Ratusan Waralaba Asing Segera Beroperasi di Indonesia

NERACA

 

Jakarta - Asosiasi Franchise Indonesia menegaskan sekitar 400 waralaba asing atau franchise dengan 15.000 gerai akan segera beroperasi di Indonesia. Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar Edy Setiadi tahun 2011, 16 perusahaan franchise asal AS, selain dari Malaysia dan Vietnam sudah masuk Indonesia.

"Kehadiran waralaba asing sesungguhnya juga baik bagi perekonomian dalam negeri karena turut membuka lapangan kerja. Masyarakat tidak membedakan adanya waralaba asing dan lokal. Franchise suatu hak universal, diakui secara internasional oleh dunia sebagai kekayaan intelektual," kata Anang usai peresmian International Franchise License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) di Jakarta, akhir pekan lalu.

Anang menegaskan keberadaan franchise dunia tidak bisa dibendung dan tidak ada monopoli dalam waralaba asing. Saat ini keberadaan waralaba lokal perkembangannya belum memuaskan. "Banyak waralaba dalam negeri cepat mati. Yang kita inginkan yang bisa bertahan lama," ujarnya.

Anang menjelaskan, konsep kemitraan dalam bisnis franchise, khususnya untuk usaha lokal didorong untuk ditingkatkan. Pasalnya, saat ini keikutsertaan pebisnis lokal pada sistem franchise sangat minim. Dari 1.700 usaha kemitraan, hanya 10% yang merupakan konsep franchise. Sementara sisanya adalah konsep business opportunity(BO).

Dia juga mengatakan tren menjamurnya BO ini berdampak pada tidak stabilnya iklim bisnis di Indonesia. Pasalnya, sistem ini dikatakan hanya mampu bertahan dalam waktu yang singkat. Akhirnya, pasar Indonesia yang sangat potensial justru dinikmati oleh investor franchise yang dari asing.

"Indonesia punya daya tarik sendiri, pangsa pasar yang besar menarik franchisor asing masuk ke Indonesia. Franchise lokal jangan sampai tertinggal. Kita punya banyak ciri khas, kalau bisa juga didorong ke luar negeri," ungkapnya.

Menurut dia, tahun ini terhitung jumlah franchisor (pemegang franchise) mencapai 400 perusahaan. Sementara jumlah gerai franchise mencapai angka 80 ribu unit. Kehadiran gerai franchise ini, kata Anang, juga mampu menyerap tenaga kerja mencapai 995 ribu orang per akhir 2011. Anang mengatakan, untuk menumbuhkan tren franchise di tanah air, menurut nya juga harus ada perlindungan iklim bisnis franchise lokal dari franchise asing.

Hal ini, menurut Anang sekaligus menjadi masukan terhadap Peraturan Menteri Perdagangan mengenai franchise yang saat ini sedang digodok. Contohnya, dia memaparkan franchise asing seharusnya mendaftarkan usahanya ke kedutaan besar Indonesia di wilayah asal franchise. Selain itu, pendaftaran franchise resmi ke Direktorat Jenderal Hak Atas KEkayaan Intelektual (HAKI), serta adanya surat tanda pendaftaran waralaba sangat diperlukan.

Tak hanya itu, franchise asing seharusnya juga menjalankan usahanya dahulu di Indonesia, minimal setahun. Hal ini untuk melihat performa bisnis franchisenya. "Karena ada juga franchise asing yang sebenarnya di negaranya sebenarnya usahanya saja belum jadi, tapi sudah masuk ke Indonesia. Formulirnya saja tidak ada. Maka dari itu seharusnya ada ketentuan usaha franchise sebelum menjual dan menawarkan," tuturnya.

Namun demikian, Anang menjelaskan sudah tak relevan lagi menganaktirikan waralaba asing di tanah air. Pasalnya, franchise merupakan hak universal yang diakui oleh dunia. Sehingga, jika ada franchise yang masuk ke Indonesia lantaran ada keunikan dan diakui oleh pasar global, hal itu merupakan ranah HAKI. "Saya tidakmelihat adanya dikotomi waralaba asing dan lokal, hal tersebut sudah tak relevan. Lagipula keduanya menyumbang banyak sekali tenaga kerja," tandasnya.

Di tempat Berbeda, Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) Amir Karamoy memaparkan,Pangsa pasar yang besar di Indonesia, ditambah dengan kondisi perekonomian yang stabil membuat waralaba asing semakin giat mengembangkan usahanya di Tanah Air. "Setiap bulannya, dua waralaba asing masuk ke pasar domestik. Kualitas dan sistem yang telah teruji membuat waralaba asing diminati pelaku usaha dalam negeri," kata Amir.

Amir mengakui waralaba asing memiliki sistem yang lebih baik dibandingkan waralaba lokal, sehingga mereka lebih mudah diterima oleh masyarakat. "Untuk waralaba asing, mutu serta sistem usahanya sudah teruji di pasar internasional. Sedangkan waralaba lokal, sistem dan kualitas sumber daya manusianya masih tertinggal dengan waralaba asing, sehingga mereka masih membutuhkan waktu untuk menguji pasar," ujarnya.

Menurut Amir, dalam bisnis waralaba di Indonesia, pemain lokal tercatat mencapai jumlah 650 dan 450 waralaba asing. Pada 2012, diprediksi akan masuk 100 waralaba asing ke Indonesia. Hingga akhir 2011 tercatat ada 400 waralaba asing yang sudah beroperasi di Indonesia dengan omzet mencapai sekitar Rp114 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 60% disumbangkan oleh waralaba asing. "Pertumbuhan rata-rata waralaba asing cukup signifikan. Diharapkan pemilik waralaba lokal dapat memperbaiki mutu dan kualitas sumber daya manusianya agar mempunyai daya saing," paparnya.

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…