Pemilihan Direksi BEI Banyak Kelemahan - Bapepam-LK Mengklaim Sudah Pilih Terbaik

NERACA

Jakarta – Pergantian direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) tinggal menghitung hari. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sebagai memastikan hasil pemilihan anggota direksi BEI akan diumumkan pada 20 Juni mendatang.

Kata Ketua Bapepam-LK Nurhaida, pemilihan direksi BEI akan di umumkan 20 Juni mendatang dan sedang dikumpulkan hasilnya, “"Secara ketentuan, dari tiga paket masing-masing jabatan saling kita temukan, kompetisi diantara tiga orang itu, bahkan ada calon yang saat kita lihat CV nya ada yang cocok untuk di dua tempat, intinya kami melihat yang terbaik,"katanya di Jakarta kemarin.

Namun sayangnya, dia belum mau menyebutkan lebih rinci siapa saja calon direksi yang lolos uji kepatutan dan kelayakan yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Padahal sebelumnya, dia pernah menyatakan jika ada kandidat direksi bursa yang mumpuni memegang dua jabatan sekaligus.

Nurhaida menjelaskan, jika semua calon direksi telah menyampaikan visinya dan masing-masing pihak melakukan penekanan-penekanan berbeda-beda. Pada dasarnya mereka melihat pengembangan pasar modal, meski Bapepam sudah menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), namun Bapepam-LK memastikan tetap memiliki master plan.

Sementara Harry Supoyo, Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas yang mencalonkan diri sebagai Direktur Utama BEI, memiliki visi menjadikan bursa saham Indonesia terkuat di Asean."Semua direksi BEI menginginkan bursa saham Indonesia kuat di Asean. Bursa saham Indonesia menjadi kuat dengan memperkuat emiten dan investor yang berkualitas,”ungkapnya

Lebih lanjut dia mengatakan, emiten yang tercatat diharapkan dapat memiliki transparansi, fundamental, dan sektor yang berkualitas. Susunan direksi dalam paket Harry Supoyo antara lain, Direktur Penilaian Perusahaan yang dicalonkan yaitu Jose Rizal yang sekarangmenjabat sebagai Direktur PT Pefindo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa yang dicalonkan yaitu Lily Widjaja yang sekarang menjabat sebagai Presiden DIrektur Merrill Lynch Ind, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuan yang dicalonkan yaitu Uriep Budhi Prasetyo yang sekarang menjabat sebagai Direktur Pengawasan BEI.

Seperti diketahui, tiga paket telah masuk Bapepam-LK. Masing-masing dipimpin oleh Ito Warsito sebagai Direktur Utama BEI incumbent, Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Edgar Ekaputra dan Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Harry Maryanto Supoyo.

Pemilihan direksi ini dijalankan dengan format baru. Yakni, Anggota Bursa (AB) tidak memiliki hak suara dalam penentuan pimpinannya. Semua dipolling melalui Komite penilaian dan komite menjadi penguasa dan penentu profesional siapa yang akan dipilih dan diumumkan 20 Juni mendatang dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Paket Ito Warsito dalam mendaftarkan diri ke Bapepam-LK, didukung oleh 32 AB. Sedangkan paket Edgar didukung 11 AB. Dukungan terbanyak diperoleh Harry Supoyo yang masuk paket III calon direksi BEI, dengan perolehan dukungan 59 AB

Pragmatisme Kekuasaan

Sebelumnya, pengamat pasar modal Yanuar Rizky pernah bilang, ketiga paket direksi BEI belum ada yang ideal, “Kesemuanya tidak ada yang ideal karena suksesi direktur utama BEI hanya diseleisaikan pada level arisan kelompok,”ungkapnya.

Dia menuturkan, pemilihan direksi BEI belum mempresentasikan anggota bursa. Pasalnya, paket Direktur Utama Mandiri Securitas, Harry Maryanto Supoyo dituding merupakan gerbong kekuasaan. “Kemudian, beberapa direktur yang selama ini satu gerbong dengan Ito Warsito (Dirut BEI saat ini), nyebrang ke Harry Supoyo,” ungkapnya.

Karena itu, suksesi Dirut BEI, sangat jelas faktor pragmatisme. Artinya, para direksi yang menyeberang itu, hanya ingin tetap dalam jabatannya. Begitu juga dengan paket dari Danareksa Securities. “Jadi, suksesi BEI, hanya paket geng-gengan saja. Ini menunjukkan betapa buruknya kualitas calon Dirut BEI. Harry Supoyo, dari Mandiri Securities sama saja dengan cerita suksesi komisioner Ototitas Jasa Keuangan (OJK) yang "di-Mandiri-kan" semua,” ujar Yanuar.

Idealnya, menurut Yanuar, Dirut BEI yang baru, pertama, bisa independen terhadap perusahaan sekuritas. Ini yang menurutnya sulit direalisasikan karena perusahaan sekuritas juga merupakan pemegang saham. Karena itu, figur yang diperlukan adalah figur yang bisa menjaga jarak dari manapun dia berasal.

Kedua, Dirut BEI yang baru harus mendukung arah integrasi sistem kepengawasannya di OJK. Sebab, BEI nantinya akan mengalmi masa-masa transisi dengan beroperasinya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) termasuk juga masa transisi otoritasnya.”Artinya, Dirut BEI harus orang yang mempunyai visi bagaimana caranya agar sistem pengawasan yang sekarang ada di BEI atau sistem perdagangan yang ada di bursa, bisa diintegrasikan dengan sistem-sistem yang ada di perbankan,” ungkap Yanuar. (didi/bani)

 

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…