulan Maret 2011. ”Kalaupun ada inflasi nilainya tipis,” ucapnya.

 Bila tren terjaga dengan baik, Rusman optimistis deflasi atau inflasi tipis akan berlangsung hingga Mei mendatang. Selain mulai turunnya harga pangan, lanjut Rusman, pembebasan bea masuk impor untuk pangan akan efektif mengoreksi nilai inflasi. ”Bila ada fasilitas impor baru seperti kedelai atau tepung terigu, pasti ada dampaknya pada inflasi,” ujarnya.

 Lebih jauh Rusman mengatakan, sikap pemerintah terhadap BBM dinilai akan  berpengaruh besar terhadap terjadinya inflasi atau deflasi. Apabila pemerintah membatasi BBM bersubsidi dengan menaikkan harga Premium, akan berdampak pada pembobotan Pertamax.

 Sementara itu, berdasarkan data BPS, Maret 2011 terjadi deflasi sebesar 0,32% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,05. Dari 66 kota IHK, 52 kota mengalami deflasi dan 14 kota mengalami inflasi.

 Deflasi tertinggi terjadi di Padang 2,59% dengan IHK 129,55 dan terendah terjadi di Jakarta, Bogor, Bandung, Sumenep dan Gorontalo masing–masing 0,01% dengan IHK masing-masing 123,75; 126,92; 120,60; 122,04 dan 127,14. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Palu 0,67% dengan IHK 131,90 dan terendah terjadi di Banjarmasin 0,01% dengan IHK 130,83.

 Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan 1,94%. Sedangkan inflasi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,32%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,29%, kelompok sandang 0,38%, kelompok kesehatan 0,38%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,17% dan kelompok transpor, komunikasidan jasa keuangan 0,08%. 

 Seperti diketahui laju inflasi tahun kalender (Januari–Maret) 2011 sebesar 0,7% dan laju inflasi year on year (Maret 2011 terhadap Maret 2010) sebesar 6,65%. Komponen inti pada Maret 2011 mengalami inflasi sebesar 0,25%, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Maret) 2011 sebesar 1,06% dan laju inflasi Komponen inti year on year (Maret 2011 terhadap Maret 2010) sebesar 4,45%.**ruhy

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…