Muluskan IPO Anak Usaha, Garuda Tunjuk Mandiri Sekuritas

NERACA

Jakarta – Emiten maskapai penerbangan plat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah resmi menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai financial advisor dalam melakukan IPO anak usahanya GMF AeroAsia dan Aerowisata.

Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar mengatakan, perseroan mempercayakan Mandiri Sekuritas sebagai konsultan keuangan untuk menilai layak atau tidak IPO anak usaha Garada, “Penilaian keuangan dua anak usaha PT Garuda Indonesia, GMF AeroAsia dan Aerowisata, diperkirakan akan selesai akhir Juli nanti. Rencananya, salah satu dari anak usaha Garuda akan melakukan penerbitan saham perdana (initial public offering/IPO) tahun ini,”katanya di Jakarta, Kamis (28/6).

Mandiri Sekuritas sebagai financial advisor nantinya, kata Emirsyah, akan menilai waktu yang tepat untuk IPO atau tidak. Mandiri Sekuritas nantinya tidak hanya menilai kelayakan anak usaha Garuda untuk IPO tetapi masa depan perusahaan setelah IPO. "Kalau masih tergantung dengan Garuda ya tidak akan IPO,”ujarnya.

Beli Pesawat

Garuda Indonesia mempunyai rencana untuk membeli 50 pesawat ATR-72 dan Q-400. Pembelian pesawat ini direncanakan untuk melayani rute-rute pendek dan sulit di tanah air. "Saya belum tentu beli ATR-72dan Q-400, tetapi kalau Garuda yang bicara pasti akan terjadi. Paling cepat, semester pertama tahun depan," kata Emirsyah.

Menurutnya, dengan adanya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan pemerintah, tentunya daerah-daerah di Indonesia akan berkembang. Padahal, tambah Emirsyah, saat ini jumlah pesawat di Indonesia baru mencapai 300-400 unit. Sedangkan kebutuhan pelanggan semakin meningkat dari waktu ke waktu. "Kita melihat ke depan, besar sekali pasarnya," ungkapnya.

Kendati demikian, Emirsyah belum bersedia menyebutkan kebutuhan dana untuk membeli pesawat itu. Ia hanya menuturkan bahwa sepanjang tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal sebesar US$200 juta.

Pembelian pesawat baling-baling turboprop ATR-72 dan Q400 ini, kata Emirsyah, untuk merambah rute-rute kecil sebagai pengumpan (feeder) bagi pesawat yang lebih besar seperti Bombardier CRJ-1000 atau B737-800 NG.

Penjajakan pembelian itu, akan dilakukan pada saat dirinya akan mengunjungi pameran kedirgantaraan Franborough Airshow Inggris pada Juli 2012 mendatang.

Bagi Dividen Tahun Depan

Emirsyah Satar juga menuturkan, perseroan baru bisa membagikan keuntungan atau dividen pada tahun depan. Rencana ini menyusul keluarnya persetujuan pemegang saham terhadap penghapusan pencatatan atas rugi investasi atau yang dikenal dengan kuasi reorganisasi.

Dia menambahkan, kuasi reorganisasi dilakukan agar neraca keuangan lebih sehat. "Kuasi akan memperbaiki struktur ekuitas, mempermudah memperoleh pendanaan, menarik investor dalam perdagangan saham, dan membuat saldo positif agar bisa membagikan dividen," jelasnya.

Karena saldo yang negatif, Emirsyah mengatakan, perseroan saat ini belum bisa membagikan dividen atas kinerja 2011. Dalam rapat umum tersebut, pemegang saham juga memutuskan untuk meningkatkan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dengan menambah saham seri B pemerintah sebanyak 12,07 juta saham dengan nilai US$611.341 atau senilai Rp5,5 miliar. "Aksi korporasi ini akan menambah kepemilikan saham pemerintah di Garuda Indonesia sebesar 0,05%," ungkapnya.

Sementara untuk kuartal satu tahun ini, Garuda telah membukukan laba sebesar Rp 44,1 miliar. Meski telah meraih laba, Garuda masih akan memasukkan klausul-klausul yang belum terpenuhi untuk pembagian dividen tahun depan. "Tidak mungkin pakai kinerja 2011, paling bisa di kinerja 2012, nanti akan ada pengumuman setelah ada kinerja," pungkasnya. (didi)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…