Meracik Singkong Menjadi Energi Alternatif

 

 

Meningkatnya kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) tidak hanya menimbulkan masalah, namun juga menawarkan peluang bisnis energi alternatif. Satu di antaranya, tanaman singkong menjadi energi alternatif bioetanol.

 

NERACA

Ancaman kenaikan BBM seakan tak pupus ditelan zaman. Beragam penelitian pun mulai dikembangkan untuk memperoleh sumber energi pengganti (alternatif) dengan harga relatif lebih murah dan ramah lingkungan. Dan salah satu potensi energi alternatif adalah tanaman singkong untuk menghasilkan bioetanol.

Bioetanol asal singkong dipilih sebagai energi alternatif karena pada dasarnya tumbuhan singkong (ketela pohon) memiliki kandungan pati, gula atau selulosa yang bisa dimanfaatkan dalam proses pembuatan bahan bakar alternatif.

Melimpahnya bahan baku singkong dan mudahnya proses pembuatan bahan bakar tersebut, menjadikan bioetanol singkong sebagai alternatif tepat bagi masyarakat. Maka tak heran, saat harga BBM merangkak naik, bioetanol singkong dipilih masyarakat sebagai salah satu energi pengganti yang diharapkan bisa dimanfaatkan.

Sebagai substitusi bahan bakar premium, permintaan bioetanol sangat tinggi. Bila dikalkulasikan, maka dengan kebutuhan bensin nasional mencapai Rp 17,5 miliar per tahun, maka 30% dari total kebutuhan itu impor.

Dan persentase itu akan terus meningkat 10% pada tahun 2011-2015, dan 15% pada 2016-2025. Pada kurun pertama 2007-2010 saja,  selama tiga tahun pemerintah memerlukan rata-rata 30.833.000 liter bioetanol per bulan. Dari total kebutuhan itu hanya 137.000 liter bioetanol setiap bulan yang terpenuhi atau 0,4%. Artinya? setiap bulan pemerintah kekurangan pasokan 30.696.000 liter bioetanol untuk bahan bakar.

Awalnya bioetanol digunakan untuk bahan baku industri kimia, kosmetik, dan farmasi. Namun seiring dengan meningkatnya kebutuhan BBM yang semakin tinggi, bioetanol mulai diinovasikan menjadi bahan bakar alternatif untuk menggantikan keberadaan BBM yang sekarang ini semakin mahal.

Target pasar pun dibidik. Terutama kalangan masyarakat bawah di daerah pinggiran kota maupun pedesaan. Hampir 100% bioetanol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, yang setara dengan pertamax, sedangkan bioetanol 80% dan 96% dimanfaatkan untuk bahan bakar kompor etanol.

Di beberapa daerah, singkong (manihot utilissima) dikenal dengan berbagai nama, seperti ubi kayee (Aceh), kasapen (Sunda), tela pohong (Jawa), tela belada (Madura), lame kayu (Makassar), pangala (Papua), dan lain-lain. Tanaman singkong sangat mudah tumbuh.

Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tropis ini banyak ditanam di pekarangan, tanggul, ataupun sawah. Cara untuk menanam tanaman ini, dapat dilakukan dengan stek batang singkong tua.

 

Kebutuhan Meningkat

Bioetanol bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia. Pada zaman kerajaan Singosari-700 tahun silam-masyarakat Jawa sudah mengenal ciu alias bioetanol dari tetes tebu. Itu berkat tentara Kubilai Khan yang mengajarkan proses produksi.

Produsen bioetanol di Indonesia terbilang kecil ketimbang di Brasil. Negara di bagian selatan Amerika itu, penghasil bioetanol terbesar di dunia. Lebih dari 300 pabrik etanol berdiri sejak 1970. Bahan baku utama nira tebu dari lahan tebu seluas 5,5 juta hektar menghasilkan 14,7 miliar liter bioetanol/tahun. Biaya produksinya pun terendah di dunia, Cuma US$14-16 sen/liter.

Produsen etanol terbesar kedua adalah Amerika Serikat, memproduksi lebih dari 10-miliar liter per tahun. Bahan baku etanol 90% dari jagung dan 10% dari gandum. Sejak etanol digunakan, bahan aditif Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE) dilarang. Cina, produsen etanol terbesar ketiga dunia.

Pada 2003 diresmikan pabrik etanol terbesar di dunia, Jilin Ethanol Plant yang berkapasitas 1,25 juta liter per hari. Total produksi mencapai 5,5 juta liter per hari atau 1,5 miliar liter per tahun dengan bahan baku gandum, gaplek, tebu, dan sorgum manis.

Pemerintah Indonesia sendiri mendorong perkembangan penggunaan bioetanol, sama seperti di negara lain. Di Thailand misalnya, diberlakukan insentif pembebasan pajak perusahaan, bea masuk, dan pajak barang modal selama delapan tahun kepada industri etanol.

Jika pemerintah Indonesia, swasta, dan petani dapat bekerja sama, substitusi 5% bensin dapat menghemat US$1,539 miliar setara Rp1,539 triliun. Itulah nilai subsidi 0,86-miliar liter bensin pada 2005 dengan harga subsidi Rp1.790/liter. Penghematan bakal kian besar, jika persentase substitusinya meningkat.

Bioetanol dapat digunakan pada kendaraan bermotor, tanpa mengubah mekanisme kerja mesin jika dicampur dengan bensin dengan kadar bioetanol lebih dari 99,5%. Perbandingan bioetanol pada umumnya di Indonesia baru penambahan 10% dari total bahan bakar. Pencampuran bioetanol absolut sebanyak 10 % dengan bensin (90%), sering disebut Gasohol E-10. Gasohol singkatan dari gasoline (bensin) dan bioetanol. bioetanol absolut memiliki angka oktan (ON) 117, sedangkan Premium hanya 87-88. Gasohol E-10 secara proporsional memiliki ON 92 atau setara Pertamax.

Pada komposisi ini bioetanol dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dan di negara-negara maju telah menggeser penggunaan Tetra Ethyl Lead (TEL) maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).

BERITA TERKAIT

InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024

  InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024 NERACA Jakarta - InfoEkonomi.ID, portal berita seputar…

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024

  InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024 NERACA Jakarta - InfoEkonomi.ID, portal berita seputar…

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…