Genjot Produksi, Pyridam Farma Siapkan Capex Rp 45 Miliar

Neraca 

Jakarta - Dalam rangka peningkatan pabrik dan menambah fasilitas produksi, produsen obat PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) menganggarkan belanja modal senilai Rp45 miliar pada 2012.

Kata Sekretaris Perusahaan Pyridam Farma Steven Setiawan, dana belanja modal tersebut akan digunakan untuk menambah fasilitas produksi guna memenuhi persyaratan GMP, “Nantinya tidak hanya menambah produksi, belanja modal juga digunakan untuk meluncurkan produk baru dan meningkatkan pasar dalam negeri dan ekspor untuk menyerap tambahan kapasitas produksi,”katanya di Jakarta, Senin (28/5).

Dia menuturkan, rincian belanja modal itu sekitar Rp16,65 miliar untuk renovasi bangunan pabrik, penambahan purified water sistem sekitar Rp11,82 miliar, penambahan air handling unit (AHU) sekitar Rp12,99 miliar dan pembelian mesin pabrik sekitar Rp2,60 miliar.

Nantinya, lanjut dia, belanja modal Rp 45 miliar akan berasal dari internal dan pinjaman bank. Saat ini, perseroan sudah mengantongi pinjaman dari bank OCBC NISP sekitar Rp 35 miliar dan belanja modal tersebut baru dikeluarkan.

Selain itu, perseroan menargetkan penjualan tumbuh 12% menjadi Rp169,23 miliar pada 2012 dari tahun 2011 senilai Rp151,09 miliar. Sedangkan laba bersih perseroan ditargetkan tumbuh 20% dari 2011. Perseroan mencatatkan laba bersih senilai Rp5,17 miliar pada 2011 dari tahun 2010 senilai Rp4,19 miliar.

Steven mengatakan, pertumbuhan kinerja perseroan akan didukung dari peningkatan kapasitas produksi dan produk baru. Selain itu, perseroan juga melakukan efisiensi untuk meningkatkan kinerja perseroan.

Peningkatan kapasitas pabrik mencapai 100% dan karena itu, perseroan akan meluncurkan produk baru seperti RAOST kaplet salut selaput yang telah diluncurkan pada Januari 2012 lalu, FUDAN 100 sirup diluncurkan pada Juni-Juli 2012, Cataro tablet effervescent pada Juni 2012, RACEF injeksi pada Juli-Agustus 2012, dan Vibranat strip pada Oktober 2012. "Kontribusi penjualan baru mencapai sekitar 25% dari penjualan,”ujar Steven.

Saat ini, perseroan melakukan penjualan lebih dari 90% ke pasar domestik dan sisanya untuk pasar ekspor. Perseroan melakukan pasar ekspor ke Filipina dan Hong Kong. Kata Steven, penjualan ekspor lebih sedikit karena penjualan obat-obatan ke luar negeri jauh lebih sulit dan membutuhkan waktu lama.

Kemudian untuk mendanai ekspansi tahun 2012, perseroan tidak membagikan dividen 2011. Hal itu telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) kemarin. (bani)

BERITA TERKAIT

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…