Ruas-ruas Jalan Tol Baru untuk Buka Konektivitas - Pemerintah Terus Sediakan Infrastruktur

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum  membuka peluang usaha  untuk berinvestasi pembangunan 10 ruas jalan tol. Pembangunan jalan tol tersebut dimaksudkan untuk membuka konektivitas antardaerah, sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

NERACA

Berbagai ruas jalan tol yang ditawarkan itu adalah Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi (Sumut), Cileunyi-Sumedang-Dawuan/Cisumdawu (Jabar), Palembang-Indralaya (Sumsel), Tegineneng- Babatan (Lampung).

Kemudian ruas tol Sukabumi- Ciranjang (Jabar), Pasir Koja- Soreang (Jabar), Pandaan – Malang (Jatim), Medan Binjai (Sumut),  Terusan Pasteur- Ujung Berung- Cileunyi- Gedebage (Jabar), Pekanbaru-Kandis-Dumai (Riau).

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan  pembangunan  jalan menjadi  kebutuhan  yang tidak mungkin ditawar dalam upaya pengembangan wilayah dan peningkatan  ekonomi.

“Pemerintah terus berupaya  melakukan penyediaan infrastruktur  jalan tersebut,”  katanya.

Menurut Djoko,  untuk  memenuhi kebutuhan infrastruktur  jalan itu, dengan mempertimbangkan  keterbatasan dana pemerintah di satu sisi dan melihat adanya  peluang investasi swasta di sisi lainnya, maka pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk menarik pihak swasta  berinvestasi di  bidang jalan tol.

“Dengan melibatkan  sektor swasta  melalui pembangunan  jalan tol, percepatan penyediaan infrastruktur  bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai,” tuturnya.

Dia mengatakan pemerintah  merencanakan untuk  membangun 3.361 km jalan tol sebagai bagian dari  system jaringan jalan nasional. Sepanjang 770,36 km jalan tol sudah beroperasi dan 885 km sudah memiliki  perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) yang terdiri dari 293,53 km dalam tahap konstruksi. Sisanya  dalam proses serta persiapan  pengadaan lahan, sementara  ruas lainnya sedang dalam persiapan penandatanganan PPJT dan persiapan tender.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) A. Ghani Ghazali mengatakan dari rencana  pemerintah untuk membangun jalan tol  sepanjang  3.361 km dan  melihat kondisi  saat ini jalan  tol yang terbangun adalah baru 770,36 km.

”Ini menunjukkan  peluang sektor swasta untuk berinvestasi  dalam pengembangan  jalan tol  masih sangat besar,” katanya.

”Beberapa kendala  atau isu terkait dengan  perwujudan pembangunan  jalan tol itu, antara lain adalah tanah yang belum bebas (tersedia) dan kemampuan ekuitas  dari para investor,” katanya.

Untuk itu, katanya, diperlukan  dukungan dari semua pihak yaitu pemerintah daerah, Kementerian Keuangan dan kementerian teknis terkait, perbankan, mitra strategis/investor, pihak swasta dan masyarakat.

Menurut Ghani, ruas jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi merupakan jalur alternatif  untuk kendaraan  dari Medan ke arah timur  menuju Tebing tinggi, terhubung dengan jalan tol  Belawan-Medan- Tanjung Morawa (Belmera). Rencana pembangunan  jalan tol Medan – Kuala Namu – Tebing tinggi dimaksudkan  untuk mendukung pembangunan kota Metropolitan Medan – Binjai – Deli Serdang (Mebidang) dan rencana bandara Kuala Namu.

Proyek sepanjang 61,3 km ini diperkirakan menelan investasi sedikitnya Rp 7,68 triliun, termasuk  baiaya pengadaan tanah sebesar Rp 442 miliar. Volume lalu lintas  yang diperkirakan melintasi rencana ruas jalan tol ini sebanyak 12.558 kendaraan per hari.

Ruas jalan tol ini sudah ditawarkan  dalam  tender batch 2 tahun 2006 dan kini dalam tahap konstruksi.

Sementara itu ruas tol Cileunyi-Sumedang- Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 58,5 km ini dimaksudkan  untuk mendukung  rencana pembangunan Prov. Jawa Barat  dalam lima tahun ke depan.

Pemkab Sumedang  berupaya untuk mengembangkan  kawasan  timur Jawa Barat melalui pembangunan  alternatif jalan tol  yang menghubungkan  Cileunyi dengan Sumedang sampai Dawuan.

Jalan tol ini menjadi akses  yang mendukung  lalu lintas barang yang langsung menuju  ke Pelabuhan Cirebon. Pembangunan  jalan ini diharapkan  akan membawa perubahan  orientasi  pembangunan  ke arah timur kota Bandung. Ruas jalan tol ini sudah dilakukan pemancangan tiang pertama pada akhir tahun lalu, dan diperkirakan menelan investasi Rp 10,58 triliun.

”Volume lalu lintas rencana jalan tol Cisumdawu sekitar 13.000 kendaraan per hari,” kata Ghani.

Menurut Ghani, ruas tol lainnya i tengah digarap adalah ruas Palembang- Indralaya sepanjang 22 km. Ruas tol ini  diperkirakan menelan investasi Rp 1,05 triliun, termasuk  biaya pengadaan  tanah sebesar Rp 64,06 miliar. Volume rencana lalu lintas di ruas jalan tol ini sebanyak  13.180 kendaraan per hari.

Dia mengatakan  jalan antara Palembang – Indralaya  saat ini merupakan salah satu ruas terpadat di sumatera Selatan.

”Kota Indralaya  merupakan pusat  pertumbuhan  yang baru dengan  berpindahnya kampus Universitas Sriwijaya dari kota Palembang ke Indralaya,” katanya.

Ruas Palembang – Indralaya  merupakan  jalur lintas timur  Pulau Sumatera, di mana  semua kendaraan  yang berasal dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi yang bertujuan ke Jawa melewati  ruas  jalan tersebut dan sebaliknya.

Ruas jalan rencana tol lainnya adalah Tegineneng – Babatan di Lampung sepanjang 50 km.  Ruas jalan tol ini akan dibangun dengan biaya Rp 2,726 triliun, termasuk biaya pembebasan tanah sebesar Rp 258 miliar.

Ruas jalan tol ini adalah tahapan pertama dari rencana  jalan tol Bakauheni – Bandar Lampung – Terbanggi Besar dan merupakan  jalur utama  jaringan  penghubung Sumatera dan Jawa.

”Jalan  tol Tegineneng – Babatan diharapkan  dapat memacu  pengembangan  daerah di sekitar  jalan tol, sehingga  memberi manfaat  ekonomi khususnya untuk Provinsi Lampung,” tururnya. Volume rencana  lalu lintas yang akan melewati ruas jalan tol ini sebanyak 12.281 kendaraan per hari.

Selanjutnya ruas tol Sukabumi – Ciranjang sepanjang 28 km. Ruas jalan tol ini diperkirakan menelan biaya investasi Rp 1,856 triliun termasuk biaya pembebasan tanah sebesar Rp 158,9 miliar. Ruas jalan tol ini merupakan bagian dari  rencana jaringan jalan tol Jakarta- Bogor – Ciawi – Sukabumi – Cianjur – Padalarang dan Bandung.

Pembangunan  jalan tol  ini ditujukan untuk menghubungkan  ruas jalan tol Ciawi – Sukabumi dan Ciranjang – Padalarang dan sebagai solusi alternatif mengatasi kepadatan  jalan arteri  menuju Puncak serta mendukung  percepatan  pertumbuhan ekonomi  Sukabumi dan Cianjur.

Rencana jalan tol selanjutnya adalah  Pasir Koja – Soreang sepanjang 15 km, yang diperkirakan menelan biaya investasi Rp 1,89 triliun, termasuk biaya pengadaan tanah Rp 425 miliar. Ruas jalan tol ini diharapkan menjadi jalan alternatif  Kopo-Soreang  yang menghubungkan  Metropolitan Bandung dengan ibukota Kabupaten Bandung, Soreang. Jalan arteri ini mengalami  kemacetan  lalu lintas  yang serius  karena pertumbuhan lalu lintas  yang pesat di daerah tersebut.

Kondisi ruas jalan  di wilayah Kab. Bandung, khususnya  di jaringan jalan primer, perlu ditingkatkan  karena kapasitasnya sudah tidak memadai.

”Jalan tol Pasir Koja – Soreang adalah  jalur alternatif yang akan mendukung  pertumbuhan lalu lintas regional,” katanya.

Yang tak kalah penting, kata Ghani, adalah ruas jalan tol Medan Binjai sepanjang 16,80 km dengan biaya Rp 1,92 triliun, termasuk biaya pengadaan tanah sebesar Rp 256 triliun.  (agus)

No. Ruas Tol                                                   Panjang km                             Investasi Rp

1. Medan-Kuala Namu – Tebing Tinggi          61,30                                         7,68 triliun

2.  Cileunyi- Sumedang – Dawuan                 58,50                                       10,58 triliun

3.  Palembang – Indralaya                              22,00                                         1,052 triliun

4. Tegineneng – Babatan                                50,00                                         2,726 triliun

5. Sukabumi – Ciranjang                                28,00                                          1,85 triliun

6. Pasir Koja – Soreang                                  15,00                                       1,89 triliun

7. Pandaan - Malang                                       38,55                                       3,778 triliun

8. Medan – Binjai                                             16,80                                       1,92  triliun

9. Terusan Pasteur- Ujung Berung-               27,3                                         6,91 triliun

   Cileunyi – Gedebage

10. Pekanbaru – Kandis – Dumai                   126,4 km                                 11,934 triliun

 

 

 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…