Inovisi Infracom Targetkan Pendapatan Rp 1,5 Triliun Tahun Ini

NERACA

Jakarta – Emiten penyedia infrastruktur teknologi informasi, PT Inovisi Infracom Tbk (INVS), menargetkan pendapatan tahun ini bisa meningkat tiga kali lipat menyusul beroperasinya dua tambang batu bara yang diakuisisi tahun lalu melalui anak usahanya PT Goldchild Integritas Abadi.

Direktur Keuangan INVS Adrian Ooi mengatakan dua tambang berstatus belum berproduksi (green field) yang sedang digarap oleh Goldchild nantinya mampu menghasilkan 16 juta metrik ton batu bara per tahun."Kami harapkan lahan itu bisa berproduksi pada kuartal tiga dan empat mendatang, sehingga Goldchild bisa menjual sekitar 400.000 metrik ton hingga akhir tahun,"katanya di Jakarta, Kamis (28/6).

Menurutnya, dengan masuknya pendapatan dari sektor batu bara, perseroan menargetkan pendapatan tahun ini naik menjadi Rp 1,5 triliun, atau naik tiga kali lipat dari pendapatan 2011 sebesar Rp 544,25 miliar. Adapun untuk laba bersih, perseroan memproyeksi akan mencapai Rp 500 miliar.

Pendapatan itu rencananya akan disumbang dari sektor teknologi informasi yang digarap Inovisi sebesar Rp 700 miliar, divisi kelistrikan lewat salah satu anak usahanya sebesar Rp 200 miliar, dan sisanya sekitar Rp 600 miliar disumbang dari batu bara.

Selain itu, perseroan juga membidik dua tambang batu bara yang saat ini sedang beroperasi. Tambang dengan total produksi 2,5 juta metrik ton per tahun itu, diharapkan juga mampu menyumbang pendapatan. Perseroan menargetkan perjanjian jual beli rampung beberapa bulan mendatang dengan nilai investasi sekitar Rp 1 triliun.

Tidak Bagi Dividen

Dengan ekspansi tersebut, INVS tidak membagi deviden dalam tahun buku 2011. Sebagian besar dari total laba bersih sebesar Rp 381,82 miliar akan digunakan sebagai modal kerja ekspansi tambang anak usahanya, PT Goldchild Integritas Abadi.

Sebagai informasi, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 544,26 miliar pada 2011 meningkat dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 330,5 miliar. Adapun laba bersih juga naik dari Rp 125,42 miliar menjadi Rp381,82 miliar.

Adrian mengatakan, peningkatan laba itu disebabkan penjualan 15% saham dari subsidiary anak perusahaan Smart Checker Ltd senilai Rp229 miliar. "Sementara sisanya diperoleh dari laba usaha INVS dan anak-anak usaha lain," katanya.

Sementara itu, Adrian mengungkapkan proses pemecahan nilai nominal saham (stock split) INVS memasuki tahap akhir. INVS ini menargetkan pelaksanaan stock split akan efektif pada bulan Juli 2012. "Semua dokumen sudah kita berikan ke otoritas pasar modal, tinggal menunggu persetujuan dari mereka saja," ungkapnya.

Asal tahu saja, pada Februari lalu, INVS sudah mendapatkan restu pemegang saham melalui RUPSLB untuk stock split dengan rasio maksimum 1:10. Tujuannya, kata Adrian, INVS ingin memperluas basis investor yang membeli sahamnya. Maklum, harga saham INVS saat ini dinilai mahal karena berkisar di Rp 5.000-Rp 6.000 per saham. "Setelah stock split, harganya bisa turun sehingga lebih banyak investor yang bisa beli,”tandasnya. (didi)

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…