IPO Pegadaian Incar Dana Rp 6,4 Triliun

Neraca 

Jakarta - PT Pegadaian Persero menargetkan perolehan dana hasil penawaran umum saham perdana (IPO) sebesar Rp6,4 triliun dari rencana pelepasan saham ke publik sebesar 30%. Namun sebaliknya, bila menawarkan 25% saham, maka dana yang dihimpun mencapai Rp5,3 triliun dengan asumsi nilai perusahaan Rp21,5 triliun.

Deputi Menteri BUMN Bidang Privatisasi dan Perencanaan Strategis, Pandu Djayanto mengatakan, dana hasil IPO itu akan digunakan untuk ekspansi, “Ekspansi yang akan dilakukan perseroan berupa penambahan jumlah gerai layanan operasional, perbaikan teknologi informasi, serta mendanai peralihan program manfaat pasti ke program pensiun iuran pasti,”katanya di Jakarta, Senin (4/6).

Dia menambahkan, program privatisasi melalui skema IPO memberikan manfaat kepada Pegadaian sebagai salah satu sumber dana murah dan sekaligus memperkuat struktur permodalan sehingga akan menurunkan tingkat DER (leverage menjadi lebih baik).

Selain itu, adanya dana murah dapat menurunkan tingkat suku bunga yang diberikan kepada nasabah yang dapat membantu nasabah, khususnya golongan menengah ke bawah serta mendorong peningkatan GCG."Untuk itu, kami tengah mengusahakan dan mengusulkan IPO Pegadaian dimasukkan ke dalam program privatisasi 2012," ungkapnya.

Adapun pertimbangan IPO Pegadaian 2012, karena selama ini sumber pendanaan perusahaan baik untuk pemberian kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai dan jaminan fidusia maupun untuk pengembangan usaha sebagian besar dari utang, baik utang perbankan maupun dengan menerbitkan obligasi dan surat utang lainnya.

Kedua, selama lima tahun terakhir, 85% sumber pendanaan untuk kegiatan usaha dan pengembangan usaha dan 17% dari dana sendiri. Ketiga, dengan besarnya sumber pendanaan dari utang, maka DER menjadi tinggi dan bunga pinjaman kepada masyarakat juga tinggi.

Keempat, untuk mewujudkan misi perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya golongan perusahaan telah dan akan memprogramkan penurunan suku bunga kredit. Kelima, konsekuensi dari penurunan suku bunga kredit menjadikan pertumbuhan laba dan ekuitas/modal menjadi berkurang, namun volume dan pertumbuhan nasabah menjadi lebih tinggi, yaitu dari 35 juta orang diproyeksikan menjadi 50 juta orang dalam tiga tahun atau 15 persen per tahun.

Keenam, uUntuk menjaga pertumbuhan laba dan ekuitas yang optimal seiring dengan pencapaian misi, maka diperlukan alternatif pendanaan yang efisien (murah) dan dapat menguatkan modal serta sekaligus menurunkan DER, yaitu melaksanakan penggalangan dana dari masyarakat melalui IPO. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…