NERACA
Jakarta - Emiten pengelola jaringan Base Transaction Server (BTS), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) menargetkan kenaikan pendapatan 50% dibanding tahun lalu atau menjadi sebesar Rp 496,35 miliar di tahun 2012 ini.
Kata Direktur Keuangan Solusi Tunas Pratama, Juliawati Gunawan, pertumbuhan pendapatan tersebut berasal dari akuisisi yang sudah di lakukan sebelumnya. “Sejak IPO, perseroan sudah melakukan lima akuisisi. Rinciannya, dua pada 2011 dan sisanya tahun ini. Dimana dua akuisisi perusahaan dan tiga akuisisi aset,” katanya di Jakarta, Senin (25/6).
Total investasi yang harus dikeluarkan SUPR untuk tiga akuisisi ini mencapai Rp 360 miliar. Dana ini berasal dari pinjaman yang didapat perusahaan tahun lalu yang berasal dari indikasi beberapa perbankan yaitu RBS, Standard Chartered Bank, Bank CIMB Niaga dan Bank Mandiri. Total pinjaman dari empat perbankan tersebut mencapai Rp 1,08 triliun. Pinjaman senilai Rp 720 miliar sudah digunakan tahun lalu untuk ekspansi dan refinancing utang.
Untuk target laba bersih, Juliawati masih enggan memproyeksikan, tapi perusahaan menjaga Ebitda margin di posisi 84%. Asal tahu saja, pendapatan usaha SUPR di akhir 2011 lalu mencapai Rp 330,9 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 286,4 miliar.
Peningkatan ini didongkrak oleh pertumbuhan bisnis menara SUPR yang naik hingga 35% dari 1.571 penyewa di 2010 menjadi 2.114 penyewa pada 2011. Rasio penyewaan menara mencapai 1,61 kali pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 1,37 kali.
Realisasi Capex
SUPR telah merealisasikan belanja modal 45%-50% dari anggaran belanja modal senilai Rp 500 miliar tahun ini.
Juliawati menjelaskan dana belanja modal tersebut didapatkan dari kas internal, pinjaman bank, dan sisa dana hasil penawaran umum saham perdana.
Sementara itu, Direktur Utama PT Solusi Tunas Pratama Tbk Nobel Tanihaha mengatakan, dana belanja modal akan digunakan untuk modal kerja, membangun serat optik. "Dana belanja modal tersebut telah digunakan sekitar 45%-50% hingga kini dari target belanja modal 2012 sebesar Rp500 miliar," ujarnya.
Dia menambahkan, tidak tertutup kemungkinan dana belanja modal digunakan untuk akuisisi. “Dengan catatan nilai akuisisi tidak terlalu besar,” tuturnya.
Asal tahu saja, perseroan telah mengakuisisi PT Platinum Teknologi pada awal tahun 2012. PT Platinum Teknologi memiliki jaringan serat optik dan micro cell di kawasan Jakarta. Akuisisi ini bertujuan untuk menjawab permintaan dan tantangan yang sedang dihadapi oleh sebagian besar pelanggan PT Solusi Tunas Pratama Tbk. Dengan adanya jaringan serat optik ini, Perseroan dapat memperkuat solusi tambahan seperti BTS Hotel, koneksi last mile, dan backhaul. (didi)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…