Delta Dunia Makmur Kuras US$ 111 Juta Beli Alat Berat - Fokus Kembangkan Anak Usaha

NERACA

Jakarta - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mengungkapkan, hingga kuarta pertama 2012 realisasi belanja modal sebesar US$111 juta dari target belanja modal 2012 senilai US$300 juta.

Kata Direktur DOID, Ariani Sofjan, sebagian besar belanja modal sekitar US$ 111 juta digunakan untuk pembelian alat berat,”Sekitar 93% belanja modal tersebut digunakan untuk pembelian alat berat untuk menunjang kegiatan operasional anak usaha perseroan yaitu PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA),"katanya di Jakarta akhir pekan kemarin.

Dia menjelaskan, belanja modal tersebut sebagian berasal dari utang dan kas internal. Belanja modal 2012 tersebut sebagian besar digunakan untuk pembelian alat berat. Tahun 2012 ini, DOID memang fokus untuk mengembangkan BUMA. Bahkan perusahaan ini berniat menggunakan sisa dana hasil right issue yang dikeluarkan tahun lalu untuk pembelian alat berat. Padahal dana tersebut awalnya dialokasikan untuk mengakuisisi tambang batubara.

Di samping itu, total utang perseroan mencapai US$900 juta pada akhir Maret 2012 dibandingkan Desember 2011 senilai US$898 juta. Utang bank tersebut berasal dari konsorsium perbankan seperti Sumitomo dan Bank of Tokyo Mitsubishi. "Kami belum ada rencana untuk refinancing utang karena biayanya juga cukup besar," tutur Ariani.

Selain itu, perseroan menargetkan overbudden removal naik 10%-15% pada 2012 dari realisasi 2011 sebesar 334 juta bcm. Produksi batu bara pun diperkirakan akan tumbuh flat sebesar 5%. "Produksi batu bara kami cenderung flat karena stripping ratio pelanggan kami naik sementara pertumbuhan overbudden removal lebih cepat," ujar Ariani.

Manajemen perseroan pun mengharapkan dapat mencetak laba bersih pada 2012. Kendati demikian, Ariani kurang optimis dapat mencetak laba bersih pada 2012. Hal itu disebabkan belanja modal perseroan yang sangat tinggi mengakibatkan depresiasi cukup tinggi sehingga berpengaruh terhadap laba bersih perseroan.

Sementara itu, perseroan memiliki 15 kontrak dengan beberapa produsen batu bara di Indonesia seperti PT Adaro Indonesia, PT Berau Coal, PT Kideco Jaya Agung, PT Arutmin Indonesia, PT Kaltim Prima Coal, dan anak perusahaan dari Bayan Resources. Ariani mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan review kontrak dengan PT Lanna Harita Indonesia.

Asal tahu saja, hingga Maret 2012, perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp 95,90 miliar dari periode sama tahun 2011 sebesar Rp 164,87 miliar. Pendapatan tumbuh sebesar Rp 1,74 triliun hingga Maret 2012 dari periode Maret 2011 senilai Rp 1,55 triliun.

DOID mencatat hingga kuartal I-2012 telah memproduksi batu bara sebanyak 7,4 juta ton. Ariani mengatakan, pencapaian 7,4 juta ton menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 7,7 juta ton."Penurunan produksi dikarenakan faktor cuaca, ketika hujan produksi batu bara terhenti menunggu hingga cuaca kembali cerah, itulah yang menyebabkan penurunan," ungkapnya.

Di samping itu, Ariani optimistis perusahaannya mampu menaikan produksi batu baranya mencapai 5-10% hingga akhir tahun ini. "Kita optimistis bisa mencapai target produksi di angka lima hingga 10 persen," ujarnya.

Sementara itu, DOID memutuskan tidak memberikan dividen, mengingat tahun lalu perusahaan masih merugi. Hal ini telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Di akhir 2011, Perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp 153,375 juta. Selain itu, perusahaan pun membukukan total rugi komprehensif yang dicatatkan dalam tahun buku 2011 mencapai Rp 352,477 miliar. (didi)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…